03. Rasa cemburu

175 53 106
                                        

"Jatuh cinta terbesar ku adalah kamu, dan selamanya tetap kamu"
-Mahesa Damian Dewantara

☆*:・゚

Kelas sedang sangat ramai sekarang diakibatkan hazar, salah satu perintilan Mahesa.

Hazar Antares, pria berperawakan tinggi dengan kulit tan, rambut acak acakan, serta lesung pipi yang menonjol ketika tersenyum.

Apa yang mereka lakukan? Tentu saja.. ceck khodam. Aktivis yang sedang ramai diperbincangkan di media sosial belakangan ini.

"Ratu kodamnya badak sumbu, Sara kodamnya nyi blorong, galah kodamnya semvak pelangi." Begitulah kira kira suara hazar yang sedang membacakan khodam teman temannya.

"Zar gua apa kodamnya?" Tanya Zora, salah satu curutnya Aliza.

Zora Ardelia Mahaputri, gadis pendek yang memiliki kulit putih serta rambut yang selalu diikat.

"Kodam lu tai macan Ra," sahut Hazar membuat Zora mengepalkan tangan nya erat.

"Ga boleh marah weh orang itu emang kodam lu."

Selalu saja begini, berbicara dengan Hazar selalu dapat menaikkan emosinya. Seperti sekarang tampang jeleknya itu sekarang sedang menatap Zora mengejek.

"Jasa bunuh orang keliling ada ga guys?"

Waduh Zora mode mak lampir, sebaiknya tidak usah macam macam.

"Mau bunuh hazar ra? Udah gapapa aku ikhlas," sambung Aliza tenang.

"Ye parah lo, za."

"Tau tuh, btw ra mau pakek pisau or pistol?" ujar Fira, sambil mengeluarkan pisau dan pistol di tas nya.

Hazar menelan ludah kasar diiringi dengan senyum canggung menatap, zora dan fira. Pada dua wanita ini sebaiknya jangan main main.

"Sebaiknya kita lupakan saja,"

"Kalau kodam gua apa zar?"  sahut Aliza yang ikut penasaran dengan khodam miliknya.

"Oh kalau lo za, tanya aja sama hesa." Mengedipkan matanya sebelah yang membuat Aliza mengeluarkan ekspresi jijik.


"Kalau lo mahh kurong, za," sahut Mahesa.

"Kurong apaan tuh, ketua,"

"Kucing garong." Perkataan Mahesa disambut tawa menggelegar dari teman-temannya memenuhi ruangan kelas.

Menarik dalam nafas nya, mendekat ke arah Mahesa untuk menjambak rambutnya tapi aktivitas nya harus terhenti karna suara hazar yang kembali menimpali.

"Yang gerak traktir satu kelas." Sekelas auto cosplay jadi patung. Tidak ada yang mau mengalah bahkan ketika lonceng berbunyi. mereka tidak bergerak sebelum ada suara yang menghentikan aksi mereka yaitu suara pak bambang, guru olahraga.

"apa yang kalian lakukan? duduk ditempat masing-masing sekarang!"

"Pak bambang gerak, ye guys pak bambang traktir, ye hidup pak bambang." Itu suara kenzo, yang membuat mereka sekelas mengikutinya.

Pak bambang bingung tiba tiba saja murid tidak beradab ini meneriaki namanya, tunggu dulu... Traktir? Sejak kapan dia berkata akan mentraktir mereka?

"Hidup pak bambang." Begitulah kita kira teriakan mereka.

"Tidak tidak, apa apaan kalian ini!" frustasi pak bambang.

***

Dan disini lah mereka sekarang, setelah pelajaran olahraga berkumpul di kantin dan tentu saja pak bambang yang mentraktir.

MAHEZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang