[3]-CATO

601 68 6
                                    

Disclaimer
• All boboiboys Character belongs to Monsta
• Fiction
• AU/Fanfic
• No copy
• Just for fun!
• A little comedy, maybe

_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_

"Aku pulang."

Boboiboy melangkahkan kakinya ke atas lantai berlapis flanel bermotif kayu. Meletakkan tasnya ke atas sofa, lalu berjalan menuju dapur. Mengambil sebotol air dingin di dalam kulkas, lalu meneguknya hingga setengah. Setelah menuntaskan rasa hausnya, ia kembali ke sofa dan meraih tasnya.

Kemudian berjalan menuju Cat Room. Memutar tuas lalu mendorongnya pelan. Ia berhenti sejenak saat melihat sepupunya, Ochobot. Yang sedang tertidur sambil di kerumuni kucing-kucing yang ia pungut.

Tertidur lelap sambil berpelukan. Dengan posisi wajah Ochobot yang berhadap-hadapan dengan si tengah Blaze, para trio sulung di perutnya, dan para trio bungsu yang berada di dekat pergelangan tangannya. Terlihat menggemaskan, belum lagi Blaze yang sesekali menjilati Paw-Nya.

Tidak tega dengan pemandangan di hadapannya, Boboiboy mengurungkan niatnya untuk membangunkan Ochobot. Ia menutup pintu lalu pergi menuju kamarnya. Lebih baik ia membantu Tok Aba untuk menjaga kedai. Pasti sang kakek kesusahan apalagi biasanya kalau sudah menjelang sore begini, kedai bakal ramai sekali.

Boboiboy mengganti pakaian sekolahnya dengan kaos hitam yang cukup kebesaran untuk tubuhnya yang terbilang kecil, dengan celana pendek selutut berwarna putih. Tidak lupa topi dino berwarna oren miliknya yang sudah terpasang di kepalanya.

Boboiboy meraih ponselnya dan segera turun. Memeriksa keamanan rumah terlebih dahulu, barulah ia pergi.
Hanya perlu waktu sekitar tujuh menit untuk sampai menuju kedai. Karena lokasinya yang terbangun tidak jauh dari komplek perumahan, membuat kedai tersebut bisa terlihat dari jauh.

Kondisi kedai saat ini ramai, ramai sekali! Meja-meja kedai diisi penuh oleh pelanggan, dan beberapa anak-anak sekolah yang duduk di dekat Tok Aba sambil mengobrol ringan. "Biar oboi antar tok!"

Boboiboy segera mengambil nampan dan membawa pesanan para pelanggan dengan gesit. Tubuhnya melesat ke sana ke mari. Menghitung nota pembayaran, membersihkan meja, dan menghantarkan pesanan. Semua ia lakukan sendiri. Meski begitu Boboiboy tidak keberatan, ia senang bisa berguna dan tidak hanya menumpang pada sang kakek.

"Boboiboy, cepat! Mencair esnya nanti!"

Pinta Tok Aba. Boboiboy segera menyelesaikan nota pelanggan lalu membawa pesanan pelanggan tersebut. Karena ketiga tugas itu ia lakukan sendiri, membuat tenaga Boboiboy terkuras habis. Belum lagi kondisinya belum makan siang sama sekali.

Di tengah-tengah tugasnya, sekumpulan anak-anak memanggil dirinya. Dan itu adalah keempat sahabatnya. Dua laki-laki dan dua perempuan.

"Hai Boboiboy!"

"Hai juga.."

Saat Boboiboy hendak menghampiri mereka, pandangannya seketika buram. Kepalanya pusing, kakinya terasa lemas, dirinya terjatuh seketika. Mengundang jeritan orang-orang dan teman-temannya. Terutama Tok Aba. Suara mereka mulai terdengar samar-samar di pendengaran Boboiboy, hingga kegelapan mengambil kesadarannya sepenuhnya.

Boboiboy mulai membuka kelopak matanya perlahan, mengerjakan matanya sejenak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Boboiboy mulai membuka kelopak matanya perlahan, mengerjakan matanya sejenak. "Eung...?"

Ia kemudian menyentuh kepalanya yang terasa pusing, meski tidak separah sebelumnya. Matanya melirik ke sana ke mari. Mendapati salah satu temannya yang terduduk di sebelahnya, Fang.

Boboiboy kemudian menoleh ke arah kedai Tok Aba, teman-temannya yang lain terlihat sibuk mengurus kedai. Gopal menghantarkan pesanan, Ying menghitung nota dan menulis pesanan, sedangkan Yaya membersihkan meja.

"Jangan langsung bangkit, boi. Kamu baru sadar."

Usul Fang setelah menyadari bahwa Boboiboy telah tersadar dari pingsannya.

"Jam.. berapa sekarang?"

"Jam enam."

"APA!?"

Boboiboy langsung mengubah posisinya menjadi terduduk. Ia menoleh ke arah langit yang mulai menggelap. Seingatnya tadi baru jam dua siang, kenapa sekarang sudah jadi jam enam sore!?

Boboiboy mengedipkan matanya beberapa kali. Ekspresi lucu tersebut mengundang gemas dari Fang. Ia kemudian mencubit pelan pipi sang empu, membuatnya mengaduh pelan.

"Kenapa.. waktu cepat sekali.."

"Sudah, lebih baik kamu duduk aja dulu. Paling sebentar lagi kedai akan tutup."

usul Fang. Boboiboy mengangguk, ia menghela nafas lelah, lalu tersenyum sekilas. Sekarang ia memikirkan tentang kucingnya dan Ochobot. Mereka sudah makan atau belum? sudah bangun atau belum?

Hingga ia tidak sadar bahwa kedai sudah sepi. Menyisakan Tok Aba dan teman-temannya.

"Boboiboy, ayo pulang."

"Iya tok."

Boboiboy meraih ponselnya, lalu mengikuti Tok Aba dari belakang. Di susul oleh teman-temannya yang lain, mereka mengobrol ringan. Sebelum akhirnya berpisah di perempatan jalan.

Hening menyelimuti kakek dan cucu tersebut. Keduanya hanya diam sambil menikmati semilir angin malam. Tenang dan sejuk.

"Kami pulang."

Tok Aba mengetuk pintu perlahan, lalu membukanya. Sebelum Tok Aba dapat melangkahkan kakinya masuk, seekor kucing bermata hijau itu melompat ke wajahnya.

"THORN!"

Ochobot keluar dari Cat room dengan keadaan kacau. Kaosnya yang miring, dengan Taufan dan Blaze yang di gendongannya di bahu.

_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_

07/07/24

Cat And Their Owner Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang