Traktir

132 15 5
                                    


Arka dan keenam temannya sedang berada di kantin, tadi di jam pelajaran sebelum istirahat, mereka di hukum habis habisan oleh guru matematika, karena mereka belum mengerjakan tugas yang diberikan oleh Pak Ariq Minggu lalu.

Sekarang mereka memesan makanan dengan porsi kuli yang akan mukbang, akibat hukuman tadi membuat cowo cowo itu kelaparan, bayangkan di hukum memutari lapangan sebayak 30 kali dan berlari sambil tertawa karena Alvaro dan Gavin melawak terus membuat tenaga mereka jadi tambah terkuras.

"Eh kaco ege si Rajendra kemaren, masa nih bocah nyamperin mantannya, kan kasian ya si Ilora jadi di bully pacarnya, tolol emang" Ucap Gavin membuka topik, cowo dengan gaya rambut undercut itu sudah selesai makan, dengan dua mangkok bakso dan satu botol air mineral kemasan botol plastik di depannya.

Rajendra yang menjadi bahan topik dari obrolan tersebut hanya mengeluarkan senyuman remeh sialannya itu " Gue cuman kangen, gatau kalo si Dinda liat" ucapnya tanpa rasa bersalah sama sekali, percayalah teman temannya sudah menasehati cowo taik ini berulang kali namun tak pernah didengar

Arka dan Alvaro hanya geleng geleng kepala, pantas saja kemarin di kelas IPA 2 ramai. Mereka tak sempat melihat kejadiannya karena itu masalah perempuan, sebagai kaum Adam yang tak ada sangkut pautnya, mereka terus berjalan, memilih untuk cuek saja

"Tolol lo Jen, minta maaf sama Ilora, kasian dia kemarin kena bully pacar lo" ucap Arka memberi saran, sebenarnya bukan memberi saran, Arka lebih menyuruh Rajendra untuk meminta maaf kepada mantannya yang belum bisa ia lupakan.

Rajendra memang sengaja sepertinya, membuat mantannya -- Ilora-- agar balik dengannya, namun caranya salah di mata Ilora, cewe yang belum keliatan batang hidungnya di kantin itu membuat Rajendra jadi bangkit lalu pergi dari kantin, ingin menyusul ke kelas mantannya.

"Woy, Rajendra anak taik, bayar dulu, sialan!" Teriak Raden yang sedang mabar dengan Alvaro sambil ingin melempar cowo itu memakai sepatu yang belum sempat ia lepas karena Rajendra keburu kabur duluan

" Biar gue yang bayarin dulu, Den" ucap Arka sambil mengeluarkan dompet dan seketika itu teman teman nya memberhentikan aktivitas mereka, lalu tersenyum penuh arti kepada Arka. Lebih tepatnya memasang wajah memohon, membuat Arka ingin muntah melihatnya

"Enggak anjing, bayar sendiri sendiri, tapi kalo lo pada pen gua bayarin dulu boleh, tapi bayarnya dua kali lipat, piye?" Ucap Arka, omongan dan tindakannya cowo itu selalu searah, ia akan benar benar menagih dua kali lipat kalau mereka minta di bayari dahulu.

"Piya piye aje" Alvaro yang sedari tadi sedang main game di ponselnya itu kini ikut makan kerupuk yang di siram kuah bakso punya Raden, namun cowo dengan gelang hitam di tangan kananya itu biasa saja, malah mereka memakan kerupuk dengan kuah bakso bersama. Sepertinya efek kenyang jadi semua hal di maklumi.

Dari sisi pintu kantin, segerombolan cowo masuk lalu seperti mencari seseorang, membuat orang orang di kantin memandang mereka dengan wajah campur aduk, ada yang senang karena bisa melihat cowo cowo ganteng, ada juga yang tak suka karena pasti akan ada keributan sehabis ini.

Kevin yang tak sengaja melihat pintu masuk-pun langsung memasang wajah kesal, tanpa mau melihat ke arah pintu masuk lagi, jelas saja gerombolan itu akan datang kesini.

"Gue udah bilang, kita harusnya gausah lama lama disini, noh liat VOC VOC kek taik, dikit lagi pasti kesini!" ucap Kevin kesal karena pasti segerombolan cowo yang di dominasi oleh kakak kelas mereka itu akan memberi ajakan ajakan yang sama berulang kali.

Arka yang melihat itu hanya geleng geleng kepala, sebab kakak kelasnya itu seperti tak jera jera sudah ditolak tetap saja tak mau mengalah "Kali ini biar gue yang ngomong, lo pada balik wae, lagian Bang Jargon kalo kagak di tonjok mulutnya kagak bakal diem" Ucap Arka kelewat santai membuat teman temannya yang masih duduk itu menjadi tertawa karena ucapannya

ARHAUKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang