Suara Felicis yang hangat nan lucu selalu membekas di benak Claude. Entah kenapa si pirang itu tidak bisa melupakan suaranya. Semenjak itu, Claude banyak memberi Felicis hadiah, hanya untuk mendengar suara itu lagi.
Tapi hasilnya nihil, Felicis tetap tidak mengeluarkan suaranya, namun Claude tidak bisa marah. Ekspresinya saat menerima hadiah sudah memuaskan..
Berkat kejadian hari itu, semua orang di istana mulai menghormati Felicis. Ia dirawat dengan baik, diberi makan yang enak dan bergizi, tidur di kamar yang hangat dan nyaman, bukan di kandang kuda yang dingin dan kotor.
Anak kecil itu perlahan menambah berat badannya. Ia banyak makan sekarang, Felicis mengira hanya rumput yang bisa dimakan, karena ia selalu diberi makan rumput dulu...
Menurut Claude, Felicis sangat kecil untuk anak usia lima tahun. Dibanding lima tahun, anak kecil itu lebih terlihat seperti anak usia dua tahun.
Itu karena tinggi Felicis yang hanya selutut Claude lebih dikit, dan berat badan Felicis yang hanya sembilan kilogram.
Ini menunjukan betapa kecil dan kurusnya Felicis. Dan dengan banyak luka ditubuhnya..itu membuat keadaan lebih buruk.
Butuh setahun lebih untuk membuat Felicis sehat kembali. Walaupun tingginya tidak terlalu berubah dokter bilang ada hambatan ditubuh Felicis yang membuat tinggi anak ini sulit bertambah.
Tapi Claude tak masalah. Selama Felicis bahagia, ia tak apa (ಠಿ_ಠ), hari ini adalah hari kenc- jalan-jalannya dengan Felicis. Felicis sangat suka dengan air, oleh karena itu, mereka akan kencan di danau seminggu sekali.
Claude menunggu di tepi danau, para pelayan takjub dengan Felicis yang mampu membuat seorang tirani menunggu. Pangeran kecil yang ia tunggu datang beberapa menit kemudian, mengenakan kemeja putih dengan hiasan yang tak lebay dan celana pendek dengan motif hiasan Yaang sama.
Felicis digendong Felix, satu-satunya orang yang boleh menyentuh Felicis selain Claude. Pangeran itu melambaikan tangan kecilnya yang lucu, pipi gembul nya merona indah. Claude tidak sabar melihat Felicis ketika sudah matang.
Felix memberikan Felicis pada Claude, agar Claude bisa duduk di perahu dengan Felicis. Ketika perahu mulai berjalan Felicis memeluk tangan Claude, seperti biasanya.
Mereka menikmati hening di tengah danau istana, Felicis belum terlalu lancar bicara, apalagi ia baru belajar bicara belum lama. Ia hanya tau sedikit kosa kata.
Tapi Felicis suka bersenandung, dan kaisar senang mendengar alunan senandungnya. Itu menenangkan dan membantunya ketika tak bisa tidur.
______________________________________________Hari pesta ulang tahun, bukan untuk Felicis, tapi untuk sang kaisar, Claude. Walau sebenarnya Claude tidak ingin mengadakan pesta merepotkan, tapi putra tercintanya nampak bersemangat, membuatnya tak tega untuk membatalkan pesta.
Felicis sekali lagi duduk di pangkuan kaisar. Dengan tangan kaisar yang mengelus perutnya dan menyuapinya banyak cemilan. Membuat rakyat tercengang melihat kehangatan kaisar.
Sementara itu, Felicis menonton hiburan para penari, tak menyadari sang kaisar yang menatapnya penuh cinta.
Mata abu-abu Felicis terlihat sangat indah, bayangan lentera dan bunga-bunga memantul, membuat yang melihatnya terpesona.
Apalagi pipinya yang berisi dan memerah, mungkin karena dingin, membuat sosok kecil Felicis terlihat seperti malaikat yang turun ke bumi. Membawa anugrah bagi siapapun, melupakan cerita kelahirannya yang penuh darah.
"Pa" Claude segera mengelus surai perak si malaikat kecil, mencium poni malaikatnya lembut.
"Hm?" Pangeran kecil itu menunjuk ke arah panggung, dimana seorang penari cantik menari dengan indahnya. "Mau"
Kaisar kuning itu tersentak. Ini pertama kalinya Felicis-nya meminta sesuatu. Jadi kaisar mengikuti arah telunjuk kecil yang indah itu. Lalu memerintahkan Felix untuk segera membawa wanita itu menghadapnya.
Diana, nama penari cantik itu, biasa saja bagi Claude, dari siodona dan sudah terkenal dengan gerakan tarinya yang indah.
Claude menggendong putranya, keluar dari lingkungan pesta yang berisik, mengisyaratkan wanita itu untuk mengikutinya, dan memberi seluruh obelia gosip baru.
Di taman kekaisaran yang indah, kaisar duduk sambil terus memangku putra manisnya, yang malah memperhatikan wanita biasa itu.
Abaikan kaisar yang kesal tanpa alasan, Wanita penari, Diana, berdiri canggung di belakang kaisar. Sesekali menyapa pangeran manis yang menoleh tepat ke wajahnya.
Felicia menatap Diana, lalu papanya, lalu Diana, lalu papanya lagi, hingga kepalanya pusing sendiri karena menoleh terlalu sering. Pangeran kecil itu merasakan tangan papanya yang bercahaya menyentuh pipinya, membiarkan aliran mana menyembuhkan pusing sang pangeran.
Tak tahan suasana canggung yang meresahkan ini, Diana mengambil langkah berani ke depan sang kaisar.
"Maafkan saya, yang mulia, boleh saya tau tujuan anda mengajak saya ke sini?" Tanyanya sesopan mungkin.
Kaisar masih acuh, tak mengalihkan perhatiannya pada pangeran kecil yang manis, yang saat ini kembali menatap Diana.
"Mirip..." Kata pangeran pelan, dua orang itu menatap bingung, tak mengerti dengan si kecil.
Si perak kecill itu menunjuk keduannya bergantian, lalu tersenyum manis "mirip!"
Claude langsung memegang dadanya, lebay, lalu mendekatkan wajahnya ke putra kecilnya. "Kau mau dia..karena mirip aku?"
Diana hanya diam.Anak kecil itu mengangguk dengan senyum lucu di wajah manisnya. "Papa..... suka..." katanya tidak terlalu jelas.
Meruntuhkan wibawanya di hadapan wanita penari, kaisar langsung sung memeluk sang anak erat dan menciumnya. Menciptakan suasana hangat dan penuh cinta di antara mereka berdua.
Melupakan wanita cantik yang hanya bisa tersenyum canggung menatap keduanya..
______________________________________________
"Jadi, itu pertama kalinya ibu bertemu kakak athy?" Tanya gadis kecil bermata permata pada wanita cantik di sebelahnya.
Wanita berambut emas itu mengangguk lalu mengusap surai pirang sang anak dengan lembut, sementara anak itu menatap ibunya penuh tuntutan.
"Ceritakan lagi ibu! Apa yang terjadi setelah itu?" Tanya gadis kecil yang cantik itu.
Wanita cantik itu tersenyum hangat melihat antusias putrinya, masih mengelus rambut lembut sang anak, ia melanjutkan ceritanya.
"Ibu menikahi ayahmu, lalu hadirlah kamu" Jawab Diana, permaisuri kaisar saat ini.
Ibu dari satu-satunya pewaris tahta kekaisaran Obelia, Athanasia de alger obelia.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Satu-satunya anak kaisar yang ada, saat ini.
TBC?
Lupa kalau ada book ini🗿
Kirain udah aku unpublish, untung beberes draft.
Btw, mau TBC atau END?

KAMU SEDANG MEMBACA
Just Smile (Wmmap x M!oc)
FanficFelicis de alger obelia, ah, mungkin felicis saja. Anak dari sang kaisar Claude de alger obelia dan seorang pelacur yang dibayar untuk menjatuhkan nama sang kaisar. Sayangnya, Felicis tidak memiliki mata permata yang indah, khas keturunan raja, ia p...