05. Kisah lama

109 23 6
                                    

"Maaf atas luka yang kuberikan, tapi aku tidak punya pilihan lain."
-Serena Antarumi

☆*:・゚

Setelah mengantar Aliza pulang, Sadipta tidak langsung pulang ke rumahnya dirinya mampir ke sebuah cafe berkumpul bersama teman teman lamanya.

"Widih ketos kita udah datang," suara Farhan menyambut kedatangan Sadipta.

Farhan Syahputra, teman lama Sadipta sewaktu SMP yang masih dekat sampai sekarang. Farhan tidak lain adalah sepupu dari Serena Antarumi, mantan kekasihnya.

Apakah Serena disini? Dimana dia? Memandang kesegala arah mencari keberadaan seorang wanita yang sangat dia rindukan.

"Ups dip, lo ga marahkan? Serena ada disini. Meski hubungan lo dan rena sudah berakhir, tapi menjalin hubungan pertemanan ga salah kan."

Sadipta benci saat Gialina mengucapkan kalimat seperti itu. Dirinya benci pada Serena bahkan untuk menjalin hubungan pertemanan serasa sesak bagi dirinya.

Gadis yang meninggalkan dirinya tanpa pemberitahuan apapun, yang memberi harapan lalu menjatuhkan dirinya gadis itu adalah Serena Antarumi. Gadis yang mewarnai hidupnya serta merusak warna itu.

Seorang wanita dengan rambut lurus panjang serta hidung mancung itu keluar dari arah toilet, tepat sekali gadis itu adalah Serena Antarumi.

Netra coklat nya bertatapan dengan netra gelap Sadipta. Terlihat jelas dari raut wajah wanita ini bahwa dia merindukan pria tinggi dengan tatapan tajam ini.

Sudah lama sekali rasanya tidak melihat pria ini. Banyak yang berubah dari pria di hadapannya ini, mata yang selalu memandang cinta dirinya kini hilang dan digantikan dengan tatapan setajam pisau dalam memandang nya.

Sadipta memutus tatapan itu terlebih dahulu, memandang kesegala arah asal jangan bertatapan dengan netra coklat milik Serena yang sayangnya sangat dirindukan.

Serena duduk dideket farhan, sepupunya. Dirinya tidak berani mendekat dengan Sadipta walaupun sangat menginginkan nya. Mereka saling berpura-pura tidak mengenal, seakan kisah tiga tahun lalu tidak pernah ada.

Hening seketika, dan david yang menyadari nya mulai membuat lelucon bodoh tapi mampu mencairkan suasana. Leluconnya memang mencairkan suasana tapi tidak bisa mencairkan tembok es yang dipasang Sadipta untuk Serena.

Waktu seperti cepat berlalu, mengikis momen momen yang telah berlalu. Perasaan yang pernah ada mungkin bisa berubah menjadi abu tapi mungkin juga disimpan didalam kalbu.

Bagaimanapun caranya, bahkan berusaha sekuat manapun mungkin tidak dapat kembali meluluhkan hati yang telah mati atau sudah berpindah hati.

Bibir bisa berbohong tentang apa yang diucapkan tapi tidak dengan mata, mata mengungkapkan semua perkara yang terselubung didalam hati. Seperti bagaimana cara Serena melihat Sadipta, siapapun akan tahu jika gadis itu masih menyukai Sadipta.

Pada masa ini mereka mengingat kenangan yang sudah berlalu tapi masih diingat didalam kalbu, tidak dengan semua kenangan. Mungkin ada baiknya beberapa kenangan dihilangkan dari ingatan.

Contohnya, ingatan tentang Sadipta dan Serena yang pernah berbagai rasa dan berjanji akan bersama... dan pada akhirnya perpisahan menjadi akhir dari mereka.

Malam semakin larut, hawa dingin pun mulai menusuk. Mereka memutuskan untuk mengakhiri pertemuan pada malam hari ini, diakhiri dengan tawa bahagia karena bertemu dan melepas rindu.

"Gua duluan ya," ucap Sadipta yang mendapat atensi dari mereka semua terutama Serena.

Gadis itu ingin berbicara bahkan hanya beberapa kata, tapi keliatannya tidak ada ruang bahkan untuk saling menyapa.

"Buru buru banget, ada yang nunggu ya." Itu hanya sekedar candaan dari david tapi beberapa orang mengambil makna lain, termasuk Serena.

Ada yang nungguin... Maksudnya? Wajah Serena berkerut bingung dengan ucapan david.

"Iya tuh, ditungguin liza ya?" balas farhan seakan ikut memanasi.

Aliza... Siapa gadis itu? Melihat farhan seakan meminta penjelasan, tapi yang ditatap hanya tersenyum tak bermakna.

"Iya nih," balas Sadipta diiringi dengan smrik kecil.

Melangkahkan kakinya memberi kesan tegas pada setiap langkah yang diambil. Dan meninggalkan ekspresi kecewa diwajah Serena dan Gialina, dimana Gialina adalah sahabat dari Serena dan penumpang kapal mereka.

***

"Han, siapa Aliza?" tanya Serena pada farhan yang menyetir mengantarkan dirinya pulang.

Sedari tadi dirinya ingin menanyakan itu pada farhan, tapi terlalu ramai orang karna itu dirinya mengurungkan niatnya.

"Kok diam... Pacar baru Sadipta ya," tebak Serena.

Farhan hanya diam tidak berniat membuka suara sedikitpun. Walaupun melihat wajah murung Serena membuat dirinya tidak enak hati.

***

Halo guys👋
Aku update lagi nih gimana suka ga sama cerita akuu? Jangan lupa bantu vote and komen yaa biar aku semangat nulisnya.

Ada yang mau nyampain pesan ga sama mereka??

Mahesa

Aliza

Sadipta

Serena

See you next chapter guys.

MAHEZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang