6. nervous

125 20 0
                                    



Sakura duduk dengan kaku didalam mobil milik Chris, pria ini bahkan baru beberapa menit yang lalu dikenalnya dan sekarang pria itu mau dan bahkan repot-repot mengantarnya pulang. Seharusnya ia pulang bersama Hinata, entah rahasia apa yang tengah mereka sembunyikan hingga ia tak diajak dan bahkan sama sekali tak diberitahu kalau ada pertemuan.

Apakah mereka sengaja menghindarinya? Lalu bagaimana dengan kebisuan yang terjadi didalam mobil ini?

Sakura bukannya takut, entah apa yang terjadi sehingga dirinya begitu canggung pada pria yang ada disampingnya. Ini pertama kalinya ia begitu dekat, dan pertama kalinya juga ia berjalan beriringan dan bahkan dirinya tak menolak saat pria itu merangkulnya.

Sakura sudah menggengam kartu namanya didalam tasnya. Mungkin ia harus mencobanya seperti saran Hinata dan ia juga harus mencari referensi seperti apa komentar para klien yang sudah bekerja sama dengannya. Kalau sudah ketemu orang yang tepat kenapa ia harus mencarinya. Dan apa salahnya dicoba, kelihatannya pria itu asyik kalau diajak bicara.

Bisep dilengannya, potongan rambutnya yang rapi, kemeja, dasi dan jas resmi yang dikenakannya, kenapa pria itu sangat tampan? Ditambah pula kaki jenjangnya , pria itu adalah gambaran dari apa yang dinamakan sempurna. Otaknya mulai berfikir yang tidak-tidak, Sakura mengakui kalau pria itu tampan hanya saja ia mendefinisikan hal itu bukan karena ia suka tapi karena dirinya kagum. Pria itu ramah, walaupun tadi ia sempat melakukan hal memalukan dihadapannya.


Mengingatnya ia jadi malu sendiri.

" Aku jadi grogi loh , Ra " Ucapnya tiba-tiba, Sakura merasakan pipinya memanas, apakah ia baru saja terpaku? Kenapa tiba-tiba pandangannya sudah terarah padanya, dan bibirnya, kenapa juga bibirnya harus tertarik hingga terulas sebuah senyum diwajahnya. Ishh! Apa yang sebenarnya tengah dipikirkannya?

" Kamu gemesin banget sih, aku jadi makin suka " Sakura menatapnya sejenak, pria itu terkikik geli saat melihat wajahnya memerah bagai kepiting rebus. Setidaknya es yang ada didalam mobil ini mulai mencair karena guyonan milik Chris.

" Didepan belok kanan kak " Perintahnya, pria itu mengangguk sambil tersenyum, senang sekali rasanya saat melihat Sakura tak setegang pertemuan pertamanya tadi.

Sebenarnya ingin sekali ia menyinggung soal perasaan wanita itu pada Sasuke, hanya saja ia masih sedikit ragu, masa iya baru pertemuan pertama ia sudah membicarakan hal sensitif, bukankah Hinata melarangnya untuk membahasnya? Apa ia harus menunggu sampai wanita itu bicara sendiri? Tapi cepat atau lambat ia akan membuat Sakura bercerita tentang perasaannya.

" Terima kasih kak " Ucapnya dengan tulus , pria itu mengangguk dan menghentikan mobilnya disebuah rumah mewah. pria itu seperti menghafal jalannya dan juga tak asing dengan rumah yang ada dihadapannya.

Ia melirik  yang Sakura sudah membuka sabuk pengamannya, sebelum wanita itu keluar pria itu menahan lengannya membuat Sakura mau tak mau menatapnya kembali. Kenapa pria itu senang sekali melakukan sentuhan secara tiba-tiba . padahal ia ingin memantapkan hatinya lebih dahulu sebelum wajahnya kembali memerah.



" Sakura, apa ini rumah Sasori? " Tanyanya, Sakura menimang-nimang pertanyaan dari Chris. kenapa pria itu kenal dengan kakaknya? Apakah mereka berteman? Wanita itu mengangguk pelan dan tak lama sebuah ketukan dikaca jendela mengintrupsi keduanya, Sakura dan Chris menoleh , dan siapa sangka kalau topik yang tengah mereka bicarakan itu sudah ada dihadapannya.

Sakura melepaskan genggaman Chris. pria itu tersenyum melihat tingkahnya yang terlalu buru-buru keluar dari mobilnya. Chris mengikutinya keluar dan dilihat wanita itu tengah memeluk teman dibangku kuliahnya dulu.

Jodoh di Tangan Orangtua✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang