Klik!
Aku sampai di pertengahan sebuah film, meski sejak awal peranku hanya sebagai, Akara.
Tak lebih dari sekelebat bayangan yang meskipun bersujud untuk bisa mendekap ragamu namun tetap saja aku hanya berada di pijakanmu.
Tak berharga dan tak terhiraukan.
Tak apa meski hanya kedua kakimu yang menjamah tubuhku, setidaknya kau tahu bahwa aku nyata dan wujudku berupa.
"Engh.. "
Ia meregangkan kedua tangannya, menutup layar laptop yang sedari tadi menjadi sesuatu yang menarik minatnya kemudian berjalan lunglai ke arah ranjang dan merebahkan tubuh yang semakin terasa lemas. Kedua matanya telah terpejam namun tiba-tiba ia kembali membukanya, bergegas bangkit dan meraih ponsel yang tergeletak di atas nakas tak jauh dari ranjang.
Ibu jarinya nampak luwes menggulirkan layar ponsel, entah apa yang ia cari hingga akhirnya terdengar hembusan nafas panjang dari bibirnya dan kembali menaruh ponsel tersebut di tempat semula.
"Syukurlah, setidaknya Megan menepati janji untuk mengantarnya pulang dengan selamat."
Setelahnya, ia kembali merebahkan tubuh, menarik selimut hingga leher dan memejamkan kedua mata, tak lama dengkuran halus terdengar menandakan ia telah masuk ke dalam mimpi hambarnya.
°°°°°°°°°°°°°
BRAKKK!
"EDLYN SIALAAAAAN!!"
Pekikan penuh amarah itu terdengar hingga memenuhi seluruh penjuru ruang kelas. Pelakunya adalah seorang gadis cantik yang berdiri di ambang pintu kelas dengan wajah memerah menahan amarah. Kedua mata tajamnya menyisir area kelas, kemudian mengepalkan kedua tangan saat orang yang ia cari berada di sudut ruangan dengan senyuman penuh kemenangan.
Ia berjalan cepat kemudian berlari saat targetnya mencoba melarikan diri."JANGAN KABUR BAJINGAN!"
"LARI LO LELET HAHA.."
Gadis itu semakin terbakar emosi mendengar tawa gadis yang kini malah asik berjoget di atas meja, mengejeknya dengan wajah menyebalkan. Tatapan datar dan jengah teman-teman sekelasnya pun tak mereka hiraukan, sudah menjadi hal wajar bagi para murid di kelas 11 - 4 dengan keributan kedua gadis tersebut.
"Anjirr!"
Si gadis yang sedari tadi berdiri di atas meja bergegas turun saat melihat gadis yang ia ejek mulai mendekat ke arahnya. Ia berlari mengelilingi teman-temannya dengan tawa yang semakin menjadi.
Hingga saat ia akan keluar dari kelas, 2 orang gadis lainnya menahan pergerakannya, mengalungkan lengan di leher sang gadis dan satunya menarik kerah belakang seragamnya.
"E-eh.. lepass!"
"Cih! Enak aja.."
"Eva.. " Gadis yang di panggil kemudian menyeringai dan berjalan cepat menghampiri kedua temannya yang berhasil menjegal dan menahan tubuh si gadis Edlyn.
"M-mampus.." Gumam Edlyn, ia meronta, berusaha melepaskan diri namun kedua gadis itu mendekapnya erat, bahkan lehernya terasa tercekik.
"Mau lari kemana lo?"
Glup!
"Ehehe.. Sheeva cantik, gue kebelet.."
"Kebelet? Gue juga, kebelet pengen ngacak-ngacak muka lo!" Sheeva semakin menyeringai membuat Edlyn sulit menelan salivanya sendiri, Sheeva melirik kedua temannya bermaksud meminta mereka untuk mengunci pergerakan Edlyn.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKARA (GxG) (COMPLETED)
Teen Fiction;Bulan, langit merengkuhmu begitu lekat namun engkau malah berpijar sendirian, apakah itu yang kau lakukan agar rasamu sampai pada tanah yang juga menanti kau dekap? ;Langit, kau merentang dengan lebar namun engkau malah mendekap kesakitan, apakah r...