20

61 11 1
                                    

»»--✾--««

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

»»--✾--««



"Yang namanya Yoshi, dicariin sama Jihoon di belakang toilet selatan." ucapan salah satu siswa di depan pintu kelas membuat beberapa orang memperhatikan Yoshi.

Sementara sang empu yang dipanggil terlihat sedikit linglung, setelah itu tubuh Yoshi ditegakkan karena telah lama menelungkupkan kepala di meja.

Berjalan perlahan untuk menuju ke tempat yang dimaksud siswa tersebut, sementara teman sekelas Yoshi hanya menatapnya dengan iba. Mereka terus memperhatikan Yoshi hingga punggung anak itu tak terlihat lagi.

"Kita harus nolongin dia gak sih?" tanya seorang siswi berkuncir kuda pelan.

"Udah, biarin aja. Kalau kita tolong nanti kita juga ikut kena." jawab teman sebangkunya, siswi tersebut pun hanya mengangguk patuh.

Saat Yoshi telah sampai cukup dekat menuju ke arah belakang toilet, samar-samar ia mendengar suara tawa menggema.

Suara itu menghilang setelah Yoshi benar-benar sampai didepan beberapa orang siswa, dengan Jihoon yang melihat Yoshi dengan begitu intens.

"Kenapa memanggilku?" tanya Yoshi, walaupun ia tahu benar alasannya hanya dengan tatapan Jihoon.

Tidak ada jawaban, namun Yoshi dibuat terkejut kala dua orang siswa mengunci pergerakannya dengan cara mencengkram kuat tangannya.

Dan tentu saja Yoshi pasti akan memberontak, namun melawan dua tenaga sekaligus? Ah, itu begitu tidak adil.

"HEY, APA-APAAN INI? LEPAS KAN!!" Berontak Yoshi, kakinya bergerak acak berharap itu dapat melepas kan cengkraman nya.

Disaat Yoshi berusaha untuk melepaskan diri, Jihoon masih saja terus terdiam, berbeda dengan Juna yang sudah tergelak tawa.

Benar-benar menyenangkan, "apalagi yang lo tunggu Hoon? Katanya mau bales dendam, ini gue udah susah-susah lho buat bawa ni anak." ujar Juna setelah puas tertawa.

Jihoon hanya mendengarkan, namun tubuhnya mulai mendekat kearah Yoshi, tangan itu terkepal kuat hingga perlahan mulai melayang tepat mengenai perut Yoshi.

"Arghhh," tubuh Yoshi sedikit limbung, dan tepat ketika ia mendapat pukulan cengkraman di tangannya terlepas.

Kembali ia dengar suara tawa menggema, teman-teman Jihoon menertawakan rasa sakit yang dirasakan Yoshi, tidak ada seorang pun berniat untuk membantu.

Yoshi memejamkan mata, ia mencoba untuk kembali berdiri tegak. Dengan menatap nyalang pada orang-orang yang menertawai.

"Oh wow, lihatlah! Anak sialan ini sepertinya sedang marah." ujar salah satu orang berbadan gempal.

"Gue kira itu orang bakal nangis eh malah marah." sahut Juna cepat.

Yoshi mengepal kan tangan hingga kuku-kuku jarinya memutih, wajahnya juga memerah karena amarah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lonely BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang