Diterima

193 15 5
                                    

            Asalamualaikum guys              

   Siapa nih yang udah kepo terjungkal jungkal, hahha bercanda kok

Author minta tolong divote ya guys biar update nya sehari tiga kali
Hehehee, mumpung masih liburan.

Kaliaann yang belum vote kesorot nih, eh.. Bercanda kok.

Pokoknya jangan sampai bosen sama cerita FAHMI ya guys😊
.
.
.

HAPPY READING!!!

(*´˘'*)ー❣❣

  "Asalamualaikum"

Deg!

"Waalaikumsalam"

Fahmi mendongak, betapa terkejut nya Fahmi melihat gadis cantik berdiri didepannya. Walaupun tertutup oleh cadar Fahmi tetap mengetahui dibalik itu ada wajah yang sangat cantik.

'Busettt, cacat darimananya, kalo ini sih yang cacat hati gue'  batin Fahmi dalam hati.

"Nak Fahmi, ini putri saya Hayana Ainatasiyla, "

Fahmi sampai lupa bagaimana cara mengedipkan mata, dia terfokus dengan keberadaan Hana yang setia menunduk sadari tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fahmi sampai lupa bagaimana cara mengedipkan mata, dia terfokus dengan keberadaan Hana yang setia menunduk sadari tadi.

"Fahmi, belum halal, haram untuk dipandang". Tegur bunda arum, Hana yang malu akhirnya mencium punggung tangan arum.

Arum tersenyum melihat calon mantunya ini, sebenarnya arum juga sama terkejut nya seperti Fahmi, tapi segera ditepisnya karena merasa tidak enak.

"Masyallah cantik sekali kamu nak"
Puji arum saat Hana duduk di sampingnya.

"Makasih tante".

" Fahmi bagaimana?, tetep mau sama putri umi? "

    Fahmi gelalapan sendiri, tidak ada kata ragu sekarang, Fahmi menggunak tegas dihadapan umi aisyah dan bunda arum.

"Alhamdulillah, kalo gitu"

"Pasti kamu bingung kenapa kyai, menulis surat seperti itu, bilang ke kamu jika putri kami cacat, sebenarnya nak, Hana ini memang buta, kamu tau buta apa? "

Fahmi menggeleng sebagai jawaban, saat mengamati hana tadi dirinya tidak melihat mata hana ada yang bermasalah.

"Demi Allah, Kyai Ali berkata jujur, hana buta karena tidak pernah melihat sesuatu yang dimurkai Allah".

Mendengar jawaban dari umi Aisyah, membuat hati Fahmi tergores, apakah ini yang dinamakan ujian atau sebaliknya apakah ini sebuah keberuntungan baru untuk nya.

"Di surat  itu juga tertulis , Hana bisu?, tapi dia bisa berbicara"

Umi aisyah kembali tersenyum kepada Fahmi.

"Ya benar, hana tidak pernah mengucapkan satu kalimat pun yang membuat Allah murka"

Jawaban itu lagi , lagi , membuat Fahmi tertampar, semua sifat hana kebalikan dengan sifatnya, yang terbilang terlalu bejat.
Sekarang mungkin Fahmi yang merasa tidak pantas bersanding dengan gadis se mulia Hana.

"Tuli? "

Umi aisyah lagi lagi tersenyum menanggapinya

"Kyai Ali benar, demi Allah, hana tidak pernah mendengar satu kalimatpun, kecuali didalamnya terdapat rida Allah"

"Lumpuh? "

Entah lah Fahmi dibuat menciut dengan semua jawaban yang diberikan umi aisyah.

"Ya, Kyai Ali benar, tidak berdusta, hana tidak pernah melangkahkan kakinya ke tempat yang Allah murkai".

Fahmi menghela nafas sedalam-dalamnya, dirinya dibuat bimbang, antara ingin melanjutkan dan tidak karena merasa belum pantas.

" Nak Fahmi, tetap lanjut kan niat baikmu ini, InsyaAllah kami yang akan membimbing mu, Kyai Ali, beliau tidak akan salah memilih yang terbaik untuk putrinya, mungkin kamu mempunyai kelebihan didalam kekuranganmu nak"

Bunda arum menepuk pundak Fahmi bermaksud mempercayai keputusan anaknya.

Fahmi kembali mengambil nafas, menetralkan detak jantung nya yang tidak terkendali dan menghembuskannya perlahan.

"Dengan niat suci karena Allah, aku ingin menempuh hidup bersamamu
Sebagai pasangan yang saling mengingatkan untuk mencapai kebaikan, aku ingin meminta restumu, untuk menjadi imam bagi keluarga kita, yang senantiasa menjadikan islam sebagai landasan utama sebagai kehidupan kita, dengan sepenuh hati aku ingin menjadikan mu sebagai sahabat dihidupku dalam mengurangi lika liku dunia dan akhirat".

Ucap Fahmi dengan lantang membuat, siapapun yang mendengar nya terharu, bunda arum saja sampai tidak percaya melihat Fahmi pintar merangkai kata-kata sebagus itu.
Entah lah mungkin Fahmi belajar tadi malam.

"Semua jawaban ada diHana, bagaimana sayang kamu mau menerima putra bunda? "
Ucap Arum sambil mengelus punggung hana lembut.

" InsyaAllah, dengan segala keyakinan kepada Allah, dan restu dari abi, hana mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim ,
menerima khitbah dari mas Fahmi, hana siap menjadi ma'mum setia mas Fahmi, hana bersedia menjadi sahabat dihidup mas Fahmi dalam mengurangi lika liku dunia dan akhirat".

Fahmi tidak bisa berucap lagi, air matanya lolos begitu saja, sebejat bejat dirinya hal semacam ini tetap bermakna besar baginya.

"Alhamdulilah" Ucap mereka serempak

Fahmi mengeluarkan kotak cincin dari tas bundanya, tidak ingin menunggu lama karena Hana tidak boleh berlama -lama dihadapan Laki-laki yang bukan mahram nya.
Bunda arum segera memakaikan cincin di jari manis Hana.

"Kembalilah nak"

Hana mengangguk , setelah berpamitan dengan bunda arum hana meninggal kan ruang tamu.

"Nak Fahmi,Tadi hana titip pesan, dia tidak ingin mahar yang begitu besar, dia menerima apapun yang akan kamu berikan, dan dia mau kamu mengucapkan kabul dengan bahasa Arab, apakah kamu sanggup nak? "

Fahmi berusaha tetap tersenyum, sebenarnya Fahmi sama sekali tidak mengerti tentang bahasa Arab, tapi apa salahnya kalo mencoba.

"Sanggup, InsyaAllah sanggup"
Umi aisyah dan bunda arum tersenyum bangga pada Fahmi.

"Umi bangga sama kamu nak".

Fahmi tersipu malu mendengarnya, dia harus berterima kasih pada Zain kali ini.

"Ya sudah, mari bahas tanggal pernikahan nya, Nak fahmi"ucap umi aisyah, yang langsung ditanggapi Fahmi dan bunda arum.

  (*´˘'*)ー❣❣

Hai,Hai, hai———
Gimana nih, hehe, seperti biasa jangan lupa divote, dikomen, difollow ya guys😊

Semoga tambah suka sama cerita nya biar kalian vote😭

Ya udah semangattttttt, untuk kalian semua hehe😁

🙈🙉🙊

FAHMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang