Adel mengernyitkan matanya saat melihat cahaya yang menembus tirai kamar apatermen, membangunkannya dengan lembut. Secara perlahan, gadis manis itu merenggangkan ototnya sebelum benar-benar bangkit dari tempat tidur.
Hari ini terasa sedikit berbeda, dimana Adel tersenyum kecil saat mengingat pesan dari Azizi di malam sebelumnya. Karena mereka sudah sepakat untuk menghabiskan hari ini bersama di pantai untuk merayakan ulangtahunnya.
Bagi Adel, ini bukan sekadar hari ulang tahun, tapi juga kesempatan istimewa untuk menghabiskan waktu bersama Azizi di tengah kesibukan mereka yang padat.
Adel memutuskan untuk segera berjalan ke kamar mandi setelah memberitahu Azizi jika dia baru saja bangun, berniat untuk segera mandi dan segera bersiap.
Dua puluh menit berlalu, Adel sudah siap dengan setelah santainya, celana pendek hitam di atas lutut, kaos oblong putih tanpa lengan, topi berwarna hitam dan juga masker untuk menutupi wajahnya.
Mengambil ponselnya dan menghubungi Azizi, "halo Zee, aku udah siap nih, kamu di apart atau di rumah?" Tanya Adel sembari mengambil tas selempang kecil yang sudah ia masukkan dompet, powerbank, permen kopi dan airpods.
"Oke, aku samperin ke kamar kamu ya," ucap Adel sebelum memutuskan sambungan teleponnya.
Adel memperhatikan dirinya di kaca lagi, untuk memastikan jika dia sudah benar-benar siap, sebelum akhirnya berjalan ke kamar apartemen Azizi.
Setelah sampai, Adel mengetuk pelan pintu kamar Azizi dan tak membutuhkan waktu lama, karena setelahnya pintu berwarna coklat itu terbuka, menampilkan gadis cantik yang sudah siap dengan tanktop hitam yang dilapisi kemeja pantai dan celana pendek, tak lupa topi dan masker untuk menutupi identitasnya.
Sejak pertemuan pertama mereka, kedekatan ini terasa begitu alami, meski keduanya menyadari batasan yang ada di antara mereka.
"Siap?" tanya Adel sambil tersenyum lebar, memperhatikan Azizi yang baru saja membuka pintu kamar apartnya.
"Selalu siap kalau bareng sama kamu, Del," jawab Azizi sambil tersenyum manis, menerima tangan Adel yang terulur, lalu berjalan bersama menuju parkiran bawah untuk menaiki mobil milik gadis cantik itu.
Meskipun itu mobil milik Azizi, namun Adel yang hari ini menyetir.
Di sepanjang perjalanan, mereka bercanda ringan, tertawa, dan saling berbagi cerita. Momen-momen sederhana seperti ini adalah hal yang selalu mereka nantikan, di mana mereka bisa menjadi diri sendiri tanpa ada gangguan dunia luar. Meski hubungan ini masih terjaga dalam batasan yang tak terucapkan, kebersamaan itu terasa nyata dan tulus.
"Del," panggil Azizi pelan saat mobil mereka melaju di sepanjang jalan tepi pantai. "Aku kadang-kadang mikir, gimana kalau..."
"Gimana kalau apa?" Adel yang sebelumnya fokus dengan jalanan di depannya pun menoleh, menatap gadis cantik itu dengan pandangan penuh perhatian.
Azizi tersenyum kecil, menunduk sejenak, lalu berkata, "gimana kalau kita nggak punya banyak waktu seperti ini lagi? Kamu sibuk, aku sibuk... Kadang aku takut."
Adel menepikan mobil di tepi pantai, lalu menggenggam tangan Azizi dengan lembut. "Zee, selama aku bisa, aku akan selalu berusaha ada untuk kamu. Mungkin nggak setiap saat, tapi aku nggak akan ninggalin kamu. Begitupun kamu ya, jangan tinggalin aku."
Ada ketenangan dalam cara Adel berbicara. Setiap kata yang keluar darinya terasa begitu tulus. Azizi dengan semangat mengangguk, merasakan perasaan nyaman yang menyelimuti hatinya.
Saat sampai di pantai, mereka berdua pun turun dari mobil, berjalan beriringan menuju pasir yang lembut. Angin laut berhembus pelan, membawa aroma asin yang khas, dan suara ombak yang bergulung memberi suasana damai.
KAMU SEDANG MEMBACA
IDOL AND FANS
FanficAzizi merupakan member dari Idol Grup JKT48, sementara Adel adalah fans dari Azizi yang berkesempatan untuk bisa lebih dekat dengan idolanya dengan cara yang tak terduga.