"Eugh..."
Hyunsuk menggeliat kecil dan melenguh pelan. Matanya perlahan terbuka, dahinya sedikit mengernyit akan silau cahaya yang tiba-tiba masuk ke dalam matanya.
Tubuhnya terasa remuk, lidahnya kelu untuk berbicara. Hyunsuk ingat bahwa dia masih dalam masa heat pertamanya, yang artinya heat ini akan sangat melelahkan dan menyakitkan dalam jangka waktu yang sedikit lebih lama.
Ia juga ingat bahwa kemarin alphanya menolak dirinya sebagai omega. Hatinya sangat sakit mengingat hal itu.
"Argh," ringis Hyunsuk sambil memegang erat dada kirinya. Air matanya jatuh begitu saja tanpa izin.
Remuk, hatinya benar-benar remuk.
Menghiraukan sakit di hatinya, Hyunsuk menoleh ke arah pintu ketika suara ketukan terdengar.
"Daddy?" Lirih Hyunsuk saat melihat sosok Lisa yang berjalan ke arahnya sembari membawa nampan berisi makanan dan minuman.
"Sweetheart..." panggil Lisa setelah menaruh nampan yang ia bawa di atas meja nakas Hyunsuk. Tangannya bergerak menyentuh sisi wajah anak sulungnya yang terlihat pucat.
Astaga, betapa Hyunsuk merindukan sosok ayahnya itu. Panggilan kesayangannya, suaranya, wibawanya, segalanya tentang sang ayah.
"Daddy udah sembuh? Daddy gapapa?" Tanya Hyunsuk dengan khawatir. Ia mencoba untuk bangkit dan duduk tegak di kasurnya, namun pusing di kepalanya menolak Hyunsuk untuk bangkit.
"Kamu istirahat aja, Sweetheart. Daddy di sini bawain kamu makanan. Mau Daddy suapin?" Hyunsuk mengangguk antusias. Matanya berbinar melihat sang ayah yang tampak sehat di hadapannya.
Lisa dengan lembut menyuapi Hyunsuk dengan bubur ayam buatan Jennie.
"Dad, Daddy gak mau cerita sesuatu sama aku? You know you can tell me everything." Tangan Lisa yang tadinya mengaduk bubur ayam, seketika terhenti saat ucapan tersebut keluar dari mulut Hyunsuk.
Lisa tersenyum menatap sang anak. Ia tahu bahwa Hyunsuk khawatir dengan kondisi serta masalah yang ia alami. Anak sulungnya itu begitu peka dan peduli terhadap kondisi keluarga serta lingkungan sekitarnya.
Sejak kecil, Hyunsuk selalu bersikap dewasa, bahkan saat Jennie dan dirinya terpuruk akan hilangnya Haruto, Hyunsuk selalu berada di sana untuk menenangkan Asahi, dan bahkan menghibur serta menjaga Jennie. Astaga, usianya bahkan masih 4 tahun ketika sosok Hyunsuk kecil melihat mayat bersimpuh darah tergeletak di dapur rumahnya pada saat itu.
Lisa menghela napasnya pelan. Dengan senyuman, ia menatap dalam-dalam bola mata sang anak. Saat menatap mata indah itu, Lisa tau bahwa Hyunsuk terluka. Lisa menggigit bibir bawahnya. Inilah yang tidak ia sukai dari Hyunsuk. Ia tidak ingin kejadian belasan tahun lalu terulang lagi, saat ia gagal menjadi seorang ayah karena tidak memperhatikan Hyunsuk dengan benar dan sibuk dengan urusan lain, meninggalkan Hyunsuk yang menghadapi trauma dan ketakutan besar sendirian, berpura-pura bahwa ia baik-baik saja dan tetap menjadi penghibur untuk orang lain. Lisa benci itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Werewolf : The Cloistered || TREASURE
FantasySemua yang tersembunyi, kini kembali terungkap. Masa lalu yang belum usai, membuat masa kini menjadi kacau, dan masa depan menjadi suram. Luka yang terpendam bertahun-tahun lamanya, kembali menguak tanpa bisa dicegah. Semua menyaksikan, semua mempe...