Prolog

190 14 1
                                    

Di sebuah taman yang dihiasi dengan berbagai bunga yang bermekaran, pohon-pohon rindang yang bergerak karna tiupan angin dan pedagang kaki lima yang menjajakan dagangannya membuat taman tersebut tampak ramai dan menjadi tempat istirahat sejenak bagi orang-orang yang lelah akan aktivitas yang dilakukan.

Dan jangan lupakan warna jingga yang menghiasi langit tampak indah dihari sore membuat kenyamanan tersendiri bagi orang-orang yang ada disana. Termasuk seorang gadis yang duduk sembari menutup matanya diatas kursi roda seakan tidak peduli dengan kebisingan yang terjadi.

"Non, sudah hampir malam sebaiknya kita pulang." Ujar wanita paruh baya kepada gadis itu yang tetap menutup matanya.

"Aku harus pulang kemana, bi? Semuanya udah pergi ninggalin aku. Aku udah ga punya siapa-siapa lagi." lirihnya yang memandang sendu kearah wanita itu.

"Non, jangan berkata seperti itu, Non masih punya bibi. Bibi janji akan selalu menjaga non.. hingga non Fira menikah dan hidup bahagia." Bi Wati langsung memeluk Safira dengan berurai air mata.

Safira terkekeh mendengar perkataan Bi Wati. "Bi, ga usah bercanda deh.. aku lumpuh, aku jahat mana ada yang mau menerima orang sepertiku." Safira tidak memperdulikan pelukan yang semakin mengerat menandakan betapa sedihnya wanita yang memeluknya ini.

✰✰✰

Sekarang Safira berada di kamar tengah memandang dirinya dipantulan kaca full body yang tampak memprihatinkan. Menghela nafas ia pun menggerakkan kursi rodanya kearah rak yang dipenuhi dengan berbagai buku novel. Mengambil asal ia pun langsung menuju ke meja belajar dan membaca novel tersebut.

Terhitung sudah tiga jam Safira membaca dengan mimik wajah yang berubah-ubah dan kini telah memasuki tahap ending. Setelah mengetahui keseluruhan cerita Safira tidak berhenti untuk mengumpat kepada protagonis pria dan kasihan kepada protagonis wanita termasuk karakter lain nya.

"Ini author nya siapa sih? pengen banget gue geprek, baru kali ini gue nemu protagonis pria yang kek setan, bahkan melebihi setan!" Kesal Safira memandang novel yang telah tergeletak mengenaskan di lantai dengan sampulnya yang sudah sobek.

Tok! Tok! Tok!

"Non.. waktunya makan malam." Ucap bi Wati.

"Iya bi, tunggu sebentar." Sahut Safira.

Sedikit bercerita tentang kehidupan Safira. Dulu ia adalah seorang gadis yang angkuh dan sombong. Bahkan ia juga tak segan-segan membully orang yang jauh di bawahnya. Orangtua yang dulu sangat menyayangi dan memanjakan nya pun seakan muak akan perilaku nya yang membuat keluarga Atmaja dipandang buruk. Teman-teman yang dulu selalu menemaninya pun pergi setelah kebangkrutan keluarga Atmaja.

Ya. Keluarga Atmaja dilanda kebangkrutan karna karyawannya sendiri membawa kabur uang perusahaan yang berkisar milyaran. Para perusahaan yang bekerja sama dengan 'AtmajaGrup' pun memutuskan kerja sama sepihak. Deon Atmaja- ayah Safira pun mengalami serangan jantung karna tidak bisa membayar pesangon untuk karyawan yang lain. Termasuk putrinya yang selalu meminta uang untuk berfoya-foya tanpa memperdulikan kondisi ekonomi keluarga.

Hingga dimana sebuah kecelakaan pun terjadi. Saat kedua orangtuanya berniat melaporkan karyawan yang telah korupsi itu. Deon menginjak rem karna didepan terlihat lampu merah menyala. Akan tetapi rem tersebut tidak berfungsi membuat Vita- ibu Safira berteriak panik.

Tanpa bisa dicegah mobil Deon menabrak truk didepan nya karna tidak bisa menyalip.

Setelah mengetahui kedua orang tua nya kecelakaan dan meninggal ditempat Safira terkejut dan langsung berlari karna kebetulan posisi nya tidak jauh dari tempat kejadian. Saat hendak menyebrang ada sebuah motor yang melaju kencang seakan sengaja ingin menabraknya. Safira terjatuh dengan posisi telentang. Dari kejauhan pun ada motor lain yang juga melaju kencang kearahnya dan menginjak kedua kakinya. Safira menjerit kesakitan dan melihat kearah motor yang telah menabraknya berhenti dan tersenyum dibalik helm, lalu kembali melaju kan motornya. Karna tidak sanggup menahan sakit Safira menutup matanya hingga kegelapan datang menghampiri nya.

Begitulah asal muasal Safira yang harus duduk selamanya diatas kursi roda.


Makasi untuk yang udah bacaa ⛄

Sampai jumpa di next episode
Bye👋

Villain TransmigrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang