7. fairly odd parents

120 22 0
                                    


" Masih ingat rumah ternyata, sudah kapok bikin skandal Sasuke? " Sindir Ibunya, Tumben sekali anak bungsunya pulang, biasanya pria itu sama sekali tidak ingat rumah. Ia hanya kecewa saja karena Sasuke mengandalkan sensasinya untuk terkenal , berbeda dengan sepupunya, pria itu punya segudang prestasi dan bahkan bisa terkenal karena pekerjaan tersembunyinya sendiri.

Sasuke menjatuhkan dirinya disofa panjang rumahnya, Ibunya tengah menonton acara memasak ditemani segelas teh herbal hangat, akhir-akhir ini cuaca memang cukup dingin , apa mungkin sudah hampir musim dingin?

" Masih kurang uang kamu? " Sasuke menggeleng, sungguh ia pusing sekali dengan ocehan Ibunya yang tak akan pernah berhenti itu.

Pria itu merebahkan kepalanya dipahanya, untung Ayahnya tidak ada, kalau ada bisa-bisa ia diamuk olehnya. Kekurangan uang? Tidak mungkin , Sasuke punya penghasilan lebih besar dari penghasilan ayahnya. Sahutnya dalam hati dengan bangga.

" Mah , aku itu baru aja pulang, lelah , seharusnya Mama menyambutku " Ibunya memukul kepalanya dengan remote yang ada ditangannya. Ia terlalu kesal dengan jawaban yang kelewat asik dari mulut anaknya.



Apakah Sasuke kira ibunya wanita primitif? Tentu saja tidak, ia tahu betul apa yang dikerjakan anaknya disana, dan skandal yang selalu saja muncul setiap peluncuran produk, film maupun syuting drama yang diperankan olehnya benar-benar membuatnya muak. Mungkin ia terlihat diam dan acuh padahal setengah mati ia ingin menggorok lehernya.

Dan malam ini adalah malam pertemuan dirinya dan juga sahabatnya, ia harap keputusannya tidak salah. Ia hanya tak ingin anaknya terlibat terlalu jauh dengan drama-drama sebelum produksi yang mana harus mengorbankan reputasi anaknya sendiri.

Pilihannya dan juga suaminya sudah mantap, ia tak ingin Sasuke terjebak, sebenarnya ia ingin sekali membuat Minho berbalik arah dan mengurus perusahaan milik ayahnya, namun wanita setengah baya yang masih sangat cantik dengan kulit kencang itu sama sekali tak berbuat apapun. Apalagi saat Sasuke mengancam tak pulang kerumah.

Wanita bernama Mikoto itu menatap anaknya yang tengah membaringkan kepalanya dipaha miliknya. Walaupun Sasuke begitu menyebalkan, sombong dan keras kepala, belum juga seakan-akan sikapnya yang bisa membeli seisi dunia, ia tetap menyayanginya. Tangannya terangkat untuk mengelus rambutnya yang sudah cukup panjang, ada apa dengannya? Apakah ia tak mengurus rambutnya dengan baik?

v menatap Ibunya yang tengah terpaku menatapnya, lelah sekali rasanya setelah selesai dengan acara dilanjut dengan pertemuannya dengan Stella lalu memutuskannya, keduanya benar-benar membuat kepalanya hampir saja pecah. Ia benci punya segudang jadwal padat, walaupun begitu ia tetap menyukai pekerjaannya ketimbang harus duduk didepan laptop selama berjam-jam dan memeriksa berkas-berkas yang entah apa isinya.


" Mandi sana , kamu harus tampil gagah dan tampan " Perintah Ibunya, Sasuke bangkit dari posisnya lalu menatapnya dengan wajah penuh kecemasan. Dari matanya ia bisa melihat sesuatu yang disembunyikan olehnya.

Apakah Ibunya berniat mengalihkan profesinya lagi seperti waktu itu. Wah! Ia benci sekali saat Ibunya memaksa pengacara keluarganya membawakan berkas untuk dipelajari olehnya. Huh! Ia belum siap memimpin perusahaan besar, ia saja berkuliah dijurusan seni peran.

" Untuk apa? Ada acara apa memangnya? " Tanyanya penasaran. Ibunya mengulum senyum sambil mematikan televisi dan mengangkat gelas teh yang sudah tandas.

" Sudah mandi saja, jam tujuh kamu harus udah siap. Kita kedatangan tamu penting " Mikoto masuk terburu-buru kedapur, pantas saja sedari tadi ia mencium aroma kue dan juga santapan untuk makan malam yang begitu sedap ternyata mereka akan kedatangan tamu. Apakah tamunya adalah neneknya?

Jodoh di Tangan Orangtua✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang