01. Mahesa, Aliza dan Sadipta

417 91 78
                                    

"Tidak peduli seberapa lama pun menunggu asal itu kamu, aku akan tetap menunggu."
-Mahesa Damian Dewantara

*:・゚

Suara deruman sepeda motor memenuhi seluruh halaman sekolah kala kelompok pengendara motor itu memasuki halaman sekolah.

Masih terlalu pagi mereka sudah membuat keributan dengan gaya keren seperti ini, dan para siswi pun siap berkerumun di lapangan sekolah hanya untuk melihat mereka.

Lihat saja wajah wajah wajah tampan yang tertutup helm itu kini sedang menebar aksi yang tidak bisa ditolak siapapun. Tapi berkendara berputar dilapangan sekolah adalah hal yang dilarang.

Dan tentu saja, pangeran sekolah ini akan turun tangan dan menghentikan aksi mereka. Tidak ada yang mampu menghentikan aksi mereka kecuali Sadipta sang ketua OSIS di SMA Taruna ini.

"Apa kau sengaja membuat keributan karna ingin mendapat perhatian, Mahesa?" ujar Sadipta dengan suara pelan dan mendominasi.

Sadipta Erlangga Mavendra, pria dengan tulang pipi tajam yang menonjol seksi, tatapan nya bagaikan bongkahan es yang dingin namun indah. Serta hidung mancung dengan tubuh tinggi itu selalu dapat membuat setiap wanita terpesona.

"Tidak, bahkan tanpa gua mencari perhatian mereka tetap akan memperhatikan ku," ujar Mahesa tak mau kalah dengan raut wajah enteng.

Mahesa Damian Dewantara, dirinya bagaikan karya tuhan yang sempurna, bentuk wajah yang tegas, tubuhnya yang tegap, serta hidung mancung yang indah, dan jangan lupakan mata elangnya yang memiliki tatapan tajam seakan siap membunuh siapapun.

Dirinya memang benar tanpa mencari perhatian pun Mahesa Damian Dewantara tetap lah pusat perhatian semua orang.

Wajah gagah dengan kulit tan serta netra kecoklatan itu selalu dapat membuat semua orang jatuh dalam pesonanya.

Mereka adalah most populer di SMA Taruna. Dengan kepribadian yang berbeda, mereka berdua selalu terlibat dalam perselisihan.

Seakan tidak ingin memperpanjang masalah. Sadipta, pria itu berlalu pergi dengan tenang setelah mengucapkan satu kata yang dapat membuat Mahesa naik darah.

"Kekanakan."

"Pengecut." Itulah yang keluar dari mulut Mahesa saat Sadipta hanya berlalu dan melewatinya.

***

"Za," panggil Mahesa dan hanya mendapat deheman dari lawan bicaranya.

"Dia ga baik buat lo." Tutur kata Mahesa membuat lawan bicaranya diam dan menatap tajam kearahnya.

"Emang lo tau apa? bukannya yang dianggap gak baik itu lo ya bukan Dipta. jadi atas dasar apa lo bilang dia ga baik buat gua?"

Aliza Putri Amara, Gadis berkulit putih dengan tai lalat di samping mata kanannya, netra teduh kecoklatan itu selalu dapat menghanyutkan siapapun, jangan lupakan rambut hitam panjang bergelombang indah itu. Dirinya seakan karya seni terbaik yang diciptakan tuhan.

Jujur saja jika membahas ini Aliza selalu tidak dapat mengontrol emosi nya. Perkataan benar atau salah adalah hal yang selalu membenahi kepalanya.

"Za, dia masih belum selesai dengan masalalu nya, dia bakal nyakitin lo za."

Sungguh sebagai teman yang baik dirinya hanya ingin memperingatkan Aliza bahwa pria yang dia cintai dan pacari sekarang adalah pria yang tidak bisa lepas dari masa lalunya.

Selalu saja begini reaksi yang diterima, Mahesa tidak punya niat buruk untuk menghancurkan hubungan Aliza jika pria yang bersanding dengan nya adalah orang baik walaupun dirinya menyimpan rasa pada Aliza.

"Hesa, gua bisa nyembuhin trauma masa lalu nya, gua bisa buat dia jatuh cinta sama gua, kenapa lo ga percaya sih?!"  tuding Aliza marah.

Kenapa semua orang selalu tidak dapat mempercayai dirinya? Dalam jatuh cinta menerima sakit tidak asing lagi bukan.

Mereka berdua sangat berubah, entah sejak kapan  percakapan mereka terasa begitu sesak. Seakan mereka lupa bahwa mereka adalah dua orang yang saling berhubungan dekat.

"Hesa pulang duluan saja, gua masih ada rapat, ga usah khawatir nanti gua pulang bareng dipta." Dirinya membereskan barang barang nya yang berserakan dimeja berlalu pergi tanpa mendengar jawaban Mahesa.

Sangat memuakkan saat Mahesa mendengar nama Sadipta keluar dari mulut Aliza. Aliza dia tidak boleh tersakiti bahkan sedikit saja, jika dipta berani melukai Aliza maka lihat saja apa yang akan dilakukan Mahesa.

***

Sadipta dan Aliza kini sedang rapat di ruang OSIS membicarakan pertandingan yang akan diadakan antar sekolah.

Sadipta dan Aliza adalah couple terbaik saat ini. Mereka berdua sangat serasi sang Ketua OSIS dan Sekertaris OSIS sangat cocok bukan.

"Aliza, catat semua yang kita diskusikan sekarang, dan kirim ke grup," tutur Sadipta yang mendapat anggukan dari Aliza.

Rapat selesai, seluruh anggota OSIS pun bubar. Disini lah Aliza berada sekarang, di koridor sekolah berjalan beriringan dengan Sadipta.

"Dipta, ayo pulang sekarang," ajak Aliza pada Sadipta.

"Maaf za, gua ga bisa lo pulang sendiri aja ya," jawab Sadipta seadanya.

"Tapi dip-" Ucapan Aliza dipotong oleh Sadipta saat Aliza ingin memberi alasan.

"Ngerti ya za, gua pesenin ojek aja deh."

"Ga perlu, aku pulang dulu." Meninggalkan Sadipta dan berlalu pergi.

***

Halo guys 👋
Gimana suka ga sama cerita aku?
Bantu vote+komen ya guys biar aku semangat nulisnya.

See you next chapter readers.

MAHEZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang