"Aneh, bukannya kita harus ujian kenaikan kelas? Kenapa kita di sini, Hyung?" Jungwon mengedarkan pandangan dengan bingung. Ia menatap Jake penuh tuntutan, penasaran.
Jake menghela napas. "Kalau lo tanya gue, gue tanya siapa?" Jelas sekali bahwa jengkel. Jake juga sama seperti Jungwon, sama-sama kebingungan dengan keadaan mereka sekarang.
Hampir ingin kembali bersuara, ada seseorang yang datang tergesa. "Hyung! Hyung! Cepat kumpul ke sini! Ke lapangan depan!" Pemuda berpeluh keringat. Bajunya bahkan sangat berantakan, begitupula dengan rambutnya yang nyaris menutupi wajah. Panggil saja Ni-Ki.
"Ada apa?" Jake yang pertama menyahut, wajahnya tambah berkali-kali lipat bingung. Jungwon yang berada di belakangnya juga sama. Mereka merasakan suasana yang aneh, tidak seperti biasanya.
Jarak lapangan depan dengan ruang kelas lumayan jauh. Letak kelas X-Enyp berada di gedung paling belakang. Tidak bisa terlihat dari jalanan kota. Banyak yang menyebutkan bahwa gedung belakang milik X-Enyp menyeramkan, tidak sedikit juga yang mengatakan aura di sana berbeda.
Sedikit informasi, bahwa kelas X-Enyp merupakan kelas yang dihuni Jake, Jungwon, N-Ki beserta teman-temannya.
Ya, itu sih menurut orang lain. Jika orang itu merupakan bagian X-Enyp sendiri, tentu mereka biasa saja. Orang-orang gampang sekali menyimpulkan keadaan.
"Untung kalian udah pakai seragamnya." Ni-Ki mengambil napas dalam-dalam. "Semua siswa kumpul di lapangan buat ujian sekolah. Dari kelas X sampai Kelas XII, nggak ada yang nggak ikut."
"Iya, gue paham. Cuma ... kenapa harus make seragam ginian?" Jungwon nampaknya belum terima dengan keadaan. Katanya, sekolah ini memiliki seragam khusus jika waktunya ujian telah tiba. Lagi-lagi Jungwon heran, memang ada ya, seragam ujian bermotif seperti tentara? Yang benar saja!
Ni-Ki tiba-tiba menghentikan langkah. Raut wajahnya berubah datar, bukan lagi Ni-Ki yang biasanya─konyol, cerewet. Ia menatap Jake dan Jungwon bergantian dengan pandangan sulit diartikan. "Hyung, kalau ada hal-hal nggak masuk akal yang diarahkan guru, kalian jangan membantah ya? Pokoknya, apapun yang mereka perintahkan, jangan kasih pembelaan. Yang ada itu bakalan percuma, alias sia-sia."
"Emangnya kenapa sih?"
Kenapa?
Memangnya apa yang tengah terjadi?
Ni-Ki kembali mengalihkan wajah. "Supaya kita bisa selamat dan tetap seperti hari-hari sebelumnya."
Koridor nampak sepi. Entah karena penghuni masing-masing gedung sudah turun semua atau karena ada hal lain yang tersembunyi.
"Hyung masih ingat 'kan? Kalau kalah kita nggak akan bisa hidup tenang. Itu aja."
Kalah?
Kalah dalam hal apa?
Kalah saat ujian nanti?
Jungwon mengangguk, menyetujui arah ucapannya dalam hati. Tetapi tunggu, Jungwon bukan termasuk orang pintar di sini. Lantas, apakah ia akan kalah sebentar lagi?
Diam-diam, mereka bertiga merenungkan semua yang telah terjadi. Bukan rahasia lagi jika sekolah ini menjunjung tinggi sebuah kemenangan. Sekolah ini sangat anti dengan kekalahan. Pada masa yang silih berganti─semua murid, alumni atau mereka yang memiliki hubungan dengan sekolah ini, pasti membawakan sebuah kemenangan. Tidak heran jika akhirnya sekolah ini begitu dikenal.
Bukankah menang dan kalah itu hal biasa terjadi dalam kehidupan? Naasnya, kali ini mereka tidak hidup dalam sebuah pilihan.
Karena mereka semua ... harus berada dalam kemenangan.
"Selamat berjuang mengerjakan ujian sekolah tahun ini, semoga kalian tidak kalah ya ... awas saja kalau sampai kalah, siap-siap didepak dari tempat istimewa ini. Hehe."
[gambar hanya pemanis]
kemarin diunpub krn book ini kuajukan pensi, semoga aja bisa bertahan sampai akhir dan memeluk mereka secara nyata AAMIIN YAALLAH AAMIIN 🤍🤍🤍
dukungan kalian sangat berarti, jadi jgn lupa meninggalkan jejak abadi:)
•
•
•──tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Exam Games [Segera Terbit]
Mystery / Thriller❝Nggak naik kelas gara-gara kalah main game?❞ Segera terbit di @teorikatapublishing ya!