Cemburu

499 48 12
                                    

Memasuki area perumahan, laju motor-Nya kian melambat kala dirasa dekat dengan rumah sang pujaan hati. Atensi-Nya tertuju kearah motor milik Xinn yang terparkir dihalaman, dengan pagar yang terbuka lebar.

Tanpa berpikir apapun, Kairi segera memarkirkan motor-Nya disebelah motor Xinn. Sungguh ia benar-benar salut dengan pria itu, bahkan di sela-sela perkerjaan-Nya ia rela meluangkan waktu-Nya untuk Skylar. Membuat-Nya sedikit tersulut api cemburu, karena Xinn tak pernah menyakiti Skylar.. terlebih cemburu karena Xinn terus berada di sisi-Nya, kapanpun itu, Skylar terus memikirkan-Nya, menyimpan-Nya dalam lubuk hati-Nya yang paling dalam.

Kairi kini menatap kearah Kiboy yang menggerutu tak jelas sembari menenteng sekantong kresek berisikan buah-buahan. "Siniin", ucap-Nya sembari memberikan tangan-Nya berniat menawarkan bantuan, namun Kiboy segera menjauhkan tangan-Nya dengan bibir yang mengkerucut.

Kiboy menatap sinis kemudian berlalu pergi meninggalkan-Nya, Kairi menghela napas-Nya berat sebelum akhir-Nya mengikuti langkah Kiboy. Langkah-Nya terhenti kala melihat Xinn yang berjalan keluar dengan raut wajah heran saat menatap kedua-Nya.

"Pada bolos ya lo berdua..", ucap-Nya sembari meregangkan otot leher-Nya yang kencang membuat Kairi sedikit bergidik ngeri. "Iya bang..", jawab-Nya jujur, netra-Nya menangkap ekspresi Xinn yang tampak santai saat menanggapi-Nya.

"Masuk aja, Ler didalem", ucap-Nya yang dibalas senyuman ramah oleh Kairi. Segera ia melangkahkan kaki-Nya kembali, hingga atensi-Nya kini menangkap sang pujaan hati-Nya yang tengah terduduk lemas pada sofa. Tatapan-Nya sayu, seperti habis menangis, membuat-Nya menghela napas panjang lalu berjalan mendekat kearah-Nya.

Mendudukkan tubuh-Nya disebelah sang empu, dengan tangan-Nya yang bergerak memijat punggung-Nya. "Maaf..", lirih Kairi pelan membuat Skylar menggeleng tanpa suara. Ia merasakan ada-Nya sensasi aneh dalam diri-Nya, seperti ada yang ingin keluar.

"Bang Xinn... heuk!", Skylar mengadu.
Diri-Nya benar-benar seperti mabuk saat ini, vertigo-Nya kambuh membuat-Nya ingin muntah. Terlebih karena Kairi yang memijat punggung-Nya, seakan membantu-Nya untuk segera memuntahkan isi perut-Nya.

Xinn yang mendengar-Nya lantas segara menghampiri, raut wajah-Nya seakan khawatir sekaligus panik. Pria itu tergagap, "Sky mau kerumah sakit?", tawar-Nya yang dibalas gelengan oleh sang empu. "Yaudah.. sky bobo dulu ya?", tawar-Nya lagi. Kali ini Skylar mengangguk, membuat Xinn sedikit bernapas lega walau sangat khawatir dengan kondisi Skylar saat ini.

Xinn segera berjongkok, memberikan punggung-Nya untuk Skylar. Sedangkan sang empu-Nya segera memeluk-Nya erat, menenggelamkan wajah-Nya dalam ceruk leher milik Xinn.

Kairi terdiam, tak tahu ingin berbuat maupun berkata apa. Ia menatap Skylar lekat dalam gendongan Xinn, "maaf ya.. sky lagi down banget ini..", ucap Xinn membuat Kairi tersenyum canggung. "ngga papa..", setelah-Nya Xinn membalas-Nya dengan senyuman lalu segera membawa Skylar menuju kamar-Nya.

Kairi mengalihkan atensi-Nya pada sosok disebelah-Nya, pemuda itu sedikit terisak sembari mengunyah snack. Tangan-Nya beralih menyomot snack milik Kiboy tanpa permisi, membuat sang empu mendelik dengan bibir yang memanyun.

"Umn.. bang-saat!", kini Kairi lah yang mendelik, ia menatap kearah Kiboy yang tampak ingin menangis. Kelopak mata-Nya berair, apakah ini karena ulah-Nya yang menyomot Snack orang sembarangan? tidak.. Kiboy tidak seperti itu.

"Kenapa? boo.. boo", Kairi melembutkan suara-Nya. Baru kali ini ia melihat Kiboy menangis dihadapan-Nya, membuat-Nya bingung dan berakhir memanggil-Nya dengan nama yang Xinn berikan untuk-Nya.

Tak seperti ekspektasi-Nya yang berhasil membujuk Kiboy, ini justru sebalik-Nya. Kiboy justru menangis keras, membuat-Nya melotot tak percaya. Bahkan Xinn segera menghampiri Kedua-Nya dengan raut wajah yang tak kalah panik. "Sayang?", panggil-Nya, sedangkan sang empu-Nya menggeleng lesu.

Pria itu kemudian beralih mengelus punggung Kiboy, atensi-Nya menatap Kiboy lekat. "Sayang.. kenapa? ada apa?.. tolong jangan seperti ini..", ucap Xinn, segera-Nya tangan-Nya beralih mengelus lembut pipi sang empu, namun segera ditolak mentah-mentah. Membuat Xinn pusing bukan main, apalagi pemuda itu tak menjawab satupun pertanyaan-Nya sedari tadi.

Sedangkan Kairi berdecih ketika menatap kedua-Nya, 'pria tak peka.. bodoh.', batin-Nya. Ia segera beranjak dari duduk-Nya, meninggalkan Xinn yang kewalahan. "Gua pamit dulu aja bang..", teriak-Nya yang tak dibalas, membuat-Nya terkekeh kecil disepanjang langkah-Nya.

.

.


Keempat pasang mata bertemu, sehingga tercipta suasana canggung antar kedua-Nya. Buts yang menyadari lantas memalingkan pandangan, menatap lantai. "seragamnya lepas", ucap Lutpi seraya membawa gel ditangan-Nya.

Aneh batin Buts, ia baru menyadari suatu kejanggalan disini. Mengapa pemuda dihadapan-Nya ini justru membawa-Nya kerumah-Nya, tidak ke UKS saja. Lantas Buts memeluk tubuh-Nya tanpa sadar "ngapain", tanya-Nya yang membuat Lutpi terkekeh geli.

"Ngobatin, apalagi?", tanya Lutpi balik, sontak membuat Buts sedikit menghela napas-Nya pasrah. Satu persatu kancing seragam-Nya ia lepas perlahan,  tubuh-Nya lengket terkena kopi, membuat Lutpi susah payah menelan ludah-Nya, 'sialan' batin-Nya.

Sedangkan sang empu-Nya mulai duduk, dengan dada yang sedikit membusung, menunjukkan ruam kemerahan diarea leher hingga dada-Nya. Ia memalingkan wajah-Nya, juga menutup kedua mata-Nya, tak berani menatap. Membuat Lutpi sedikit berdecak, tangan-Nya perlahan terulur mengoleskan gel mulai dari area dada-Nya.

"umn..", tak sadar satu desahan kecil keluar dari mulut-Nya, sontak membuat-Nya menutup mulut-Nya rapat-rapat. Harga dirinya.. terlebih ia dikenal sebagai seorang dominan, bukan pihak bawah, jangan sampai pemuda dihadapan-Nya itu mengambil posisi-Nya.

Lutpi yang mendengar-Nya lantas mendongak, menatap Buts yang menggigiti bibir-Nya sendiri. Membuat Lutpi tersenyum miring, tangan-Nya kini semakin gencar mengoleskan gel, hingga dengan sengaja mencubit tonjolan kecil disana.

"Bajing-ann! nyari mat- ahh!", Buts memberontak kala Lutpi mendorong-Nya menjadi telentang, kemudian mengukung-Nya diatas sofa. Keempat mata itu kini bertemu kembali, membuat Buts menggeram marah merasa dipermainkan.

"Gampang banget sih masuk perangkap", ledek Lutpi, membuat Buts mendelik. Ia dengan geram meludah kearah wajah Lutpi, namun siapa sangka pemuda itu justru menjilat bekas ludah-Nya lalu tersenyum. "Bangsat.. sialan! minggir", teriak-Nya frustasi, entah mengapa tenaga pemuda itu lebih kuat dari-Nya, membuat-Nya tak bisa berkutik.

"Heuk!"

.

.


AYAA LAGI STREZZZ

Bantu vote yaw, luv u<3

kaisky- Dirimu Seindah RembulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang