Prolog

58 25 98
                                    

Happy reading


Anala menyeka pelan wajahnya yang sudah dipenuhi oleh darah. Ya, target kali ini terpaksa harus di lenyapkan.

"Gimana kak? Beres?" Tanya Hema dengan wajah khawatir.

Anala menyeringai kecil dengan bola mata yang fokus menatap ke arah Hema. "TIARAP HEM!"

Dengan spontan Hema langsung menuruti perintah kakaknya itu.

Bukhhh
Satu pukulan mendarat tepat di pundak target.

Dengan menahan rasa sakit akibat pukulan Anala, penjahat itu memohon pilu untuk menghentikan pukulan yang Anala berikan, "A-ampun, sudahi, ini terlalu sakit."

"Siapa yang utus Lo?!" Sentak Hema yang langsung bereaksi berlebihan

"Maafkan saya, saya melakukan semuanya dengan terpaksa, saya di utus oleh Pak Harto, saingan bisnis dari perusahaan papa kalian, Pak Erwin."

"CK. Bangsat juga" balas Anala. "Simbol 44,6 Hem, segera!"

Dengan cepat Hema mengeluarkan ponsel dari kantong celananya, lalu mengambil foto muka target dengan secara terang terangan.

Anala mencengkram dagu target dengan sangat kuat, lalu memberikan tatapan intimidasi yang ia miliki, "Lo, mau gua bebasin tapi harus pergi dari kota ini. Atau, Lo mati saat ini juga?"

"T-tolong saya masih mau hidup, lepaskan saya," ringisnya

Anala dengan cepat melepas kasar cengkraman nya. Dengan menyeka tangan seolah habis memegang hal kotor, Anala berdecak, "gua bebasin Lo, pergi saat gua mulai menghitung. Batas Lo sampai 3 angka! Dan tolong setelah nya jangan pernah tunjukin batang hidung Lo di hadapan gua! Apalagi Lo sampai nyakitin orang orang yang ga punya salah. Habis Lo, di tangan gua!"

"1"
"2"

Baru sampai di hitungan ke 2 saja, penjahat itu sudah kabur tak karuan, badannya sungguh bergetar hebat akibat perlakuan Anala terhadap nya.

"Wehhhh kakak guwehhhh keren abiezzz," puji Hema yang terlihat kagum

"Udahlah Hem, berlebihan lu, ayo pulang dan laporan ke papa. Misi selesai."

"Yoaiii kak, ayo"

*****

Di sisi lain, Erwin dan Via sedang asik berduaan dengan mesra di ruang TV seraya menonton film kesukaan mereka.

Jeglghh

Suara yang berasal dari pintu depan, Erwin dan Via yang menyadari kepulangan anaknya, dengan cepat merubah reaksi menjadi seperti biasanya. Hahah, mereka malu jika di pergoki sedang bermesraan.

"Eh anak anak kesayangan papa, gimana? Berhasil?" Tanya Erwin dengan penasaran.

"PAAA ASELI PAAAA, KAK ANA KEREN POLLL" jawab Hema dengan semangat.

"Kok bisa? Kenapa Hem?"

"Tadi ya Hema kan nanya keadaan kak Ana, tapi kak Ana ekspresi nya aneh terus tatapan intimidasi nya kuat banget! Setelah itu kak Ana bilang 'TIARAP HEM!' ya karena aku kaget, spontan aku nunduk dong"

"Terus papa tau ga selanjutnya gimana?"

"Tiba tiba tongkat besi kak Ana melayang tepat di pundak Terget. Hema kaget banget pa! Kebayang ga, kalo kak Ana engga nyadar ada penjahat di belakang Hema? Ish, hebat kak, 10 jempol buat kak Ana."

Hema menceritakan segalanya dengan sangat excited, itu menjadi sangat lucu jika di perhatikan dengan seksama. Benar saja, reaksi Anala, Erwin, dan Via justru malah terkekeh melihat cara penjelasan dari Hema.

"Hema Hema, dasar bocah" ledek Anala

Hema mengerutkan alisnya dan langsung mengubah ekspresi nya menjadi kesal, "kak!"

"Apa, hah? Mau di gebuk?"

"Ish apala kak Ana ini"

Erwin tersenyum lepas melihat kedua anaknya bertengkar kecil.

"Anala, ada sesuatu yang papa ingin bicarakan."

Anala mengangguk pelan sebagai jawaban.

Dengan cepat keduanya melipir ke ruangan yang cukup hening. Setelah sampai tepat di ruangan itu, Erwin dan Anala duduk dengan saling beradu tatap.

"What happened?" Tanya Anala bingung.

"Ana, Dia datang lagi..."

"Pa?"

"Iya. Pengikut Noxious Pyro, mereka sudah membunuh dan merampas harta seorang pejabat tadi siang. Dan, seperti dulu An, polisi tidak bisa menemukan bukti apapun, lagi dan lagi permainan mereka sangat rapih."

"NP biadab! Lihat saja, dan tunggu. Jika, polisi tidak bisa menemukan apapun, maka aku lah yang akan menemukan nya."

"Serahkan semua kepadaku, Pa."

Erwin tersenyum lalu mengelus pelan kepala Anala. "Papa percayakan semua kepada kamu, Anala."

Bersambung

Jangan lupa ⭐ yaaaa
Tinggalin jejak dengan cara komen dan follow akun ini!!

Instagram
@pecelleloover
Follow untuk informasi selengkapnya!

'Chaos' In The Language Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang