2. Kaboor

19 5 0
                                    

"Anjir lo Rak, jijik asyu"

Tut

Telepon dimatikan

Mereka pun berjalan mengendap-endap di lorong guna menghindari guru yang berpatroli dan yah mereka sepertinya sedang tidak beruntung.

Didepan mereka sudah ada pak Kamal yang siap dengan penggaris kayu miliknya.

"Waduh pak Kamal gesit banget perasaan" Panik Alfan

"Tu guru emang punya mata batin deh, perasaan ada mulu di sekitar kita" Kata Hasan

"Dia mah punya indra ke-enam" Kata Azam

"Hah kayaknya kita bakal agak telat deh" Kata Raka sambil mengehela napas lelah

"Yah, sangat telat" Kata Fahri yang melihat pak Kamal sudah menemukan keberadaan mereka

"Satu" Kata Hasan

"Dua" Kata Alfan

"Tiga" Pekik Azam

"KABOOR" pekik kelimanya bersamaan

Mereka pun berlari  ke depan dimana ada pak Kamal menanti, mereka berlari ke arah gerbang sekolah yang terbuka karena baru ada tamu yang masuk

"HEY JANGAN LARI KALIAN" Pekik pak Kamal

"Kagak mau, kita maunya lari pak" Pekik Raka

"HEH"Pekik Pak Kamal sambil berlari mengejar murid bandelnya

" Ayo woy cepet"pekik Fahri

"Udah cepet ini" Pekik Azam yang berada di paling belakang

Mereka berlari sekencang mungkin untuk menghindari kejaran Pak Kamal yang luar biasa cepat.

Jangan salah, pak Kamal tuh masih muda, masih perjaka belum menikah, larinya tuh ngalah ngalahin guru olahraga yang biasanya cuma menyuruh muridnya lari

"YaAllah pak Kamal, ingat usia nanti encok loh" Pekik Hasan yang melihat kebelakang dimana Pak Kamal berlari dengan semangat empat lima

Di depan mereka nampak gerbang yang akan di tutup

"Woy tambah kecepatan" Pekik Raka

Mereka pun berlari lebih cepat dan

Srekk

Alfan menarik Azam saat remaja itu keluar paling akhir

Dan kembali berlari menyusuri jalanan yang ada di depan sekolah mereka

"Hosh hosh hosh, capek anjirr" Umpat Azam

"Ho'o hosh hosh hosh berasa simulasi dikejar setan" Kata Alfan

"Pak Kamal tuh emang ounya masalah hidup deh sama kita" Kata Hasan

"Dari dulu emang dia yang paling disiplin sih" Kata Fahri

"Nggak kaya kepala sekolah tukang telat" Cibir Raka

"Tau gitu gue minta Bapak gue jadi kepala sekolah" Kesal Hasan

"Yang ada kalau bapak kau yang jadi Kepala sekolah, ini hujan jadi SMA lagi malah jadi Aliyah" Cibir Azam

"Ya bagus tuh, biar nggak ada spesies kadal buaya darat kayak lo" Cibir Raka.

"Heh gini-gini gue perjaka ori yah" Kesal Azam

"Kita semua ori kali, nggak ada tuh yang bilang lo kw" Cibir Fahri

Kali ini Alfan cukup diam, dia merasa mereka tadi diikuti.

"Kalian ngerasa ada yang aneh nggak tadi? " Tanya Alfan

"Entah, gue cuma ngerasa ada yang ngikutin aja sih, paling juga gara-gara dikejar pak Kamal kali" Kata Azam yang doang guki mereka semua

"Bukan pak Kamal tap-

Prok

Prok

Prok.

" Wahhh udah disini aja kalian"

















Taraka alfariziTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang