6. Penjelasan

22 6 1
                                    

Di sebuah ruangan yang ada di rumah sakit, suasana yang tadinya sunyi karena dimarahi oleh Aryo tambah sunyi ketika pasukan emak-emak datang menyerbu dan memberikan tatapan maut pada mereka berempat.

Note: Hasan disiram emaknya gara-gara susah dibangunin

"Bunda tega banget sih sama anaknya" Dengus Hasan sambil mengeringkan rambutnya, Hasan tadi langsung mandi setelah disiram sama Bundanya

"Ya kamu sih, dibangunin nggak bangun-bangun" Omel Bunda Hasan, Hanung

"Hasan ngantuk tau, semalem tuh eh" Hasan menutup mulutnya, sial, dia keceplosan

"Apa? Semalem ngapain kamu? Ngegame? Udah dibilang kalau disuruh tidur tuh langsung tidur, disuruh tidur malah main game, dikasih tau sama orang tua kok nggak di pakai" Omel Hanung

"Nggak atuh bun, Hasan semalem langsung tidur atuh" Elak Hasan

"Loh bukannya semalem kita mabar? " Dengan polosnya Alfan bertanya

"Heh apa kamu bilang tadi? "Oke Alfan sepertinya sudah membangunkan macan betina yang tertidur

Glek

Mereka berempat meneguk ludahnya kasar saat melihat tatapan para ibu nampak menyeramkan

" Eh eh kita tuh mabar cuma sampai jam 10 malam, kalau Hasan mah nggak tau" Kata Azam

"Ho'o, semalem cuma sampai jam 10 malam" Kata Fahri karena memang itu kebenarannya

"Noh noh, ngapain kamu semalaman penuh? " Tanya Hanung

"Emhh ya ngegame Bun" Cicit Hasan

"Kam-

Cklek

Pintu terbuka menampilkan Hamdan yang terlihat agak berantakan

" Loh mas, kamu disini juga? "Tanya Arsita, istri Hamdan sambil menyalami Hamdan

" Iya tadi nyusul Aryo"kata Hamdan sambil tersenyum

"Gimana bang? " Tanya Aryo

"Raka kena infeksi, pisau yang dipakai ternyata udah berkarat dan kotor, dia masih dalam kondisi Kritis" Jelas Hamdan

Mereka semua terkejut

"Siapa Raka? " Tanya Renata yang memang tak mengenal pemuda itu

"Dia teman Farel Umi" Jawab Farel, dia memang memanggil kakak ipar dari sang ayah Itu dengan sebutan Umi

"Huftt ada yang ingin aku bicarakan dengan kalian" Kata Hamdan

"Itu lo udah bicara Dan" Celetuk Dani, ayah dari Azam yang mendapatkan tatapan maut dari Hamdan

Pletak

"Kagak bisa serius banget ni orang, heran gue"ketus Indra, ayah dari Alfan

" Ck biarin abang gue bicara dulu elah"semprot Aryo

Oke mereka diam, Hamdan mengambil napas dalam-dalam

"Huftt kayaknya bentar lagi kita ketemu sama Tara"

Deg

"T-Tara mas? Kamu, kamu nggak bohong kan? " Tanya Renata memastikan

Handan tersenyum

"Sebenarnya aku mau bilang setelah aku benar-benar memastikan ini, tapi ada baiknya kita menunggu bersama kan? " Tanya Hamdan pada mereka

"Hikss aku harap dia benar-benar Tara" Kata Renata sambil menangis di pelukan Hamdan

Hamdan mengelus punggung sang istri yang tertutup baju juga kerudung yang dipakai Renata, mencoba menenangkan wanita yang senantiasa menemaninya itu

"Tara? Dia siapa? " Tanya Fahri mewakili  orang-orang diruangan itu yang tak tau siapa itu Tara dan apa dampak seorang Tara bagi mereka

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Taraka alfariziTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang