❝Tartarus❞
Dalam Theogony karya Hesiod, pada permulaan alam semesta, terdapat empat entitas paling awal, yakni Chaos, Gaia (Bumi), Tartarus, dan Eros. Tartarus adalah bagian dari neraka, yakni jurang terdalam di Dunia Bawah atau dunia kematian yang menjadi penjara dan tempat penyiksaan banyak makhluk jahat. Tartarus digunakan untuk menyebut wilayah terdalam di alam semesta, bagian bawah dari dunia paling bawah, tempat para dewa mengurung musuh-musuhnya.
Seorang lelaki berambut dirty blonde berkulit putih dengan kisaran tinggi 175 cm berdiri tepat di depan mejaku. Hidung mancung dan rahang yang kuat dengan garis wajah dan tegas. Pada name tag miliknya tertulis "Marchel S. Wennedy"- ia tampak seperti foreigner. Dengan tatapan memelas ia mengangkat kedua telapak tangannya di kepala; membentuk emot maaf yang biasa kita pakai kalo mau minta izin acc skripsi sama dosen. Seragamnya yang berwarna putih tampak rapi dilengkapi dengan atribut ikat pinggang dan dasi yang terikat dengan baik, tidak lupa dengan ujung baju yang dimasukkan ke dalam pinggang celana.
Sudah terhitung belasan kali banyaknya ia menghampiri mejaku sejak hari pertama aku dirundung masalah di kelas ini. Ia berulang-kali mengutarakan perkataan yang sama setiap harinya. Tanpa kusadari, justru hal ini membuat kami semakin dekat setiap harinya.
"Maaf.. gue selaku ketua kelas meminta maaf yang sebesar-besarnya atas perlakuan tidak enak yang selalu lo dapet dari teman-teman tidak beretika."
Setiap kali ia mengutarakan ayat itu, aku hanya memberikan sebuah anggukan kecil sembari tersenyum kikuk. Ia selalu bilang padaku, dirinya tidak berguna karena tidak bisa mencegah dan menengahi kasus bullying di kelasnya- karena dirinya sendiri saja jarang berada di kelas--dikarenakan ia juga merupakan anggota aktif OSIS di sekolah.
Kini, ia tampak membuat gesture tangan yang sedikit aneh di hadapanku. Berulang kali ia mencoba untuk membuat sebuah simbol pada jemarinya. Kemudian kuraih buku tulis yang biasa aku pakai untuk berkomunikasi dengan guru maupun siswa lainnya, mengingat di sekolah ini- khususnya di kelasku, tidak ada seorangpun yang mengerti dan bisa berbahasa isyarat. Terlebih lagi mereka terlalu ignorant untuk mau belajar sebuah perbedaan. Untungnya sejak kepindahanku ke negara ini, aku sudah bisa beradaptasi dengan Bisindo; bahasa isyarat. Dikarenakan Ka-san selalu mengajarkan dua bahasa setiap harinya, agar aku tidak terkendala bahasa ketika berpindah tempat. Hanya saja terkadang aku masih saja tidak sengaja melakukan language mixing.
"Kamu mau membuat simbol isyarat?" tulisku. Ia menggangguk dengan penuh antusias. "Gue mau bilang terima kasih dalam bahasa isyarat.. tapi agak lupa, padahal tadi udah belajar dari rumah" ungkapnya. Aku mengernyit selagi membaca gerak bibirnya. Untuk apa dia ingin berterima kasih padaku? Dengan tatapan canggung aku menyuruhnya untuk duduk di sampingku, lalu mulai mengajarinya bagaimana membuat simbol pada jemarinya. Pria itu terus membuat simbol yang salah dan tampak lucu bagiku. Tanpa kusadari, tergurat sebuah senyuman dan tawa yang mengirinya.
૮ .◜◡◝ა
Di sebuah kamar tidur yang tampak luas dengan nuansa biru, cream dan emas yang melekat pada dinding dan furniture-nya. Ruangan itu tampak megah, dihiasi dengan berbagai ornamen yang terbuat dari emas. Langit-langit kamar itu dihiasi oleh ukiran yang dipahat dengan cukup detail; seperti halnya ukiran yang ada pada katedral Vatikan. Pada setiap kaca jendelanya terdapat motif sunflower yang tampak berwarna pelangi saat terkena bias cahaya matahari. Tak lupa gorden dan karpet bulu berwana sky blue yang melengkapi kemegahan dari kamar tidur tersebut. Terlihat seorang lelaki yang sedang tertidur pulas di sebuah kasur berukuran king size yang tertutupi oleh tirai berwarna cream yang menggantung di sisi kiri dan kanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
White Sunflower
FantasiaApa jadinya jika orang biasa mendapatkan kekuatan magis dalam semalam seperti di kisah-kisah fantasy Wizarding World? Pasti sulit untuk dikendalikan bukan? Kisah ini menceritakan tentang seorang pemuda yang selalu dirundung oleh nasib sial dalam sep...