Part 11

3.1K 101 3
                                    

Sebulan sudah Hazel menjadi istri Jericho, kegiatannya tidak banyak karena Jericho menginginkan Hazel dirumah saja menjaga Julian. Cukup membosankan karena tidak punya kegiatan yang pasti.

Sore ini sambil menunggu Jericho pulang nanti Hazel memutuskan untuk melakukan yoga dengan menonton kelas tutor dari YouTube. Meski Hazel sudah sering melakukan yoga tetap saja ia butuh seorang tutor agar tidak salah gerakan.

Tubuhnya harus tetap sehat terus di hajar kenikmatan tak kenal waktu oleh suaminya itu. Hazel juga melakukan yoga mengencangkan vagina dan bokong.

Setengah jam berlalu keringat sudah membasahi tubuhnya. Hazel menarik nafas teratur bertahan dalam posisi agak ambigu. Hazel bisa merasakan otot-otot nya mulai mengencang.

Fokus nya langsung pecah saat bokongnya diusap-usap oleh seseorang. Hazel menoleh menemukan Julian menatapnya kebingungan. "Bibu sedang apa?"

"Olahraga."

"Olahraga?"

"Iya bayi."

Hazel menarik bokongnya kembali lalu melakukan gerakan lain. Julian masih ada disana, entah kemana Cakra yang tadi bersama nya.

"Kenapa olahraga nya berbeda seperti yang Papa lakukan."

Tentu saja beda, Jericho kan olahraga gym. "Tentu beda."

"Apa bedanya?"

Hazel mendengus kesal akan kepolosan Julian yang kadang ingin ia lempar bayi Titan itu ke rawa-rawa. "Nanti kau tanya Cakra saja, sana."

"Cakra sudah pulang."

"Yasudah sana kau duduk saja atau bermain."

"Tidak mau bibu, adek mau nen."

Hazel bertambah kesal, tidak lihat apa dirinya tengah olahraga begini. Mana bisa menyusui. "Nanti aku selesaikan olahraga ku dulu."

Hazel berusaha fokus pada layar televisi yang menampilkan instruksi yoga yang benar.

"Bibu.."

Hadeh, jika sudah begitu pasti akan merengek tak henti-hentinya dan membuat telinga sakit.

Hazel berhenti dan duduk di matras menatap Julian si bayi dugong yang siap menangis. "Sini." Masa bodo jika keringatnya akan mengenai Julian nanti, salahnya sendiri.

Julian semangat mendekati Hazel, remaja tinggi itu berbaring di samping Hazel. Tangannya memeluk pinggang ramping ibunya dan langsung menghisap puting susu sang ibu.

"Tangan mu diam, nakal sekali." Hazel menyingkirkan tangan Julian dari pantat nya. Tangan anak ini bergerak-gerak mengusap pantatnya, cabul sekali.

"Pantat Bibu besar, lembut seperti jelly adek suka."

Tangan Julian tetap kembali meremas-remas pantat Hazel bahkan sesekali memukulnya. Hazel sudah lelah menyingkirkan tangan anaknya ini.

"Cepat nen nya lalu pergi lah setelah ini." Kesal Hazel sembari meremas gemas surai hitam Julian.

Julian mengangguk saja, tangan kekarnya semakin membeli pinggang Hazel, perlahan menariknya keatas tubuhnya. Bisa Julian rasakan tubuh Hazel menegang, Julian segera mengeratkan pelukannya agar sang ibu tidak bisa kemanapun.

"Julian jangan seperti ini."

Hazel berusaha menarik diri tapi dekapan Julian di tubuhnya sangat erat. Tingkah Julian memang kadang kelewat batas seperti ini, kadang juga sering mengusap-usap vagina nya jika sedang menyusu atau menggesek penisnya di sana. Hazel berusaha untuk melarang dan menjelaskan jika itu tidak boleh tapi Julian hanya menatapnya polos saja.

Crazy FamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang