Bab 22 : Pecahkan kode

88 11 8
                                    

Happy Reading 💐
_______________________

Hari mulai menggelap dan mereka masih belum menemukan jalan keluar. Alesha dan yang lain langsung waspada karna takut akan datangnya binatang buas walau Rayyan berkata semua akan aman.

Mereka berjalan sampai mereka menemukan jalan keluar dari hutan tersebut. Alesha merasa janggal karna sedari kemarin mereka tidak menemukan jalan keluar dari hutan. Alesha masih sedikit ingat jalan keluar dari hutan itu, namun mereka tetap tidak menemukan jalan keluar nya sama sekali.

"Kita dari kemarin gak nemuin jalan keluar loh guys, padahal ini tuh jalan yang pertama kali kita lewatin."

Mereka yang mendengar ucapan Alesha mengangguk setuju. Rayyan berjalan menyinari pohon pohon yang menurut nya ada 'something'. Dan benar saja, Rayyan menemukan sebuah note yang menempel di batang salah satu pohon.

"Kalau tahu bakal menyelesaikan teka-teki, gue bakal nolak ajakan si Rio buat Dateng ke tempat ini!" Sarkas nya sambil mendengus kesal sedangkan Rio hanya menyengir hingga membuat Alesha ingin mencabik-cabik wajah nya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalau tahu bakal menyelesaikan teka-teki, gue bakal nolak ajakan si Rio buat Dateng ke tempat ini!" Sarkas nya sambil mendengus kesal sedangkan Rio hanya menyengir hingga membuat Alesha ingin mencabik-cabik wajah nya itu.

"Dari awal gue kan udah bilang jangan, lo nya juga sih Yo bikin gue darting,"ucap Dheana sambil menatap Rio dengan tajam. "Gue juga gak tahu bakal begini."

"Lo emang minta di tendang ya Yo?" Mendengar pertanyaan dari Dheana yang memakai nada kesal nya, Rio langsung berlari ke arah Shaka dan berlindung di belakang punggung Shaka. Sedangkan Shaka mendengus kesal.

"Kita harus bisa menyelesaikan teka-teki ini."

"Tahu,tapi gimana caranya?" Tanya Aruna membuat Shaka kembali berfikir. Rayyan mencoba melihat isi dari kertas note tersebut, lalu ia meminta Alesha untuk mengambil kertas note yang saat itu menyelesaikan di dalam rumah.

Alesha langsung memberikan semua kertas yang ia temukan di dalam rumah itu. Rayyan langsung mencari-cari arti dari angka-angka tersebut. Setelah menemukan nya, ia langsung menuliskan arti dari angka tersebut di kertas note nya.

"Fiks! Yang nulis teka-teki ini adalah pelaku yang sama yang saat itu mengirim Haega untuk membuat kita celaka!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Fiks! Yang nulis teka-teki ini adalah pelaku yang sama yang saat itu mengirim Haega untuk membuat kita celaka!"

"Kenapa lo bisa yakin kalau dia yang mengirim Haega?" Tanya Shaka pada Alesha untuk memastikan. "Karna teka-teki yang kita temukan ini, sama miripnya dengan teka-teki yang saat itu gue temukan di kamar 04. Yang sialnya malah kebakar entah karna apa,"jelasnya hingga membuat semua yang mendengarkan nya terdiam.

"Kebakar? Kok bisa?"

"Waktu kalian berdua lagi di kamar, gue dengan sengaja ingin mengecek sesuatu di kamar 04, seperti yang gue bilang kalau teka-teki ini mirip dengan yang gue temukan di kamar 04. Berarti, sebelum itu gue menemukan sebuah note kan? Nah pas gue mau kembali ke kamar, gue kelupaan untuk bawa note itu.

Dan saat gue kembali ke kamar, kertas note itu seperti habis di bakar oleh seseorang. Gue terkejut dan di saat itu lah gue merasa ada yang aneh."

"Ada sebuah helaian rambut yang bewarna kuning di sebelah note yang kebakar, dan yang gue yakin kan kalau itu rambut perempuan. Karna rambut itu panjang,"ucap Alesha yang membuat mereka terdiam. Dan tanpa mereka sadari bahwa ada salah satu dari mereka yang gelisah karna ucapan Alesha.

"Ah warna rambut nya seperti warna rambut Aruna!"
Aruna yang sedang melamun terkejut saat mendengar ucapan Alesha hingga semua menatap Aruna dengan bingung. "Lo kenapa? Kok kayak terkejut gitu?"

"Gue lagi melamun anjir, gimana gak kaget coba?" Tanya Aruna sambil mendengus kesal, Alesha menyengir. "Lagian melamun di tengah hutan, kerasukan nanti loh,"ucap Mario menakut-nakuti Aruna.

"Tiap hari gue kerasukan karna Lia." Mario langsung terdiam mendengar jawaban Aruna hingga membuat teman-temannya tertawa.

***

Hari mulai malam, bulan sudah menunjukkan diri di atas langit itu. Mereka memutuskan untuk beristirahat sebentar saja, sedangkan Alesha dan Rayyan masih berusaha untuk mencari jalan keluar.

Sebenarnya hanya Alesha yang ingin pergi, namun Rayyan ingin ikut Alesha agar Alesha tidak kenapa-napa. "Dasar modus!"

Alesha dan Rayyan juga tak lupa membawa kalung dan cincin mata birunya. Agar saat iblis itu kembali mereka mungkin bisa melawan nya.

Jikalau pun tidak bisa, ya sudah tinggal meneriaki nama Shaka dan Aruna, mereka pasti akan datang cepat. Rayyan selama berjalan bersama Alesha merasakan kepalanya seperti ditimpa batu. Kepala Rayyan sangat berat dan pusing, penglihatan nya kabur dan telinga nya seperti di bisikkan oleh sesuatu.

"Rayyan? Ray lo kenapa? Rayyan! Rayyan!" Alesha menatap Rayyan dengan khawatir, Alesha melihat mata milik Rayyan yang sepertinya berubah menjadi bewarna merah. Alesha panik dan mencoba mengeluarkan kalung mata biru miliknya.

Namun, saat ia ingin mengeluarkan kalung mata biru miliknya, Rayyan dengan santai nya merampas lalu membuang kalungnya dan menatap Alesha dengan tajam, tak lupa dengan senyuman miring di wajahnya.

Alesha terkejut dan menatap Rayyan dengan takut-takut. "Ray? Ini lo kan? Rayyan? Please sadar ini gue Alesha...,"ucap Alesha dengan lirihan di akhir kata nya seolah bisa menyadarkan Rayyan. Alesha jadi teringat perkataan Leo yang berkata bahwa Rayyan dikirim Makhluk jahat oleh seseorang.

"Bilang sama gue lo dikirim oleh seseorang kan!?"

"No no no, gue bukan makhluk jahat yang dikirimkan oleh seseorang, melainkan gue adalah Altar Ego nya Rayyan."

"Gak mungkin! Rayyan gak punya Altar Ego!" Sosok yang berbicara bahwa ia adalah Altar Ego nya Rayyan itu tersenyum miring lalu terkekeh kecil. Ia merasa gemas dengan gadis kecil di depan nya itu.

"Tanpa lo tahu pun, lo juga punya Altar Ego Sha,"ucap nya membuat Alesha terkejut dan tak langsung memercayai perkataan nya itu. "Hah.., gue Reynan Altar Ego dari Rayyan. Dan Altar Ego lo tuh kekasih gue, lo mengerti kan apa maksud dari ucapan gue?"

Alesha bingung kepala nya sangat pusing hingga membuat Reynan mendengus kesal. Reynan menghampiri Alesha dan menyingkap sedikit rambut Alesha yang menutupi leher putih miliknya. Dan ia mengeluarkan sebuah suntikan dan menyuntikkannya ke leher gadis kecil tersebut.

Alesha Merasakan sebuah jarum menyentuh lehernya, kepalanya mulai pusing, pandangannya pun memburam. Alesha berakhir pingsan.

"I'm sorry babe, this is for your good." Setelah mengucapkan itu, Reynan mencium kening Alesha dengan lembut. Lalu menggendong Alesha ala bridal style.

***

Seperti biasa vote and komennnn
Spam next 👉 👉 👉
Mwehehehe gimana bab ini menurut kalian?



A.R.M.A.D.A [TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang