Dering alarm dari jam beker mengusik tidur Gistara. Dengan cekatan ia mematikannya. Ia mengusap matanya dan melihat jam masih menunjukkan pukul 05:00.
Yang benar saja, ngapain Gistara menyetel alarm sepagi ini. Gistara berfikir sejenak, pasti ada alasan mengapa dirinya menyetel alarm, karena sepanjang sejarah ini baru pertama kalinya ia menyetel alarm untuk membangunkan dirinya.
"Oh, iya astaga gue harus telpon Bumi, bisa di cium gue kalo gak telpon." Gistara bergidik ngeri membayangkan Bumi akan menciumnya. Sungguh tidak bisa terbayangkan.
Meski ngantuk masih merajalela, dia memaksakan diri untuk bangkit dan pergi ke kamar mandi untuk cuci muka terlebih dahulu. Setelah itu dia mengambil ponselnya kemudian melakukan panggilan video pada Bumi.
Dalam hitungan detik panggilan langsung tersambung. Di layar ponselnya, Gistara dapat melihat Bumi sedang berdiri berlatarkan dapur dan sedang mengenakan celemek.
Pria itu sedang memasak."Pagi gadis nakal." Sapa Bumi sembari meletakkan ponselnya di meja, memosisikannnya dengan baik kemudian lanjut memasak.
"Pagi juga." Jawab Gistara tak bersemangat. Namun ia sedikit kagum dengan penampilan Bumi yang sangat tampan dan hot saat sedang memasak.
"Kenapa vc pagi-pagi? Kangen Lo sama gue?" Goda Bumi.
Gistara mengernyit. Apa Bumi beneran lupa dengan peraturan yang di buatnya tempo hari? Kalau iya Gistara tidak akan mengingatkannya dan bisa lanjut tidur.
"Hehe maaf kepencet tadi. Gue matiin dulu ya, lo lanjut masak aja ntar bawaain buat gue!" Gistara cengengesan dan berniat segera mematikan sambungan telepon. Namun Bumi langsung mencegahnya.
"Tunggu. Lo matiin gue datengin ke rumah."
Gistara tak jadi mematikannya.
"Dasar gadis licik. Gue bercanda pura-pura lupa malah lo manfaatin." Bumi tidak habis pikir dengan pola pikir sahabatnya itu.
Gistara berdecak sebal. Baru saja ia senang karena bisa tidur lagi, eh gagal. "Kirain lo pikun."
Bumi tak menghiraukan ucapan Gistara.
"Oke girl! Di mulai dari membersihkan kamar. Do!" Perintah Bumi.
Gistara berdecak sebal. Dengan kesal ia beranjak dan melakukannya dan membiarkan ponsel tersebut dengan posisi berdiri di atas meja. Itu membuat Bumi bisa melihat aktivitas nya.
Bumi juga lanjut memasak. Secara bersamaan mereka selesai.
"Good girl. Now Lo pergi mandi dulu kemudian turun ke bawah bantuin bunda masak."Gistara mengangguk. Walau sedikit kesal tapi ia merasa bangga pada dirinya saat ini.
"Gue gak harus bawa hp kan ke kamar mandi buat lo percaya gue beneran mandi?" Tanya Gistara sengaja ingin membuat Bumi kesal.
"Boleh." Bukannya kesal Bumi malah menggoda Gistara yang berakhir dirinya sendiri yang kesal. Ia segera mematikan telepon dan melakukan perintah Bumi.
Sedangkan Bumi tertawa puas melihat Gistara yang kesal sendiri.
Setelah selesai mandi Gistara turun ke bawah untuk membantu bunda yang sekarang pasti sedang memasak di dapur. Sejujurnya Gistara tidak yakin kehadirannya akan membantu, namun ia harus melakukan. Semakin Gistara pikir hal ini akan sangat berguna kelak jika ia sudah menikah. Bisa-bisa suaminya akan menendangnya keluar jika ia bangun kesiangan.
"Bundaa, im cominggg."
Suara Gistara membuat Daisy yang tadinya asik memasak terjingkrak kaget. Ia menatap kaget putrinya yang sekarang sudah segar. Padahal biasanya jam segini gadis ini masih tidur.

KAMU SEDANG MEMBACA
Serein Whispers
Teen FictionBagaimana rasanya melihat sahabat yang selama ini sangat sayang dan perhatian kepadamu kini mencintai gadis lain dan kamu tidak boleh protes akan hal itu? ~Bumi kini mengalihkan seluruh perhatiannya pada senja dan tak lagi menghiraukan suara dan mel...