Hana

118 8 2
                                    


    Assalamualaikum readers... 🤗
Lama nggak up ya ...
Hayo ..
Yang ..
Udah ..
Kangen ...
Siapa?
Maaf untuk sebelumnya.mbk author bisa up nya satu bulan sekali .
Dikarenakan mbk author masih nuntut ilmu dipesantren 🙃
Hayo....yang sama kayak mbk author siapa 😉

Yang nungguin up nya maaf ya
😭
😭
😭

HEPPY READING!!!

(⁠ノ⁠◕⁠ヮ⁠◕⁠)⁠ノ⁠*⁠.⁠✧

Menjalankan jadwal hariannya sebagai Ning dipesantren Az-zakiyah,
Gadis itu berjalan menuruni tangga dengan setelan gamis dan jilbab,
Waktu menunjukkan pukul 06.15,
Terbilang terlalu pagi untuk anak diluar sana .

Langkah Hana terhenti didepan pintu dapur,tentu saja dapur sudah ramai dengan anak dalem.  mereka disibukkan dengan pekerjaan dapur,Hana memang suka membantu mereka,namun bukannya senang anak dalem jadi sungkan .

Arin segera mengambil alih pisau dari tangan Hana .

"Ya Allah Ning, tidak perlu membantu , insyaallah kami bisa mengerjakan nya,"

"Iya Ning Hana,takutnya nanti Guz Fahmi marah ," ucap ayu mengambil alih bawang yang dipegang Hana .

Hana menghela nafas." Suami aku nggak akan marah hanya karena masalah mengupas bawang kan?" Hana kembali mengambil bawang yang diambil ayu tadi.

Nasya terkekeh." Saya lihat dari tadi Ning Hana seperti lagi kasmaraan,ya?"
Tanya Nasya bercanda.membuat Hana ikut terkekeh kecil.santri dalem langsung kicep melihat kecantikan ningnya tanpa mengenakan cadar.

"Masyaallah, kecantikan apa yang engkau berikan ya Allah,"
Ucap Arin ,mengadahkan tangannya keatas.
"Bismillah cantiknya nular." Timpal ayu.
"Amin,ya Allah." Sahut tiga santri lainnya.
  Gadis itu semakin terkekeh membuat kelima santri dalem ketar ketir .
Ayu berfikir."oh ya Ning, Gus Fahmi dimana ya?apa masih dimasjid?"

"Mungkin ,aku juga ku—"

"Ekhm!"

Hana dan kelima santri kompak memutar ke arah belakang menatap Fahmi membuat cowok itu mengangkat satu alisnya. Hana mengernyit melihat penampilan Fahmi yang masih mengenakan baju Koko, sarung serta sajadah yang terselempang dibahu cowok itu.

"Baru selesai dikirnya kak?"

Fahmi menggeleng."baru bangun,tadi ketiduran."

Semua orang spontan menatap kearah cowok itu,terutama Hana yang seketika memberikan tatapan tidak percaya.

"Ketiduran?" Gumam Hana.

Bukannya menjawab, Fahmi menarik tangan Hana keluar dapur.

"Izin bawa istri gue." Ucapnya sebelum menghilang.

Mereka terdiam ,mencerna apa yang baru saja terjadi.Benar,beberapa detik selanjutnya mereka tertawa tertahan sampai mengeluarkan air mata.

"Astaghfirullah,udah ayo lanjut lagi masaknya keburu siang" ucap Nasya dengan sisa tawanya .
"Aura guz Fahmi kayak kulkas,dingin banget nggak ada senyum-senyumnya.efek ketua geng motor ."  Sahut Arin.

Sifa terkekeh."udah .dosa loh ngomongin guz sendiri,"

"ASTAGFIRULLAH." Ujar mereka serempak.

Kelima santri dalem kembali memegang alat dan bahan dapur .takutnya nanti dapat teguran dari umi Aisyah,karena berisik.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FAHMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang