"Anjir lo Rak, jijik asyu"
Tut
Telepon dimatikan
Mereka pun berjalan mengendap-endap di lorong guna menghindari guru yang berpatroli dan yah mereka sepertinya sedang tidak beruntung.
Didepan mereka sudah ada pak Kamal yang siap dengan penggaris kayu miliknya.
"Waduh pak Kamal gesit banget perasaan" Panik Alfan
"Tu guru emang punya mata batin deh, perasaan ada mulu di sekitar kita" Kata Hasan
"Dia mah punya indra ke-enam" Kata Azam
"Hah kayaknya kita bakal agak telat deh" Kata Raka sambil mengehela napas lelah
"Yah, sangat telat" Kata Fahri yang melihat pak Kamal sudah menemukan keberadaan mereka
"Satu" Kata Hasan
"Dua" Kata Alfan
"Tiga" Pekik Azam
"KABOOR" pekik kelimanya bersamaan
Mereka pun berlari ke depan dimana ada pak Kamal menanti, mereka berlari ke arah gerbang sekolah yang terbuka karena baru ada tamu yang masuk
"HEY JANGAN LARI KALIAN" Pekik pak Kamal
"Kagak mau, kita maunya lari pak" Pekik Raka
"HEH"Pekik Pak Kamal sambil berlari mengejar murid bandelnya
" Ayo woy cepet"pekik Fahri
"Udah cepet ini" Pekik Azam yang berada di paling belakang
Mereka berlari sekencang mungkin untuk menghindari kejaran Pak Kamal yang luar biasa cepat.
Jangan salah, pak Kamal tuh masih muda, masih perjaka belum menikah, larinya tuh ngalah ngalahin guru olahraga yang biasanya cuma menyuruh muridnya lari
"YaAllah pak Kamal, ingat usia nanti encok loh" Pekik Hasan yang melihat kebelakang dimana Pak Kamal berlari dengan semangat empat lima
Di depan mereka nampak gerbang yang akan di tutup
"Woy tambah kecepatan" Pekik Raka
Mereka pun berlari lebih cepat dan
Srekk
Alfan menarik Azam saat remaja itu keluar paling akhir
Dan kembali berlari menyusuri jalanan yang ada di depan sekolah mereka
"Hosh hosh hosh, capek anjirr" Umpat Azam
"Ho'o hosh hosh hosh berasa simulasi dikejar setan" Kata Alfan
"Pak Kamal tuh emang ounya masalah hidup deh sama kita" Kata Hasan
"Dari dulu emang dia yang paling disiplin sih" Kata Fahri
"Nggak kaya kepala sekolah tukang telat" Cibir Raka
"Tau gitu gue minta Bapak gue jadi kepala sekolah" Kesal Hasan
"Yang ada kalau bapak kau yang jadi Kepala sekolah, ini hujan jadi SMA lagi malah jadi Aliyah" Cibir Azam
"Ya bagus tuh, biar nggak ada spesies kadal buaya darat kayak lo" Cibir Raka.
"Heh gini-gini gue perjaka ori yah" Kesal Azam
"Kita semua ori kali, nggak ada tuh yang bilang lo kw" Cibir Fahri
Kali ini Alfan cukup diam, dia merasa mereka tadi diikuti.
"Kalian ngerasa ada yang aneh nggak tadi? " Tanya Alfan
"Entah, gue cuma ngerasa ada yang ngikutin aja sih, paling juga gara-gara dikejar pak Kamal kali" Kata Azam yang doang guki mereka semua
"Bukan pak Kamal tap-
Prok
Prok
Prok.
" Wahhh udah disini aja kalian"
KAMU SEDANG MEMBACA
Taraka alfarizi
Random"Kalian ini benar-benar"kata seorang pria dengan memijat pelipisnya yang pening "Mulai besok kalian ke tempat Om Arman sama tante Leya, papa nggak Terima penolakan"lanjut pria itu *** " Papanya Fahri sayang banget yah sama fahri, kapan coba gue bisa...