04. Kencan dadakan

139 46 58
                                        

"Aku juga menyukaimu, tapi aku perlu waktu untuk membalas cintamu"
-Sadipta Erlangga Mavendra

☆*:・゚

Setelah menyelesaikan membeli bahan bahan persiapan, mereka berdua kini tengah bergandengan tangan. Bercerita hal hal random tentang kehidupan masing masing, tunggu.. tidak hanya kehidupan Aliza.

"Ehh btw dip katanya ada pasar malem loh, mau coba kesana?"

Sadipta mengangguk kecil tanda setuju dengan ucapan gadis kecil didepannya ini.

"Janji ya." Aliza mengulurkan jari kelingking nya tanda agar Sadipta berjanji pada dirinya dan disambut Sadipta yang membuat senyum Aliza merekah sempurna.

Cantik itulah kata yang terus berkeliaran dipikiran Sadipta kala memperhatikan Aliza.

"Kita sudah mendapatkan semua barang yang diperlukan, jadi... ada tempat yang ingin kamu kunjungi?"

"Kamu ada waktu dip?"

Menjauhkan rambut Aliza yang tertiup angin menutupi wajah cantiknya. Mata mereka saling bertatapan, memandangi keindahan pada netra masing masing.

"Anggap saja sekarang kita sedang kencan, jadi... ada tempat yang ingin kau kunjungi nona Aliza?"

Semburat merah bak tomat itu terpancar dari pipi Aliza, dirinya terlihat salah tingkah seperti ini sangat imut dimata Sadipta. Bahkan Sadipta mulai tersenyum lebar dan mencubit pipi merona Aliza.

Dimana senyuman nya sangat jarang terlihat setelah wanita itu meninggalkan dirinya, Aliza gadis ini selalu dapat membangkitkan senyumannya.

"Apasih, ga lucu tau." Ga lucu tapi tu bibir senyum mulu. Gini nih bawaan salah tingkah, goblok.

"Ga lucu tapi senyum mulu." Goda Sadipta pada Aliza dan tidak ditanggapi lagi oleh Aliza.

"Ehh dipta kesana ayok!"

Aliza menunjuk pedagang bakso dipinggir jalan yang tidak jauh dari tempat mereka sekarang, menarik lengan Sadipta agar mengikuti langkah kecil nya.

"Dipta kamu mau?" dibalas anggukan oleh Sadipta.

"Kang ujang bakso nya sepuluh ribu, tahunya lima ribu ya kang."

"Sipp neng, tunggu ya." Kata kang ujang pada Aliza.

"Neng Aliza kok kesini ga bareng nak hesa, biasanya juga bareng nak hesa," ujar kang ujang pelan takut kedengeran oleh pria yang bersama Aliza.

Mahesa memang sangat sering mengajak Aliza membeli bakso di tempat kang ujang. Aliza juga tidak menolak karena memang seenak itu bakso buatan kang ujang.

"Bosan liza mah bawa hesa mulu, sekali kali liza bawa pacar ga salah dong kang," goda Aliza.

"Lah pria itu pacar neng liza? Kang pikir nak hesa pacarnya neng liza. Karna sering banget kesini sama nak hesa," ujar kang ujang.

Kang ujang sebenarnya terkejut bahwa Aliza bukanlah pacar Mahesa. Padahal mereka berdua seringkali membeli baksonya berdua.

"Liza sama hesa cuma temenan doang kang, ga lebih," jelas Aliza dan kang ujang hanya mengangguk tanda mengerti.

MAHEZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang