Part 3

1.6K 270 16
                                    

Adel baru saja membuka mata, setelah mendengar alarm ponselnya berbunyi beberapa kali. Hal pertama yang gadis manis itu lakukan adalah memeriksa ponsel pintarnya.

Kemudian tanpa sadar bibirnya mengembang dengan sempurna, saat melihat log panggilan whatsapp-nya diisi oleh nomor tak dikenal yang bisa dipastikan jika itu adalah Azizi Asadel.

Menekan layarnya beberapa kali untuk membuka room chatnya bersama Azizi dan kembali mengembangkan senyumnya, "bisa aja nih anaknya bapak super fadli," ucapnya sambil terkekeh.

Meletakkan ponsel ke nakas samping kasur, kemudian Adel berjalan ke arah kamar mandi, karena gadis manis itu harus datang ke kampus lebih awal untuk mempersiapkan presentasi.

Hampir satu jam berlalu, Adel baru saja selesai menyisir rambut dan menyemprotkan parfum, berniat untuk segera pergi ke kampus setelah memasukkan barang-barang yang ia perlukan ke dalam tas ranselnya.

Baru saja ingin melangkahkan kaki ke arah pintu kamar untuk keluar, tiba-tiba ponselnya bergetar beberapa kali. Saat dilihat ternyata Flora yang meneleponnya dan dengan cepat Adel menerima panggilan dari salah satu sahabatnya itu.

"Kenapa Flo?" Tanya Adel sembari berjalan keluar apartemennya, "ohh iya iya, nih gue baru mau jalan keluar apart," sambungnya saat mendengar ucapan dari Flora.

Klik

Pintu apartemen Adel sudah terkunci otomatis, "lah, emang gak sama lu?" Tanya gadis manis itu sambil terus berjalan ke arah lift, "oh iya, kemaren sama Olla ya? Yaudah tar gue samperin dia deh."

Adel masuk ke dalam lift bersamaan dengan seorang gadis yang tampak menggunakan masker, kacamata serta topi yang menutupi wajahnya.

"Oke, ntar gue telpon Olla dulu, kalo dia ada di rumah baru gue samper," ucap Adel sambil menatap ke arah gadis di sampingnya itu, "oke Flo, sip."

Dan sambungan telepon antara Adel dan Flora terputus, namun dengan cepat tangan gadis manis itu menekan kontak Olla dan kembali menelepon gadis berdarah Batak itu.

"Halo La," ucap Adel sambil terus menatap ke arah gadis di sampingnya, "kata Flora itu projek buat STS Jessi yang kemaren kita kerjain, lu bawa ke rumah ya?"

Mendengar kalimat dan suara yang tidak asing di telinga, berhasil membuat gadis yang berdiri di samping Adel menoleh untuk memastikan dan saat mata mereka berdua bertemu, situasi menjadi sangat canggung.

Karena Adel maupun gadis di sampingnya itu sama-sama mengetahui, siapa orang yang berada di hadapan mereka.

"Ah, iya iya gue denger," ucap Adel gelagapan, karena otaknya secara tiba-tiba langsung tak berfungsi saat menyadari gadis yang berdiri di sampingnya itu adalah orang yang semalam menghubunginya melalui telepon, "oke tar abis kelas gue samper ke rumah lu, sip."

Dengan segera Adel mematikan sambungan telepon bersama Olla, kemudian menatap ke arah Azizi yang saat ini juga menatap ke arahnya.

Berapa detik berlalu, namun keduanya masih mematung, karena bingung harus bagaimana.

"Kok di sini?" Azizi menjadi orang yang membuka percakapan terlebih dahulu, suaranya kecil karena tertutup masker, namun karena di lift kosong dan hanya ada mereka berdua, Adel masih bisa mendengar ucapan itu.

Adel menatap ke arah Azizi sebentar kemudian terkekeh pelan, "gue tinggal di sini," balasnya sambil menyenderkan tubuhnya di bagian belakang lift.

"Oh iya? Aku juga tinggal di sini," balas Azizi dengan nada antusias hingga tanpa sadar tubuhnya mendekat ke arah Adel.

Adel mengernyitkan dahinya, "hm? Lu tinggal di sini juga? Sejak kapan? Bukannya lu tinggal di rumah?" Tanya gadis manis itu.

"Udah dari lama aslinya, cuma emang lebih sering tinggal di rumah aja," balas Azizi sambil terkekeh pelan, "aku ke apart kalo lagi pengen sendirian dan gak digangguin orang aja."

IDOL AND FANSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang