Seminggu sudah berlalu, libur telah usai. Naila mendapatkan peringkat 5 , walaupun tidak masuk 3 besar, bunda ufi tetap memberikan hadiah novel pada anaknya.
Pagi ini, seperti biasa naila berangkat ke sekolah di antar oleh kakaknya.
Di sekolah, banyak siswa siswi menatap mading melihat pengumuman yang sangat di tunggu tunggu, naila dan giza salah satunya.
" Liat nih nai, kita masih satu kelas " sorak giza.
" Alhamdulillah masih satu kelas za yeay " ucap naila bahagia.
" Kita kelas B nai "
" Gak papa yang penting sekelas "
" Kita juga sekelas sama rama nai "
" Oh ya ? "
" Iya, nih coba lo liat "
Naila langsung menatap kertas pengumuman, dan benar saja nama rama ada di daftar tersebut.
" Eh tapi bukan rama aja deh, ini ada alya juga " ucap giza.
Naila menganggukkan kepalanya.
" Mungkin cuma beberapa aja yang pindah " lanjut giza.
" Ya udah kita ke kelas baru yuk " ajak naila.
Mereka pun langsung mencari kelas 8B yang ternyata dekat dengan kantor.
" Kita duduk di mana nai ? " tanya giza.
" Barisan kedua aja " jawab naila.
" Akhirnya kita masih sekelas ya " ucap alya yang ada di dalam kelas juga.
" Iya untung gak misah " jawab giza.
" Halo nai " sapa rehan, laki laki yang sering mengajak bicara naila akhir akhir ini.
" Eh iya rei " jawab naila.
" Untungnya kita masih sekelas " ucap rehan.
" Kenapa lo sama raka masih sekelas gue sih " ucap giza.
" Apaan sih yang ada lo tuh harusnya misah sama kita kita " jawab rehan.
Giza dan rehan terus berdebat, naila hanya diam, mereka memang sering debat, entah apa yang di debatkan, padahal masalah sepele dan tidak penting.
" Berisik " ucap raka, tangannya sambil membungkam mulut giza.
" Nah mampus pawangnya dateng " ucap rehan.
" Apaan sih " ucap giza, ia langsung menyusul naila yang sudah duduk di kursinya.
" Salting dia broo " ucap rehan, raka menggelengkan kepalanya melihat tingkah giza.
" Kesel banget " ucap giza yang sudah duduk di sebelah naila.
" Ya lagian masih aja di ladenin " jawab naila.
" Kira kira belajar gak ya ? "
" Engga "
" Mending gak masuk tadi ? "
Hari ini sekolah naila hanya perkenalan wali kelas dan murid.
.
.
.
Keesokan harinya
Berbeda dengan hari sebelumnya, hari ini naila mencoba menyetrika baju sendiri.
Bunda ufi sudah bilang berulang kali jika semua seragam naila harus di setrika dulu agar tidak kusut, namun naila tidak mendengarkan ucapan bundanya. Bukannya tidak mau menyetrika baju naila, hanya saja bunda ingin naila mandiri bisa menyiapkan semua keperluan sekolahnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAMA
Teen FictionSetiap kisah cinta itu indah, tapi kisah cintaku padamu adalah paling terindah dan selalu menjadi favoritku. Afra Naila Arkana