Dahulu, pangeran terlantar hidup sengsara di kandang kuda. Mencari makan tanpa kepastian, membuat beberapa orang kasihan.
Tapi, rasa kasihan itu jauh lebih kecil daripada rasa jijik dan serakah mereka. Mengetahui sang pangeran tak akan dianggap, semua pelayan dan pengawal mengambil semua harta yang menjadi haknya.
Awalnya pangeran kecil hidup di sebuah istana terlantar, tapi istana itu diambil alih oleh bawahan-bawahannya. Istana kecil itu dibuat semakin kotor karena bisnis-bisnis kotor yang terlibat di dalamnya.
Tak ada yang peduli dengan pangeran kecil yang semakin sekarat karena hanya menjadikan rumput dan tanah sebagai pengganjal perut. Ia menjadi sangat kotor dan kurus.
Suatu hari, pangeran malang masuk ke dalam istananya, membuat bawahan-bawahannya yang sedang berpesta ria jijik dengan penampilan kotornya. Si kecil yang malang dipukuli lalu dibuang ke semak belukar di pinggir hutan.
Apa? Takut dihukum karena itu? Pfft-
Bahkan kaisar melupakannya, dan dia sangat tidak mirip dengan keluarga kerajaan.
Tak ada mata permata dan rambut pirang keemasan yang indah. Hanya mata abu-abu dan surai perak yang membosankan. Persis seperti ibu pelacurnya..
Jadi, kenapa mereka harus takut untuk menghukum anak pelacur itu?
Pangeran kecil terbaring lemah di atas semak yang tajam. Hampir menyusul ibu yang tak pernah dilihatnya, sebelum..
Swish~
Tubuhnya perlahan pulih, kesadarannya yang hilang kembali, membuatnya dapat melihat pemuda tampan berambut hitam berkilau yang cantik.
Dia...
"..Lucas" yang disebut tersenyum, makin mengeratkan pelukannya pada malaikat kecil miliknya yang hanya diam.
Setelah sekian menit berlalu, ia melepaskan pelukannya lalu mengecup lembut dahi lembut milik malaikatnya.
"Di balkon dingin, ayo masuk" anggukan kecil membuat penyihir itu gemas.
Penyihir itu adalah Lucas, penyihir menara hitam paling hebat sepanjang sejarah, penyihir hitam yang menyelamatkan pangeran kecil, Felicis, di masa kecilnya..
Walau hanya sesaat.
______________________________________________
"Debutmu sudah dekat, dengan siapa kau ingin berdansa?" Tak ada jawaban, ini kesekian kalinya Kaisar diabaikan oleh putra lucunya itu.
Yang ditanya hanya melanjutkan makannya, tak berniat menjawab sama sekali. Kaisar menghela nafas sabar, jarang sekali, lalu ikut melanjutkan makannya sebelum menanyakan hal yang sama lagi.
"Papa, saat makan jangan berbicara" Felicis, kamu beruntung menjadi orang yang dicintai kaisar...
Sang kaisar menatap diam anaknya, lalu menurutinya. Makan siang mereka selesai, Claude langsung menanyakan hal yang sama untuk ketiga kalinya.
Felicis menatap papanya lelah, "papa ingin berdansa denganku?" Tanyanya balik. Telinga si kuning sedikit memerah, ia berdehem dan berpura-pura-
"Itu maumu? Baiklah" Lihat? Kaisar yang aneh..
Surai perak hanya mengangguk, tak apa, lagipula mereka berdansa sebagai ayah dan anak..
Kan?
"Apa ada yang kau inginkan untuk pesta debutmu?" Kaisar jadi banyak bicara..
Mata abu-abu hampir menggeleng sebelum mengingat sesuatu, ia menatap lurus kelelaki tampan di hadapannya.
"Aku..ingin mengundang seorang teman..." Claude mengangkat alisnya sedikit. Anaknya...punya teman?
Curiga dan penasaran, kaisar kembali membuka suara, "Teman? Siapa?" Tanyanya dengan nada tak suka.
Felicis tersenyum, lalu menjawab...
______________________________________________
"Diana, kau diundang ke pesta debut pangeran?!" Selir itu bertanya heboh, membuat yang ditanya tersenyum malu-malu.
"Ya, seorang teman memberikannya" semua selir langsung mengungkapkan keirian mereka.
Salah satu selir mendekat ke Diana lalu besuara, "Aku melihatmu sedang berduaan dengan kaisar siang tadi, kamu pasti mendapatkan undangan ini dari yang mulia kan!" Tebak selir itu.
Diana tersenyum malu dengan wajah memerah, "k-kamu melihatnya?" Sorak-sorai dari selir-selir terdengar kembali.
Jenny, yang termuda, merangkul tangan wanita berambut kuning itu, "Aku juga melihat kaisar masuk kekamarmu kemarin! Kamu bercinta dengan kaisar ya?!" Ucapnya blak-blakan.
Selir-selir semakin semangat. Tak ada yang cemburu ataupun kesal dengan Diana yang diperhatikan oleh kaisar. Karena semua sebenarnya penggemar Diana, sang penari dari Siodona.
Wanita cantik itu menutup wajah merahnya lalu pamit dengan malu-malu, menuju taman istana Ruby, tempat yang sering didatangi kaisar.
Langit jingga dengan sedikit ungu, dan angin sepoi-sepoi yang nikmat, pemandangan taman istana Ruby yang vulgar, juga seorang lelaki tampan yang duduk tenang.
Ah, dia merasa benar-benar beruntung..
"Yang mulia.." Lelaki tampan itu menoleh, lalu tersenyum. Mendekat ke arah wanita yang memanggilnya.
"Kamu datang" Wanita itu tersenyum manis, pipinya tersipu ketika sang pria mengambil tangannya lalu mengecup itu lembut.
Mereka berdua lalu duduk di dekat air mancur yang indah. Matahari hampir tenggelam, tapi mereka masih nyaman berbincang bersama.
Pria itu menyelipkan rambut kuning wanita di depannya, lalu mengelus pipinya yang semakin seperti tomat.
"Yang aku bilang waktu itu, sudah kamu laksanakan?" Tanyanya dengan suara menggairahkan. Sang wanita, Diana, mengangguk lalu mengambil tangan sang pria yang ada dipipinya.
Ia memainkan jari-jemari sang pria, lalu bertanya, "Yang mulia, bukankah lebih mudah jika Anda melakukannya sendiri? Sangat sulit bertemu pangeran, dan saya hampir gagal"
Pria itu terkekeh, "Tapi kamu berhasilkan...aku hanya ingin membuatmu dekat dengan pangeran" Diana tersipu lagi.
Dia benar-benar jatuh cinta.
TBC
Votmen atau aku bikin jadi sad end😊😊
Lama nunggu ya...
Hp ku rusak, jadi gak bisa update...
![](https://img.wattpad.com/cover/359443146-288-k81110.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Smile (Wmmap x M!oc)
FanfictionFelicis de alger obelia, ah, mungkin felicis saja. Anak dari sang kaisar Claude de alger obelia dan seorang pelacur yang dibayar untuk menjatuhkan nama sang kaisar. Sayangnya, Felicis tidak memiliki mata permata yang indah, khas keturunan raja, ia p...