7. Sebuah harapan

2.5K 192 13
                                    

HOLA

How are you babe?

Kawal cerita ini sampai end okeii^^

🤍Happy Reading🤍

_____

"Udah aelah malah mikirin di kubur lo pada, mau gue wujudin sekarang?" tawar Aksara dengan menaik turunkan alisnya.

"Maaf saya undur diri kalo masalahnya udah sama pak ketu," Dean memundurkan dirinya perlahan.

Setelah perdebatan tak penting, kini mereka sibuk pada ponsel mereka masing-masing.

Ting!

Sebuah pesan masuk di ponsel Aksara yang berada di meja. Leon sempat melirik nama pengirim pesan tersebut, namun dengan cepat Aksara mengambil ponselnya.

Setelah membaca pesan tersebut, ia mengeratkan genggamannya pada ponsel yang berada di tangannya hingga kukunya memutih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah membaca pesan tersebut, ia mengeratkan genggamannya pada ponsel yang berada di tangannya hingga kukunya memutih. Leon yang menyaksikan hal itu hanya menatap Aksara penuh curiga.

"Yah, hanya memastikan dan semuanya terungkap!" batin Aksara.

"WOI!" teriak Dean tiba-tiba yang membuat semua anggota Warg yang berada di markas tersentak kaget.

"Apaan sih lo!, setan emang!" kesal Barra.

"Istigfar Bar, malem ini kiamat woi!" ujar Dean serius.

"Ngarang!, iblis mana yang ngasih tau lo?!" tanya Aksara heran.

"Ada ini yang ngeramalin Sa, cek aja kalo gak percaya," sambung Dean.

"Kayanya ini kesempatan gue gunain khodam gue deh!" gumam Dean lalu bangkit dari duduknya.

"Sok iye lo, emang khodam lo apaan?" tanya Aksara.

"Macan biskuat!" jawab Dean tegas.

"Anj!"

"Buahahahahhahahahaha!!"

Semua anggota Warg yang berada di markas menertawakan Dean. Bahkan Barra sudah terguling di lantai sambil memegang perutnya.

"Tenang aja kalian gue mau menjalankan tugas berat dulu!" ucap Dean dramatis lalu beranjak dari sana.

"LO MAU KEMANA DEAN?" teriak Barra yang melihat Dean kini berada di pinggir jalan.

"Balik udah malem!" tegur Leon yang merampas jaket hitamnya diikuti oleh Aksara, Garvin, Barra dan yang lainnya.

Sementara Dean, entah apa yang di lakukan laki-laki itu saat ini berdiri tegak di pinggir jalanan sepi.

Dengan iseng Barra menghampiri Dean, dan mengikuti alur drama yang Dean buat.

Aksara (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang