Pagi hari yang cerah, seorang gadis cantik baru saja selesai merias diri. Seragam sekolah yang terlihat pas di tubuh rampingnya, riasan sederhana namun mampu membuat kecantikannya terpancar nyata juga rambut hitam panjang yang ia biarkan tergerai indah. Ia tersenyum manis setelah memasangkan name tag di dada kanannya kemudian keluar dari kamar.
Langkah riangnya tiba-tiba saja memelan, ia mengernyitkan dahi mendengar samar suara perdebatan, gadis itu menghela nafas dan melanjutlan langkah menuju ruang makan.
Tatapan datarnya bergulir malas, kedua orang tuanya ternyata sumber dari perdebatan yang tadi ia dengar.
Srettt
Gadis itu menarik kursi dan terduduk tenang, mengambil 2 helai roti, menambahkan selai nanas dan coklat kemudian menyantapnya seraya menyaksikan kedua orang tuanya yang masih asik saling melemparkan asumsi dan pembelaan masing-masing.
"Kamu pikir saya gak cape? Saya kerja setiap hari juga untuk kamu dan anak-anak kita!"
"Hah? Saya bisa mencari uang sendiri dan menghidupi mereka tanpa kamu!"
"Lalu apa mau kamu?"
Brakk!
Keduanya menoleh pada Sheeva yang menggebrak meja dan menatap mereka datar.
"Maaf, lanjutkan saja. Saya berangkat.." Gadis itu berlalu begitu saja meninggalkan kedua orang tuanya yang kini saling menyalahkan tentang perlakuannya barusan.
Sheeva masuk ke dalam mobilnya, menghela nafas jengah kemudian memejamkan kedua matanya sesaat. Tak ingin berlarut dalam perasaan yang tak karuan, gadis itu kemudian menyalakan mobil dan bergegas menuju sekolahnya.
20 menit kemudian, mobil putihnya telah terparkir rapih di sebelah mobil milik Xarena, gadis itu keluar menghampiri kedua sahabatnya yang juga baru keluar dari mobil.
"Lecek banget tuh muka!" Ujar Ileana seraya merangkul pundak si gadis.
"Ortu lo lagi?" Tanya Xarena yang tahu kebiasaan kedua orang tua sahabatnya.
"Skip, bad mood gue!"
"Oke.." Timpal Xarena dan Ileana paham, keduanya membekap mulut dan berjalan tenang menuju kelas mereka.
Ketiga gadis tersebut masuk ke dalam kelas, Sheeva menggulirkan bola matanya malas melihat si gadis blonde yang terlihat tersenyum lebar saat bertatapan dengannya. Gadis itu dalam mood yang tidak baik dan ia enggan menimpali atau melayani kejahilan Edlyn saat ini.
"ASEP!" Panggil Edlyn dengan teriakan namun Sheeva berusaha menghiraukannya.
"WOY, BUDEK LO SEP??"
"BERISIK LO JAPIR!" Balas Ileana dengan tatapan tajam pada Edlyn.
Si gadis blonde masih menampakan wajah tengilnya, ia bangkit dan berjalan kearah meja Sheeva dan Ileana.
BRAKK!
Sheeva memejamkan mata sesaat karena gebrakan meja dari Edlyn, ia mendongak masih dengan tatapan datar.
"Gue manggil lo, telinga lo congean?"
"Udah deh sana!" Ileana kesal dan mendorong tubuh Edlyn namun gadis masih menegakkan tubuh di hadapan Sheeva.
Sheeva hanya diam, ia mengeluarkan ponsel dan memainkannya, Edlyn mengerutkan dahi, tak biasanya gadis itu diam. Dengan jahil tangannya menarik ponsel di tangan Sheeva membuat si gadis menatapnya tajam dan berdiri.
"Mau lo apa sih?"
"Lo kenapa? gue cuma mau ngehibur lo.."
"Ngehibur? lo malah bikin gue gak nyaman!" Sungut Sheeva, Edlyn terdiam menatap lekat kedua mata tegas Sheeva.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKARA (GxG) (COMPLETED)
Teen Fiction;Bulan, langit merengkuhmu begitu lekat namun engkau malah berpijar sendirian, apakah itu yang kau lakukan agar rasamu sampai pada tanah yang juga menanti kau dekap? ;Langit, kau merentang dengan lebar namun engkau malah mendekap kesakitan, apakah r...