⋆
⋆
⋆
Esok paginya, Itaru mendapat kabar kalau ia akan dipulangkan ke Jepang oleh bundanya. Ya, bundanya tau masalah Itaru karena diceritakan oleh kakek Itaru.
Itaru tinggal di Italia itu bersama kakek dari ibunya yang asli orang Italia. 15 tahun sudah ia lewati di Italia, meninggalkan ibu sekaligus adik satu satunya.
Itaru meninggalkan Jepang bukan tanpa alasan. Ia disini, di Roma, Italia karena desakan kakek nya dan bundanya juga membiarkan nya. Dengan satu syarat, Itaru harus sudah bisa mandiri.
Saat ini, Itaru berada di gor tempat tim Gabbiano artico biasa berlatih. Ia kesini ingin mengajukan surat pengunduran diri dari tim tersebut.
Pelatih tim Gabbiano artico sempat menolak dengan keras permintaan Itaru. Bahkan manager nya juga ikut membantu supaya Itaru tidak jadi mengundurkan diri. Namun Itaru tetap pada pendirian nya.
Satu kata yang terlintas di pikiran Itaru tentang pelatih nya, 'keras kepala'. Dan dengan beberapa kalimat, pelatih nya terpaksa membiarkan Itaru keluar.
Itaru tersenyum menyeringai melihat pelatih nya ini terpaksa membiarkan nya keluar. Setelah mengundurkan diri, Itaru segera keluar dari gor tersebut. Di tengah jalan ia bertemu mantan rekan setim nya itu.
"Kheh, vieni fuori anche tu [Kheh, keluar juga kau]" Ucapan itu keluar dari mulut seorang Luciano.
Itaru hanya menghela nafas panjang. Terlalu malas meladeni tukang kompor itu. Ia hanya berdecak sebal, berharap mereka cepat pergi.
"Sei davvero sicuro di uscire di qui? [Apakah kau benar" yakin akan keluar dari sini?]" Tanya Gavino dengan nada terselip senang.
"Sì, avevo intenzione di uscire di qui. [Ya, aku memang sudah berencana keluar dari sini.]" Ucap Itaru diiringi sebuah senyuman yang agak menjengkelkan.
Ia kemudian berbalik kearah pintu keluar dan pergi meninggalkan mantan rekan tim nya itu.
Warning :
"Aku" = Bahasa Jepang
"Aku" = Bahasa Italia
Skip time :
"...................... ......................?" Tanya seseorang dalam telfon.
"Ya, aku akan berangkat jam 19.00 P.M. dan kurasa aku akan sampai sana besok malam" Terka Itaru memprediksi.
"...................... ....... ..........." Balas orang itu.
"Hm... Oh ya, apakah aku sudah kau daftarkan sekolah?" Tanya Itaru pada sosok tersebut.
"..., ........... .......... ..........!" Seru orang di telefon pada Itaru.
"Ya, maaf." Sahut Itaru meminta maaf.
"Ya sudah, ku tutup telfon nya dulu ya. Aku akan mengemas barang ku dulu" Sambung Itaru pada sosok di telefon.
"...., ...... .......... ........ ..............!" Tegur orang itu sekali lagi.
"Hm... Aku tutup dulu kalau begitu" Ujar Itaru mengahiri panggilan.
. . .
Beberapa saat setelah mengemas barang yang tidak bisa dibilang banyak itu, Itaru segera menemui kakek nya yang berada di halaman belakang rumah.
"Kakek, nanti Itaru akan berangkat ke Jepang. Apa Kakek bisa mengantar ku ke bandara sana?" Tanya Itaru berharap pada kakek nya itu.
"Hmm....., sepertinya bisa. Sekarang bersiap siap lah!" Jawaban kakek nya membuat Itaru mengulum senyuman.
"Osu!" Setelah membalas ucapan kakek nya, Itaru melenggang pergi meninggalkan kakek nya yang masih di
. . .
Sekarang ini, Itaru bersama kakek nya berada di bandara Fiumicino "Leonardo da Vinci". Mereka sedang menunggu pesawat yang Itaru pesan mendarat.
"Kakek tidak ikut aku ke Jepang?" Tanya Itaru memastikan.
"Kakek masih belum mendapat cuti Ita...." Balas kakek Itaru dengan senyum kesal.
"Kakek kan bisa mengajukan cuti untuk pulang ke Jepang?" Saran Itaru.
"Mereka selalu mencari alasan supaya kakek tidak pulang ke Jepang...." Jawab kakek nya dengan muka sinis. "Kakek titip salam saja pada ibu serta adikmu ya?" Lanjut kakek Itaru.
"Haaahhhh..... Baiklah. Itaru masuk pesawat dulu, pesawat nya sudah landing tuh" Ujar Itaru memeluk kakek nya. "Kapan kapan kita bertemu di Jepang ya?!" Ujar Itaru dengan pasti.
Kakek nya hanya tersenyum melihat tingkah cucucnya. Ia membalas pelukan itu dan segera menyuruh Itaru masuk pesawat. Kakek Itaru melihat punggung cucunya yang sudah mulai menghilang.
. . .
Itaru sudah berada dalam pesawat, ia menghela nafas lelah karena nanti ia harus bertahan di pesawat kurang lebih 14 jam .
Ia berniat tidur saja disana. Lagipula jika dirinya sampai di Jepang, waktu di Jepang sudah malam. Karena Itaru berangkat dari Italia jam 19.00 P.M., maka di Jepang ia akan tiba pukul 21.19 P.M. keesokan harinya.
Karena Tokyo lebih cepat 7 jam daripada Roma. Oleh karena itu, jika Itaru pergi jam 19.00 P.M + 14 jam penerbangan = 09.00 A.M. Namun karena Tokyo lebih cepat 7 jam maka, 09.00 A.M + 7 jam = 16.00 P.M / Sore hari di Jepang.
Tapi Itaru masih harus ke Miyagi. Ia turun di Narita Airport yang ada di Chiba, lalu ia masih ke Miyagi yang memakan waktu sekitar 5 jam 19 menit. 16.00 P.M + 5 jam 19 menit = 21.19 Jadi ia akan sampai rumahnya jam 21.19 P.M.
Begitu deh isi pemikiran dari seorang Itaru Fazio. Itaru ini pintar di bagian Fisika, MIPA, IPS, Sejarah, Biologi, Akutansi, dan sejenis nya. Namun ia lemah di pelajaran Seni, Bahasa, Prakarya, dan lain sejenis nya.
Shuttt......... Lihat, Itaru sudah tidur tuh. Kalian udah tidur belum kemarin? Kalau udah, berapa jam? Jangan sampe gak tidur ya! Bahaya buat tubuh kalau keseringan begadang!
. . .
Itaru kini sudah mendarat di Narita Airport, Chiba. Ia masih menunggu koper miliknya keluar dari bagasi pesawat.
Dan setelah menunggu agak lama ia mendapatkan kembali koper milik nya itu. Ia kini segera mencari keberadaan ibu serta adiknya.
Itaru memainkan ponsel nya dan menelepon sesorang yang tidak lain dan tidak bukan adalah ibu nya sendiri dong.
Ia berpesan pada ibunya supaya tidak terlalu lama menjemputnya. Karena punggung nya sudah sangat lelah menahan beban tubuh nya.
Bayangkan saja, kau disuruh duduk 14 jam non stop dan terkadang ada goncangan super kuat yang membuat mu mual. Huuuuh.... Author yang bayangin aja merinding.
///Abaikan yang diatas itu :)////
Okelah sekian dulu dari author, pegel nulis nya euy.
Tapi gapapa, demi reader tercinta author buatkan.
Oh iya author belum bisa update lagi 2 minggu kedepan karena masih diluar.
⋆⋆
⋆
To
Be
Continue
KAMU SEDANG MEMBACA
|▾ Seagull's become baby crow▾|
Fanfiction[First book] ►◦⋆⋆--▾⨪*⨪▾--⋆⋆◦◄ Itaru Fazio namanya, pemuda blasteran Italia-Jepang yang terkenal akan kegigihannya dalam mempertahankan bola dan mencetak poin dalam voli. Bakat yang ia miliki berhasil membuat dirinya dan tim nya beberapa kali memen...