8- Uks

64 7 0
                                    

Hari ini adalah hari dimana semua manusia kembali melakukan aktivitas setelah libur dihari minggu. Hari senin adalah hari yang sudah sangat awam apalagi untuk para anak sekolah. Mereka harus kembali belajar dan melaksanakan upacara bendera.

Termasuk Allena yang kini sudah berada dilapangan dengan atribut lengkap. Dibelakangnya ada Elvira yang sibuk mengipasi dirinya menggunakan kipas portabel mini. Cuaca yang sudah mulai terik tak dipedulikan oleh kepala sekolah yang terus berpidato.

"Wahh... tu kepsek kurang ajar banget! dia enak-enakan di aula ga kena panas sedangkan kita mati kepanasan disini. Oh no.... kulit gue!!" Elvira menggerutu kesal apalagi melihat tangannya yang sudah memerah akibat cuaca yang mulai panas.

"Al, gue mau pura-pura pingsan nanti lo yang temenin gue ya." lanjutnya.

Allena menoleh kebelakang, ia memandang Vira yang sudah bersiap melakukan akting-nya.

Brukk

Allena dan Vira saling memandang, bukan, bukan Vira yang terjatuh tapi seorang gadis yang berada dibaris ujung yang tiba-tiba ambruk dan langsung diangkat ala bridal style oleh seorang pria.

Allena menanjamkan matanya untuk melihat dua manusia berbeda jenis kelamin yang kini menjadi pusat perhatian. Mereka adalah Stevano dan Ghina.

Allena mengingat kembali alur novel yang dimana adegan saat Ghina pingsan saat upacara dan ditolong oleh Stevano memang ada. Walaupun sudah putus tapi tak menampik bahwa Stevano juga peduli terhadap Ghina.

"Stttt... Al, lo ga cemburu gitu ngeliat mereka?" tanya Elvira.

Allena memutar bola matanya. "Dih, ngapain gue cemburu najis banget." Vira meringis mendengar jawaban Allena. Ia sedikit terkejut tidak biasanya Allena berkata seperti itu. Entah mengapa ia merasa kalau gadis didepannya ini agak berbeda.

Tersadar dengan ucapannya Allena pun kembali berkata. "Oh bukan gitu maksud gue. Lo kan tau kalo gue punya tunangan yang jauh diatas Vano, jadi buat apa gue cemburu?"

"Nah, itu yang gue bingung-in, lo punya tunangan tapi kenapa malah pacaran sama dia?" tanya Elvira lagi

"Suatu saat pasti gue kasi tau lo kok alasan kenapa gue ngelakuin ini, udah ayo pergi" Allena berjalan melewati siswa-siswi yang sudah bubar karna upacara hari ini sudah selesai.

Memasuki kelas dan duduk dikursi nya lalu meletakkan topinya didalam laci. Ia melipat tangannya dan meletakkan kepala nya dengan posisi miring. Allena duduk di barisan tengah dua bangku dari depan dan Vira yang duduk disampingnya. Kelas ini memiliki 30 siswa dengan meja yang masing-masing berbaris lima.

Kelas ini juga mempunyai dua ac yang berada didepan dan di belakang. Berbeda dengan Allena yang berada ditengah, Javier berada dipojok belakang dekat jendela yang langsung mengarah ke lapangan dan Stevano yang berada dipojok depan dekat pintu kelas.

Ghina berbeda kelas dengan mereka karna ia baru kelas 11. Waktu kelas 10 Ghina mempunyai seorang teman tetapi sayangnya ia harus meninggalkan negara ini dan pindah sekolah. Saat kelas 11 barulah ia punya dua teman yang berada dikelas yang sama.

Aktivitas belajar mengajar sudah dilakukan sejak tiga jam yang lalu dan kini waktunya istirahat. Stevano dan Vira bersama mendekati meja Allena yang sibuk menulis.

"Sayang aku minta maaf ya soal kemaren?" Vano memandang Allena dengan perasaan bersalah.

Vira memicing curiga menatap Stevano dan Allena bergantian. "Apa yang kalian lakuin kemaren?"

"Ga ada, ayo! " tanpa memperdulikan Stevano, Allena menarik lengan Vira dan berjalan keluar kelas.

Sesampainya dikantin mereka duduk dikursi yang kosong. "Lo mau pesan apa? biar gue pesenin? " tanya Elvira

Villain TransmigrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang