<<REVISI>>
" Kamu udah yakin banget kayanya, padahal baru tiga bulan syuting bersama Chris, dan sekarang kamu main sodorin sahabat kamu ke dia, seharusnya kamu filter dulu pria model seperti apa yang coba kamu deketin ke Sakura " Hinata memutar matanya, ia sudah kenal Chris lebih dari yang Karin dan Ino pikirkan.
Pria itu baik, dan masih single juga. Ia sopan dan juga ramah, nilai apa lagi yang harus dipunya Chris untuk mendekati sahabatnya itu, oh.. ia lupa, pria itu juga punya otak yang cemerlang , pekerjaannya sebagai arsitek menambah nilai sendiri untuknya.
" Ayo taruhan, aku taksir Sakura engga bakal lepasin perasaannya sama Sasuke begitu aja " Sahut Ino, Hinata mendelik padanya, wanita itu memang dari awal tak setuju dengan rencana Hinata tapi mau dikata apa, ia sudah terlanjur bicara pada Chris kalau dirinya akan memperkenalkan sahabatnya itu.
Sakura butuh suasana baru, ia jamin kepindahannya kesini akan sia-sia kalau dirinya hanya memikirkan perasaannya untuk Sasuke. Biarkan Sakura mencari pengalaman baru, kalau memang Chris tidak baik dirinyalah yang akan bertanggung jawab.
" Kalian tahu kan aku tuh sayang banget sama Sakura, aku ngelakuin gini biar dia bahagia. Siapa bilang cinta harus memiliki? Aku cuma mau Sakura itu tahu kalau dunianya bukan hanya Sasuke saja, tapi masih banyak pria yang menginginkannya. Aku tahu kalian engga bakalan setuju, aku akan bertanggung jawab kalau Chris mempermainkan Sakura " Ucapnya.
Sengaja ia melakukan pertemuan dibelakang Sakura untuk membicarakan perihal ini, namun yang tak disangka adalah reaksi dari kedua sahabatnya yang tak terduga, mereka seakan-akan sudah berfikir negatif sebelum rencananya terjalan.
Tapi setelah melihat pipi sahabatnya yang bersemu saat Chris menatapnya ia yakin ada sesuatu yang akan terjadi nantinya, semoga sesuatu itu membawa dampak baik, bagi sahabat yang begitu disayanginya.
Karin mendekat, wanita itu memeluk Hinata yang tampak sendu. Mereka sama-sama menginginkan yang terbaik untuk Sakura, mereka ingin melihat Sakura membawa prianya saat datang ke acara-acara resmi. Ia ingin Sakura memamerkan pada dunia kalau hatinya bukan hanya diisi oleh Sasuke saja, masih banyak pria yang menginginkan wanita cantik dan punya cinta yang begitu tulus seperti dirinya.
" Aku udah ngerekomendasiin Chris buat jadi arsitek Sakura, dan kalian pastinya engga lihat kan gimana merahnya wajah Sakura pas Chris engga berhenti natap dia " Keduanya melotot saat Hinata mengatakan sesuatu yang jarang sekali mereka lihat, bukan jarang malahan hampir tidak pernah.
Ino dan Karin terdengar antusias, Hinata kembali bercerita tentang pertemuan pertama Sakura dan Chris, sahabatnya itu bahkan dengan berani menarik dasi yang dikenakannya dan membuat keributan.
" Kamu serius? " Tanya Karin dengan ekspresi tidak percaya. Suzy mengangguk dengan begitu bangganya.
Siapa sangka kalau Sakura masuk begitu cepat kedalam rencananya, ya.. siapa sih yang tak menginginkan hal terbaik untuk sahabatnya, Hinata kan begitu menyayanginya hingga rasanya ia gerah dan ingin segera menyomblangi Sakura dengan lawan mainnya itu.
" Padahal nih yah pas aku keluar dari Kafe, Sasuke sama Stella masuk tapi aku sengaja engga balik dan taunya apa... " Hinata sengaja menggantungkan ucapannya, keduanya begitu penasaran dengan wajah penuh tanya dan mulut terbuka.
" Cepetan ih " Jerit Ino tak sabar , Hinata mencondongkan kepalanya pada kedua sahabatnya lalu berbisik dengan sangat.. sangat pelan. Karin yang tak kalah kesal dari Ino menatapnya dengan tampang sebal.
" Mereka rangkulan, dan Chris sengaja manas-manasin Minho. Sumpah, ini bener-bener diluar rencana kita. Dan aku engga tau kalau hal kaya gitu bakalan kejadian secepat ini " Karin langsung mengepalkan tangannya diudara, Ino seketika ingin khayang ditempat. Sedangkan Hinata, wanita itu tersenyum dengan tangan melambai kearah sahabatnya.
" Aku cuma bisa berharap Sakura jatuh ketangan orang baik " Desah Ino pelan. Semuanya mengangguk karena mereka menginginkan hal yang sama yaitu Kebahagiaan Sakura.
Stella menatap Sasuke yang sedari tadi hanya diam, baru kali ini ia melihat pria itu begitu murung. Apakah karena ia datang telat ke acara Fanmeeting nya? Atau ada sesuatu yang tengah mengganggu pikirannya.
Pacar dua minggunya bahkan tak menatapnya dan hanya mengaduk-aduk makan siangnya saat ia menggenggam tangannya, respon yang tak biasa sekali. Entah apa yang tengah dipikirkan olehnya? Walaupun awalnya mereka disetting untuk iklan terbarunya, siapa sangka kalau akhirnya ia bisa mendapatkan hati pujaan hatinya.
Sasuke sangat tampan dan ia mencintainya, wanita itu mendekatkan wajahnya pada Sasuke. Ia terkesiap saat Sasuke menjauh dan berpindah menjadi duduk disebrangnya, sungguh ia sama sekali tak menyangka kalau Sasuke akan menolaknya.
Baru saja mereka cekikikan saat Sasuke menggodanya, dan sekarang? Pria itu bahkan sangat dingin padanya, seperti saat pertemuan pertama mereka.
Ditatap sekeliling kafe yang tengah dikunjunginya, untung saja pengunjungnya tengah sepi sehingga tak ada yang melihat hal memalukan yang baru saja terjadi, wanita itu memasang senyum terbaiknya , namun Sasuke hanya diam dan terus terpaku pada ponselnya.
Saat tangannya terulur diatas meja, dengan cepat ia menangkapnya tapi Sasuke langsung menepisnya dengan kasar. Stella yang tadinya diam menjadi semakin geram saat tahu Sasuke sama sekali tak menunjukkan respon yang baik padanya, ia bahkan terkesan menghindarinya.
" Apa kamu baru aja nolak aku? " Tanyanya, Sasuke mengangguk dengan mantap sambil menatapnya dengan pandangan begitu menusuk dan tajam.
" Ada masalah? "
" Ya tentu saja, kamu pacarku tapi kamu begitu dingin padahal tadi kita sama sekali engga punya masalah? " Katanya sebagai pembelaan karena tidak terima. v berdesis pelan, pria itu berdiri dari tempatnya dan mencondongkan tubuhnya untuk menatap Stella lebih dekat.
" Satu hal yang perlu kamu tahu, aku engga pernah nyatain cinta ke kamu. Dan kita sudahi saja ini, bukankah iklannya sudah keluar " Sahutnya dingin. Wajah wanita itu berubah menjadi pias.
Sasuke merogoh sakunya dan mengeluarkan beberapa lembar uang untuk pesanan mereka, tanpa menengok lagi pria itu langsung meninggalkan Stella begitu saja tanpa mau menghentikan langkahnya lagi. Stella yang kepalang malu hanya diam sambil mengepalkan kepalanya. Ia berharap tak ada paparazi ataupun pemburu berita disini.
Sasuke keluar dari kafe dengan perasaan lega, satu tugasnya telah usai dan ia benci sekali saat dirinya harus dibuntuti oleh makhluk yang bernama wanita, ia lebih suka sendiri, tanpa ada seseorang yang mengganggunya apalagi sok perhatian ataupun sok kecantikan dihadapannya.
Kalau bukan karena kerjasama mana mau ia berlaku seperti ini, buang-buang waktu saja. Ia lebih senang menghabiskan waktunya dirumah dan bersantai dengan bermain games diponselnya.
Tapi mengingat dan melihat Chris dan wanita itu tadi membuat tawa kecil hadir dibibirnya. Sasuke masuk kedalam mobilnya sambil tersenyum mengejek. Ia kira setelah wajahnya berubah jadi cantik ia bisa memiliki seluruh isi dunia. Tidak! Baginya Sakurai hanyalah seorang gadis dengan tubuh gemuk yang selalu menyusahkan. Sukanya membuat malu dan Sasuke membencinya.
" Yessy, Sarra, Diaz, Marry, Stella huh! Bukankah mereka semua terlihat mirip dan cantik. Tapi kenapa selalu kamu yang ada dipikiranku. Dasar gadis bodoh! " Umpatnya kesal, ia memundurkan mobilnya dan meninggalkan parkiran.
Entahlah, kenapa seharian ini bayangan si gendut itu selalu berkeliaran dikepala nya? Apakah ia mulai kehilangan kewarasannya. Pertemuan yang sangat mendadak tapi tak disangka kalau wanita itu sudah berubah banyak walaupun hanya tubuhnya, kecantikan nya masih sama dimata Sasuke. Dan secantik apapun dia, nyatanya Sasuke masih tak tertarik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh di Tangan Orangtua✔
Fanfiction📍 Mature For Language Content 📍 UPDATE SETIAP RABU Kejadian dari masa lalu membuat Sakura meninggalkan negaranya karena pria yang disukainya telah melukainya. Bagaimana kisah pertemuan mereka setelah terpisah beberapa tahun? ...