Part 08

3.3K 117 3
                                    

Hazel merasa bosan di rumah memutuskan mengunjungi orang tuanya, Hazel rindu ibu nya biasanya sang ibu selalu merecoki dirinya merengek meminta di antar pada mall atau menemaninya di butik.

Hazel tidak pergi sendiri ada Julian yang pasti mengikutinya. Hazel melirik anak sambungnya itu tengah sibuk bermain tablet sambil meminum susu kotaknya.

"Disana jangan rewel, nanti aku tidak mau mengajak mu lagi jika rewel."

"Iya Bibu," ucapnya sembari mengangguk membuat surai hitamnya ikut bergerak lucu.

Julian juga menatap Hazel dengan manik berbinar-binar seperti anak anjing. "Adek tidak sabar bertemu Gemma dan Yaya."

"Seperti nya kau akan bertemu dengan Gemma saja."

"Kenapa?" tanya nya agak sedih.

"Ayah ku sedang bekerja di kantor tentu saja."

"Yaaahh.."

Melihat raut sedih Julian Hazel jadi tak enak, saat Hazel bilang akan menemui orang tuanya Julian begitu semangat ingin ikut. Anak itu bilang dia ingin bertemu Gemma dan Yaya nya. Agak aneh ibu dan ayahnya disebut nenek dan kakek diusia yang masih terbilang cukup muda.

Rumah utama keluarga Oliver berdiri kokoh begitu megah didepan sana. Hazel memarkirkan mobilnya di garasi disebelah mobil ibunya.

Julian yang paling semangat keluar, Hazel segera menyusulnya. "Jangan berlari jalan biasa saja Julian."

Hazel gandeng tangan anaknya dan berjalan bersama. Pintu di buka oleh maid Hazel langsung melihat antesi ibunya yang sudah menunggu.

"Azel, Mae rindu."

"Azel juga Mae, bagaimana kabar Mae dan Daddy?"

Kedua anak dan ibu itu saling melepas rindu berpelukan erat, padahal belum ada satu minggu keduanya tidak bertemu.

"Kabar Mae dan Daddy baik sayang, kau sendiri bagaimana? Jericho memperlakukan mu dengan baik kan sayang?"

Tenisa Oliver melepaskan pelukannya lebih dulu sembari memperhatikan tubuh anaknya, apakah ada yang janggal.

"Mae aku baik-baik saja, jangan melihat ku seolah aku terluka. Mas Jericho sangat memperlakukan aku dengan baik." Pipi Hazel agak memerah memikirkan perlakuan manis suaminya.

Tenisa menarik nafas lega diikuti senyum lembutnya, sebagai seorang ibu tentu Tenisa selalu khawatir pada anaknya. Apalagi pernikahan ini adalah hasil perjodohan, Tenisa takut anaknya tidaklah bahagia.

"Gemma."

Tak tahan menahan diri Julian akhirnya membuka suara hingga atensi pria paruh baya itu teralih pada nya.

"Halo Julian, cucu Gemma."

Tenisa melebarkan kedua tangannya memeluk cucu nya. Baik Tenisa dan Jonathan memang sudah pernah bertemu beberapa kali dengan Julian, maka tak heran keduanya bisa sudah akrab.

"Bagaimana kabar mu sayang?"

"Baik Gemma, adek suka Bibu."

"Nah benarkan pasti kau akan menyukai anak ku."

Pelukan kedua nya terlepas dan Tenisa menjawil hidung bangir cucu nya itu. Julian tersenyum lebar saja sementara Hazel sudah duduk santai di kursi ruang tengah sembari menikmati kue yang dihidangkan maid nya.

"Ayo duduk."

Julian mengangguk lalu duduk disamping Hazel, mata sipit nya begitu berbinar melihat makanan ringan memenuhi meja. "Bibu adek mau."

"Makan saja Julian jangan malu-malu, Gemma siapkan memang untuk cucu kesayangan Gemma ini."

"Mae tidak menyiapkan nya untuk ku?" tanya Hazel cemberut.

Crazy FamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang