Perasaan

606 58 1
                                    

Tak sadar akan jari lentik-Nya yang perlahan tergerak mengusap bibir milik pemuda dihadapan-Nya. Atensi-Nya terus menatap lekat, membuat Kairi terkekeh geli. Hingga akhir-Nya telunjuk jari-Nya berakhir tepat pada belahan bibir-Nya, seolah meminta untuk terdiam sesaat.

"Tidak.. aku belum sepenuhnya memaafkanmu, aku hanya memberimu kesempatan. Untuk berubah menjadi lebih baik", tegas-Nya. Jari-jarinya ia tarik perlahan, menjauhi area wajah pemuda itu. "Jika boleh jujur.. masih terlalu sakit", intonasi-Nya perlahan merendah, membuat Kairi tak berani memandang lagi.

Skylar terdiam sesaat, merasa bimbang, "terlebih kamu terhitung baru mengataiku..", napas-Nya semakin memberat, raut wajah-Nya tampak meminta penjelasan lebih terperinci. "Kamu belum sepenuhnya yakin, ini terlalu cepat", sambung-Nya.

Kairi menggeleng, berusaha menyangkal ucapan Skylar yang seperti-Nya ada benar-Nya. "Kumohon, pahami perasaanmu. Juga diriku", Skylar kembali berucap sebelum akhir-Nya terdiam. Merasa lelah dengan perkataan-Nya yang tak membuahkan jawaban sepatah katapun.

Kairi terdiam, sorot mata-Nya masih menatap lantai. Cukup merasa terpojok dengan ucapan yang Skylar lontarkan untuk-Nya. Memang benar, diri-Nya mengakui jika ia belum pantas untuk Skylar. Ia hanyalah seorang berandalan yang haus akan perhatian, berbeda dengan Skylar. Memang benar ada-Nya, pemuda itu awal-Nya sama seperti-Nya.

Namun kenyataan-Nya, sifat-Nya kini berbanding terbalik dengan diri-Nya dulu. Entah karena apa, pemuda itu tak pernah bercerita.

Kairi menghela napas-Nya berat, "aku rela melakukan apapun demi mu.. kumohon.. beri aku waktumu, juga kesempatan untukku sendiri", setelah-Nya atensi-Nya berfokus pada Skylar, dengan menampilkan senyuman-Nya.

.

.

21. 54 WIB

"Gimana? Lo sama si Sky?"

Pertanyaan itu sontak membuat Kairi sedikit membelakkan mata-Nya terkejut, ia meletakkan vape-Nya setelah selesai menghisap-Nya. Asap mengepul keluar dari mulut juga hudung-Nya, membuat Kiboy yang berada dihadapan-Nya mengibaskan tangan-Nya.

"Sky belum sepenuhnya maafin gua, gua ga heran soal itu.", jelas-Nya yang dibalas anggukan oleh Kiboy, pertanda mengerti. "Gua ga buru-buru soal itu, hanya.. gua yang ga yakin bisa berubah untuknya", sambung-Nya.

Kiboy tersenyum kecut kearah-Nya, bibir-Nya memanyun, "red flag anjing, sok manis aja depan orangnya" cibir Kiboy yang sontak membuat Kairi menggeram dengan bibir yang menampilkan senyum kecut. "Gede juga nyali lo.."

mendengar-Nya, Kiboy reflek mundur, segara bersembunyi dibalik Buts yang sedang menyesap sebatang nikotin. Kiboy menunduk, dengan sedikit meremas pundak milik Buts, membuat Buts memincingkan mata-Nya. Menatap Kairi tajam, "lu beneran punya perasaan?", tanya Buts mengintimidasi.

Kairi terkekeh mendengar-Nya, ia kembali menyesap vape milik-Nya, "tentu.", singkat-Nya. Membuat Kiboy kembali mencibir tidak jelas, membuat Kairi menatap-Nya tajam. "Lo boti.. kok bisa sampe sini anjing..", sarkas Kairi yang sukses membuat Kiboy mendelik.

"Mulut lo!", teriak Kiboy murka, atensi-Nya tertuju pada Kairi yang tersenyum mengejek kearah-Nya. "Boti cebol, ga ada rasa takut-takutnya jing", ledek-Nya lagi.

Kiboy kini benar-benar dibuat murka oleh-Nya, ia hendak mengelak namun lagi-lagi Kairi menambahi celotehan-Nya, "kira-kira udah di entot bang Xinn belum ya?", tanya Kairi dengan raut wajah yang terkesan meledek.

"Bangsatt! gua bilangin Sky lo ganiat berubah!", ancam Kiboy yang dibalas tawaan geli oleh Kairi.

"Dikiranya dia bakal peduli?


.

.

Up setelah menggigil kedinginan;)

Vote, vote guys..

kaisky- Dirimu Seindah RembulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang