Akara | 51

900 84 7
                                    

Sesuai dengan apa yang di ucapkannya, Edlyn selalu berada di sekitar Aneth. Bahkan kini Aneth lebih sering tidur di kamar Edlyn meskipun ia memiliki kamar pribadinya sendiri. Belum lagi jika di sekolah, Edlyn yang selalu menjemput Aneth di kelasnya dan mengantarkannya kembali. Ia pun tak segan meminta bantuan dari Samuel saat ia tak bisa menemani Aneth, si pria manut saja, lagian selama ini pun ia dan Aneth memang sedekat itu, pikir Samuel.

"Neth, si tengil itu kenapa sih? Pake nitip-nitipin lo segala sama gue?" Tanya Samuel dengan tatapan pada layar ponselnya.

"Itulah, gue juga bingung. Dia sekarang gak pernah ngizinin gue kemana-mana sendirian, harus selalu ada dia atau yang lainnya."

"Apa dia mulai cinta juga sama lo?" Aneth menatap lekat sahabatnya yang kini mulai mengunyah baksonya.

"Kenapa? harusnya lo seneng dong kalo cinta lo berbalas"

"Gue seneng banget kalo itu beneran terjadi. Tapi, sampe detik ini dia belum mau jujur tentang penyakitnya sama gue dan gue rasa itu salah satu tanda kalo dia gak punya perasaan apa-apa sama gue selain sebagai kakak." Jelas Aneth lirih, Samuel terdiam sesaat dan kembali menikmati makanannya.

"Halo kakak-kakak kece.." Keduanya menoleh pada Kalila, Xarena dan Ileana yang terduduk di meja mereka sementara gadis lainnya memesan makanan.

"Bayik gue mana?" Tanya Aneth yang memang tak melihat keberadaan Edlyn.

"Lah, padahal dia tadi pergi duluan. Gue kira udah disini sama lo"

"Gak ada, gue dari tadi berdua doang sama Sam.."

"Mungkin ke toilet dulu kali, kandung kemihnya kan memang sering bocor haha" Canda Kalila membuat mereka tertawa.

Tak lama, Megan dan Sheeva datang membawa 2 nampan berisikan makanan mereka. Keduanya terduduk di sebelah Samuel yang masih asik dengan dunianya. Hingga tanpa aba-aba si pria bangkit dari tempat duduknya dengan wajah kaget.

"Gue titip Aneth bentar"

"Sam? Mau kemana??" Pertanyaan Aneth ia hiraukan, pria itu berlari keluar dari kantin dengan wajah paniknya.

"Kebelet kah?"

"Bisa jadi" Timpal Ileana, mereka mengangguk dan mulai menyantap makanan masing-masing.


°°°°°°°

Srettt..

Bugh!

"Hah.. hah.."

"Lo kenapa? Dari mana?" Tanya Aneth saat tanpa di duga Edlyn datang dan terduduk lemas dengan nafas tersengal di kursi bekas Samuel.

"Abis olahraga?" Kalila menggeser kotak tisu ke arahnya karena melihat peluh yang bercucuran di wajah sang gadis.

Edlyn tak menjawab, seraya mengusap peluh di wajahnya gadis itu melirik Samuel yang juga baru datang seraya membenahi jas sekolahnya. Pria itu menatap lekat mata Edlyn dan mengangguk membuat hembusan nafas lega keluar dari bibir Edlyn.

"Lo juga dari mana? Pergi gitu aja?" Selidik Aneth pada Samuel yang terduduk di sebelah Aneth, si pria melirik pada Edlyn kemudian menggelengkan kepala

"Panggilan alam hehe"

Samuel menarik makanannya yang masih tersisa kemudian mengedarkan pandangan dan terpaku tatap pada kedua manik bulat Xarena, ia tersenyum membuat si gadis pun tersenyum manis padanya.

"Lo mau pesen makan?" Tanya Kalila pada Edlyn,

"Eh iya, lo belum pesen"

"Gapapa, gak usah. Lagian bentar lagi jam masuk" Tolak Edlyn pada Aneth yang hendak bangkit.

AKARA (GxG) (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang