Mulai

336 52 4
                                    

Hening melanda, kedua-Nya yang saling memandang netra satu sama lain. Skylar terdiam kikuk, bak sebuah patung. Tak berani memutus maupun memalingkan pandangan-Nya. Takut akan aura Kairi yang seakan dapat mendominasi-Nya.

Kairi menyuguhkan senyuman-Nya, seakan puas hanya dengan memandang. Tangan-Nya terulur, meremas pundak milik Skylar yang sedikit lebih pendek dari-Nya. Kepala-Nya mendekat, mengendus ceruk leher Skylar sensual. Ia samar-samar menghirup aroma parfum beraroma lavender yang tersisa.

"Gila.. Lo wangi banget" puji Kairi tepat pada cuping telinga milik Skylar, dengan sesekali mengecup-Nya singkat.Skylar merinding sepersekian detik, dengan mata yang terpejam erat, menahan sensasi aneh yang belum pernah diri-Nya rasakan.

Puas dengan hasil perbuatan-Nya. Kairi menjauhkan wajah-Nya, menatap Skylar yang terengah-engah, entah karena apa Kairi tak tahu. ia membetulkan posisi kacamata Skylar yang sedikit merosot karena ulah-Nya.

Tampak gemas memandang wajah rupawan Skylar, yang kini menatap-Nya sayu. Membuat Kairi terkekeh gemas, sembari menyunggingkan senyum cabul-Nya.

"Lo beneran pengen ya?", tuduh Kairi yang sontak membuat sang empu mendelik. Merasa tertuduh dengan kalimat yang baru saja Kairi lontarkan pada-Nya.

"..."

Skylar menggeleng tak ingin mengakui tuduhan tersebut. Kairi menatap-Nya intens dengan raut wajah yang menekuk, "emang beneran bisu ya? ditanya tuh dijawab.", sarkas-Nya.

Skylar terdiam kembali ketika mendengar penuturan Kairi, layaknya sebuah patung, atensi-Nya tertuju pada raut wajah Kairi yang tampak memancarkan kekesalan. Gemetar, tubuh-Nya terlalu rapuh. Tak kuasa menatap-Nya terlalu lama, Skylar memalingkan wajah-Nya.

"Maaf..", lirih-Nya membuat Kairi menghela napas-Nya, melampiaskan kekesalan-Nya yang telah menumpuk pada pemuda dihadapan-Nya ini.

Satu tepukan mendarat pada kepala Skylar, tangan itu sedikit mengelus surai milik-Nya lembut. Membuat Skylar kini kembali mendongak, menatap sang pelaku dengan wajah polos-Nya. Wajah tampan itu kini memberi-Nya sedikit senyuman pertanda diri-Nya memaklumi.

"Tak apa", Kairi berucap. Tangan-Nya ia tarik, lalu memasukkan-Nya pada saku celana abu-abu milik-Nya yang terlihat sedikit ketat. Ia melangkah mundur setelah-Nya. Menjauh, tak lagi mengukung Skylar, mengisyaratkan Skylar untuk pergi menjauh dari-Nya.

12.20 WIB

Irrad lagi-lagi memandang Skylar yang sibuk dengan buku-buku tebal milik-Nya. Entah mengapa, coretan pada buku yang Skylar baca saat ini lebih banyak dari buku lain-Nya.

Muncul ada-Nya rasa penasaran pada benak-Nya, ia sedikit mengintip isi dari buku yang sedang Skylar baca.

Terdapat banyak coretan bolpoin dibuku tersebut, bertujuan menggaris bawahi setiap kalimat-kalimat yang menurut-Nya berarti, atau hanya sekedar bagus. Atensi-Nya tertuju pada satu kalimat dengan garis merah yang mencolok.

'kelahiran dan kematian manusia hanyalah permainan waktu'

'dan oleh karna itu, kepergian orang yg kita cintai tak perlu terus menerus ditangisi sebab mereka tak akan kemana'

Irrad terdiam sepersekian detik, mata-Nya terasa sembab. "Hwaa.. Lerr!", teriak-Nya histeris. Ia mendusel pada dada Skylar, layak-Nya seorang anak yang sedang mengadu pada ibu-Nya.

"Jorok! ingus lu nempel diseragam gua..", ucap Skylar yang dibalas gertakan oleh Irrad. Kepala-Nya mendongak, menatap Skylar dengan raut wajah yang terlewat kesal, "mana ada! nih ga adaa!", teriak-Nya. Irrad mengusap-usap hudung-Nya, seolah membuktikan perkataan-Nya.

"Hahahah.. gua bercanda kok!",tawa Skylar ketika melihat tingkah konyol sahabat-Nya ini. Sontak kedua bola mata milik Irrad membesar ketika mendengar tawaran dari Skylar, sungguh suatu hal yang langka membuat pemuda itu berhasil tertawa.

Tentu-Nya Irrad tak menyia-nyiakan momen tersebut, diri-Nya segara menggantikan rasa kesal-Nya dengan tawaan yang renyah.

.

.

Bell pulang sekolah berbunyi, para siswa telah berhamburan keluar meninggalkan sekolah. Termasuk Irrad yang telah pulang sedari tadi, dengan menebeng pada teman-Nya.

Pemuda itu tampak menyesal karena tak membawa motor-Nya hari ini, jika ia membawa-Nya sudah pasti Irrad akan memaksa Skylar untuk membonceng pada-Nya.

Skylar bersenandung, berniat menghilangkan rasa bosan yang mulai menghampiri diri-Nya. Netra-Nya menatap parkiran sekolah yang sudah sangat kosong. Hanya tersisa beberapa kendaraan yang dapat dihitung dengan jari.

Tak sengaja, atensi-Nya mengarah pada Kairi yang baru saja keluar dari ruang BK. Maklum saja, dia adalah siswa bermasalah, berandalan sekaligus pembuat onar disekolah-Nya.

Tampak-Nya, pemuda itu menyadari ada-Nya tatapan dari Skylar. Kairi tentu-Nya mendekat, menghampiri Skylar yang kini terdiam kaku. Dengan gemas ia menggenggam tangan Skylar, menarik-Nya menuju motor ZX-Nya yang terparkir sedikit jauh dari yang lain.

"Mau ngapain.. jangan aneh-aneh", tuduh Skylar merasa was-was dengan kejadian dikamar mandi siang tadi. Sedangkan Kairi tampak tak bergeming, ia menatap helm full face-Nya. Tampak memikirkan sesuatu.

Kairi menyunggingkan senyum-Nya, ketika mendapati sebuah ide jahil yang dihasilkan dari otak-Nya. Tanpa pikir panjang, Kairi menarik Skylar mendekat kearah-Nya. Memaksa Skylar untuk memakai helm full face-Nya.

Kemudian, tangan-Nya beralih mengambil helm yang terletak diatas motor Kiboy yang terparkir disebelah motor-Nya. Skylar yang sedari tadi memperhatikan, kini tersenyum kecut.

"Udah, ayo gua anterin", ucap Kairi. Ia menyalakan mesin motor-Nya, sembari menunggu jawaban dari sang empu-Nya. Namun netra juga raut wajah Skylar, terlihat meragukan-Nya. Membuat Kairi berdecak sebal, "itu helmnya udah dipake", tutur Kairi.

Ia menunjuk tepat kearah-Nya, membuat Skylar gelagapan hingga tak lagi dapat mengelak. Perlahan ia menaiki motor milik Kairi dengan keterpaksaan. Sedangkan Kairi tersenyum penuh kemenangan, "rumahnya dimana? jangan ngebisu lagi.", pinta Kairi kasar.

"Komplek xxx, paling ujung", jawab Skylar yang terdengar seperti sebuah gumaman samar, walau masih dapat terdengar. Kairi mengangguk, ia segera meraih tangan Skylar untuk dibawa memeluk perut-Nya.

"Gua bakal ngebut", jelas Kairi memperingatkan. Skylar mengangguk, tak melepaskan tautan tangan-Nya, membuat Kairi terkekeh gemas menatap-Nya dari kaca spion.

.

.


Kedua mata-Nya terpejam, dengan suara dengkuran halus. Skylar tertidur selama perjalanan, dengan kedua tangan yang masih setia memeluk erat. Tak sengaja tertidur karena elusan yang Kairi berikan pada tangan-Nya.

Motor Kairi melambat, hingga akhir-Nya terhenti tepat didepan penjual Martabak telur. Entahlah, tak terpikir oleh-Nya tentang makanan kesukaan Skylar. Terlebih seperti-Nya ia bukan tipikal orang yang pemilih.

"Wah.. pacarnya ya mas? cantik, mana anteng banget", tanya penjual Martabak sembari memberikan satu bungkus martabak pesanan-Nya. Membuat Kairi sontak terkekeh mendengar penuturan tersebut.

"Hahaha.. baru calon nih mas.."

"Wah, menang banyak ya hahaha"

.

.

.

Cuplikan novelnya beneran ada itu, ada yang tau judulnya ngga nih?

Sorry lama up.. gatau gua berasa capek banget.

Vote aja lah, kalo pengen tetep lanjut. Luv u all

kaisky- Dirimu Seindah RembulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang