Prolog

9.8K 219 19
                                    

Sore hari ini seperti biasa pria manis itu tengah menyusui anaknya, sikecil sudah wangi setelah mandi dan sekarang tengah mengisi perut mungilnya. Mata bulat itu menatap sang ibu, jemari kecilnya naik memegang pipi ibunya.

"Apa sayang? Anak Bibu sudah wangi dan tampan. Mau sambut Papa pulang ya." Wajahnya mendekat pada sang buah hati lalu menggesekkan hidung bangir keduanya.

Senyum putranya merekah semakin menepuk-nepuk pipi ibunya, kaki gempal nya juga menendang-nendang lucu.

"Aku pulang."

Pria manis itu menoleh lalu mengulum senyum pada anak sulungnya. "Selamat datang kakak."

Julian Sebastian mendekat pada pria cantiknya lalu mengecup pipi bulat sang ibu. Maniknya menatap datar sang adik yang tengah menyusu, jemarinya dengan jahil menarik puting sang ibu dari mulut adiknya hingga sikecil merengek mengepal-ngepal tangannya seperti ingin meninju sang kakak.

"Apa? Ini itu punya ku tau," ucap Julian sembari menunjuk dada sang ibu.

Sibungsu menatap kesal kakaknya, tangannya menyingkirkan telunjuk sang kakak dari dada ibunya. "Kaaaa.. uuuaaa."

"Bicara apa sih aku tidak mengerti bahasa alien mu."

"Aaaaaa..."

"Berisik dasar gembrot."

"Huuuaaa~"

"Kakak adek nya jangan di godain."

Pria manis itu kembali menyusui anak bungsunya, tangan yang menganggur mengusak surai hitam anak sulungnya.

"Tapi itu punya kakak Bibu."

"Nanti malam giliran kakak."

Julian cemberut sembari bersedekap dada. "Ayah pasti akan memonopoli Bibu jika malam. Huh, tidak ada waktu untuk ku lagi." Julian menundukkan kepalanya, sejak adiknya lahir waktu antara ibu dan anak itu memang sedikit berkurang.

"Hei, tidak seperti itu kakak. Bibu janji malam nanti kita berduaan."

"Janji ya Bibu, tanpa Papa dan adek."

"Iya sayang."

Senyum cerah Julian kembali menghiasi bibir tebalnya, senang sekali memiliki waktu berdua dengan pria cantik di sampingnya ini. Julian rindu pada sang ibu, rindu sekali hingga bisa meremukan tubuh kecil itu didalam pelukannya.

"Janji apa yang sedang kalian buat?"

Pria dewasa berkemeja hitam itu mendekati anak dan istrinya, tatapan tajamnya selalu berhasil mengintimidasi orang-orang yang ditatapnya. Aura dominan dan tegas juga menguar dari sang kepala keluarga ini.

"Tidak ada Pa, Papa kepo sekali. Sudah, kakak mau mandi."

Julian langsung pergi ke lantai dua kamarnya, malas tetap berada disana yang ada hanya menonton kemesraan sang ayah dengan pria cantiknya. Dadanya memanas penuh kecemburuan.

"Ck, anak itu."

"Tidak apa-apa mas."

Usapan lembut dipunggung tangannya membuat Jericho Sebastian menghangat, tatapannya melembut melihat sang istri. Menunduk sebentar untuk mengecup dahi istri manisnya. "Mas pulang sayang."

"Selamat datang di rumah suamiku."

Jericho tidak tahan langsung mengecup bibir candu miliknya. Melumat lembut dan menghisap berganti bibir bawah serta atas istri nya.

"Papapapa~"

Celoteh lucu itu menghentikan ciuman yang mulai panas. Hazel Oliver lega saat ciuman keduanya terputus, jika tidak ada putra bungsunya Samuel Sebastian mungkin dirinya sudah berakhir di ranjang.

Crazy FamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang