Di sebuah kantin sekolah, terlihat segerombolan anak muda sedang bersenda gurau di temani dengan gorengan serta es teh yang tersaji di meja tempat mereka duduk sekarang.
"Lo ingat kan waktu si Alfan kejebur got sebelah tamannya pak RT? Kocak banget anjing, bisa hitam semua gitu" Dia Khayazam Rizky AlGhofur, pemuda yang kerab dipanggil Azam itu menurut teman-temannya salah nama, karena namanya yang terdengar seperti orang yang kalem, nyatanya dia adalah pemuda dengan mulut celometan bila sudah berkumpul seperti ini
"Ck si Azam mah yang diingat aib temen, nggak asin lo" Dia Alfanzo Khazam Bhiantara, si Alfan yang dibicarakan oleh Azam, Alfan sebenarnya masih memiliki hubungan darah dengan Azam karena mereka masih sepupuan dan sikapnya tak jauh berbeda dengan Azam, hanya saja Alfan memiliki mulut yang cukup pedas, terlebih bila ada yang mengganggu dia atau pun teman-temannya, Siap-siap saja mulut sepedas Carolina ripper milik Alfan akan membungkam orang itu
"Tuhan sudah menutup aibmu tapi temanmu adalah Azam" Celetuk Hasan, Ghassan Izatul Nadim, pemuda yang cukup pendiam diantara mereka, tak begitu terlihat pendiam ketika sedang berkumpul bersama seperti saat ini karena mereka akan memiliki beribu topik yang bisa mereka bahas, hanya saja bila bercengkrama dengan orang yang tak begitu dekat maka Hasan akan menjadi orang yang paling pendiam
"Hahahaha Azam Azam" Kata Fahri sambil geleng-geleng, Qiyas Fahri Mustafa, pemuda yang paling pengertian menurut mereka, bahkan orang tua Fahri sudah mereka anggap seperti orang tua mereka sendiri, sebenarnya bukan hanya orang tua Fahri tapi mereka menganggap orang tua masing-masing adalah orang tua mereka, terlebih Raka yang memang dari mereka pertama kali berteman, dia tak tau kebenaran orang tuanya
"Kalau nggak salah waktu si Alfan kejebur Got lo juga ikutan deh" Celetuk Raka, Hanya Raka, Taraka, itulah namanya, nama yang tertulis di kalungnya dan satu-satunya nama yang melekat di ingatannya. Remaja dengan segala Kerandoman yang ia miliki, dia bisa menjadi yang paling semangat melebihi Azam, bisa paling pengertian melebihi Fahri, lebih judes ketimbang Alfan, bahkan lebih pendiam ketimbang Hasan, Raka adalah campuran dari keempat sahabatnya dan dia merupakan yang termuda diantara teman-temannya menjadikan Raka menjadi yang paling mereka lindungi terlebih mereka sangat mengenal sahabat mereka yang paling tidak enak kan itu.
Oke back to story
"Heh heh Rak piring nggak boleh buka kartu" Panik Azam
"Hilih tadi aja ngatain gue, eh di katain balik langsung panik, cemen kau kawan" Ledek Alfan
"Heh Alfan kutu kupret, nggak ada sejarahnya seorang Khayazam itu cemen, yang ada tuh hanya Khayazam keren" Kata Azam sambil berdiri dan berkacak pinggang ala emak-emak yang sedang marah
"Heh cepat kresek mana kresek, gue mau muntah" Kata Alfan
"Gue heran sama lo berdua deh, kalau ketemu gini ribut ae teros, coba aja yang satu kagak masuk, chat di grub langsung penuh" Cibir Hasan
"Kemarin ada yang pulang cepet tuh, katanya takut sepupunya nyariin" Celetuk Fahri
"Ohh yang kemarin spam di grub pakai emotikon alay itu yah? " Kata Raka sambil berpura-pura mengingat
"Yang masuk kelas pakai helm sambil mantengin HP itu nggak sih? " Kata Hasan yang ikut bersandiwara
"Udah lah Fan, gue tau kok kalau lo itu care sama gue, jangan tsundere gitu lah" Kata Azam sambil mencolek dagu sepupunya itu
"Heh mana ada cih" Kata Alfan sambil memalingkan muka
"Tuh tuh lihat, telinganya merah anjay" Heboh Raka
Seketika tempat itupun di isi okeh kehebohan mereka yang meledek Alfan si Tsundere number one in the group
Mereka terus bercanda tanpa menghiraukan kantin yang saat ini sudah sepi karena bel tanda jam pelajaran sudah berbunyi sedari tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Taraka alfarizi
Random"Kalian ini benar-benar"kata seorang pria dengan memijat pelipisnya yang pening "Mulai besok kalian ke tempat Om Arman sama tante Leya, papa nggak Terima penolakan"lanjut pria itu *** " Papanya Fahri sayang banget yah sama fahri, kapan coba gue bisa...