Aku Akara, posisiku masih sama namun sekarang aku terjamah,
bukan penjamahan yang sejatinya aku idamkan, mereka kini menginjakku dengan puas dan melukaiku dengan mudah.
Apakah aku harus membalas?
Ya, aku ingin membalas, namun aku hanya bayang, yang tak mampu menggerakan tangan untuk sekedar menahan dan menyerang mereka yang memiliki daksa.
Aneth berjalan perlahan kearah Edlyn yang terduduk lesu di belakang sebuah pohon di belakang sekolah. Gadis itu berusaha mengatur pernafasannya yang masih terengah akibat berlari kesana kemari mencari keberadaan Edlyn.
Tangannya terangkat dan menyentuh pundak Edlyn, bisa ia rasakan bahwa gadis itu terperanjat juga Aneth melihat Edlyn menghapus air mata di wajahnya.
"Lo disini.."
"K-kak Aneth.." Kaget Edlyn meliriknya sesaat, Aneth tersenyum dan terduduk di sebelah Edlyn.
"Kakak ngapain disini?"
"Gue nyariin lo dari tadi, lo gak takut gitu?"
"Takut? Kenapa?"
"Katanya disini angker.." Bisik Aneth, Edlyn terkekeuh.
"Lebih nyeremin fans kakak sih.." Aneth terdiam, ia menatap luka di wajah Edlyn.
"Maafin gue ya.."
"Buat?"
"Seandainya gue gak bawa lo kemaren, mungkin lo gak akan kek gini sekarang" Sesal Aneth, Edlyn menoleh dan tersenyum manis padanya.
"Bukan salah kakak, ini salah mereka yang terlalu terobsesi pada sesuatu sampe gak bisa mikir dengan baik"
"Lo bener, gue gak pernah minta mereka buat suka sama gue atau pun berlaku seenaknya." Timpal Aneth dengan keyakinan.
"Wajar sih gue rasa, kak Aneth emang secantik dan sebaik itu. Jadi gue maklum aja kalo banyak yang mengidolakan kakak sampe segila itu.."
"Apa lo juga bakal kek gitu, kalo suka sama seseorang?" Tanya Aneth, ia menatap lekat wajah Edlyn yang tersenyum tipis dengan tatapan kearah depan.
"Gue gak kak, gue bahkan gak bisa sekedar nunjukin kalo gue menaruh perasaan pada orang lain.."
"Kenapa?" Edlyn terkekeuh.
"Gue takut gak bisa jaga dia kalo pun dia juga suka sama gue nantinya." Aneth terdiam berusaha mencerna apa yang Edlyn ucapkan seraya mencoba menenangkan perasaannya sendiri.
Gadis itu tanpa di duga memeluk tubuh Edlyn dari samping, Edlyn awalnya menolak namun Aneth mendekapnya erat membuatnya pasrah dan membalas dengan tepukan ringan di lengan sang gadis.
"Ikut gue yuk.."
"Kemana?" Aneth melepaskan pelukannya dan bangkit seraya mengulurkan tangan pada Edlyn.
"Ngobatin luka lo.."
"Gak usah kak, nanti gue obatin sendiri"
"Ayok cepett!" Ia menarik lengan Edlyn untuk bangkit dan menyeretnya menuju ruang kesehatan.
Kalila dan Megan yang masih mencari keberadaan Edlyn pun terdiam di ambang sebuah lorong yang menuju ruang kesehatan, keduanya saling pandang dan tersenyum lega melihat Aneth membawa Edlyn masuk ke dalam sana. Kalila merangkul Megan dan menariknya berjalan kearah kelas.
"Biarin aja kak Aneth tanggung jawab, dia yang menjadi penyakit, dia juga yang harus menjadi obatnya." Ujar Kalila bijak, Megan mengernyitkan dahi dengan tatapan aneh pada si gadis sipit.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKARA (GxG) (COMPLETED)
Teen Fiction;Bulan, langit merengkuhmu begitu lekat namun engkau malah berpijar sendirian, apakah itu yang kau lakukan agar rasamu sampai pada tanah yang juga menanti kau dekap? ;Langit, kau merentang dengan lebar namun engkau malah mendekap kesakitan, apakah r...