Chapter 03.

6 3 0
                                    

Happy Reading

*jika kamu cinta maka kejarlah, jangan menunda-nunda atau kamu akan menyesal*

❄❄❄❄

Brumm brumm

Sebuah motor berhenti di depan halte yang sedang almara duduki, almara bahkan tidak mengetahui dia siapa, almara hanya diam saja sampai sang empunya motor membuka kaca helm full face nya, almara mengenali pemilik mata elang itu Alta, dan yah bener karna hanya Alta yang mempunyai mata elang itu.

"Gua anterin pulang. " Ucap Alta seketika.

Almara masih diam tidak mengerti apa yang Alta ucapkan, tetapi dia berdiri dari duduknya setelah Alta turun dari atas motor.

"Pulang, gua anterin. " Alta berucap lagi sembari memberikan satu helm kepada almara, menyuruh almara memakai nya.

"Ga usah ta, gua pulang sendiri aja. " Dalam hatinya almara ingin  sekali pulang di antar oleh Alta, tetapi gengsinya itu tinggi sekali.

"Udah sore, di sini rawan." Alta masih menawarkan almara agar mau pulang bersamanya.

Almara melihat jam di pergelangan tangannya, jam sudah menunjukkan pukul 15.46 memang sudah sore, almara menerika uluran helm yang Alta berikan tadi, dia menerima tawaran Alta yang akan mengantarkannya pulang.

"Gua ga ngerepotin ini?, serius gapapa? " Almara masih bertanya dia takut akan merepotkan Alta.

"Ngga." Alta menaiki motornya, dia menunggu almara yang akan naik ke atas motornya itu, almara masih belum naik ke atas motor juga dia hanya terdiam sembari melihat ke arah rok yang dia pakai.

Alta yang melihat itu segera melepaskan jaket yang dia pakai, ditarik nya tangan almara agar mendekat ke arahnya dia melilitkan jaket itu di pinggang almara  sekarang rok almara tidak begitu terlihat pendek saat menaiki motornya nanti, hal itu membuat almara hanya terdiam kaku, dia salting.

"Naek." Alta berucap sembari melulurkan tangannya agar almara bisa menaiki motornya, almara menerima uluran tangan itu dia menaiki motor alta yang lumayan tinggi itu dengan sedikit kesusahan, mereka pergi meninggalkan halte.

Jalanan kota jakarta di sore hari ini menjadi saksi bahwa almara pertama kali di bonceng oleh cowok dan itu Alta, banyak yang belum almara ketahui tentang alta, yang pastinya nanti hal itu akan membuat almara terkejut tidak percaya.

"Rumah lo dimana?. " Alta bertanya sedikit berteriak berharap almara mendengar dan tidak bertanya lagi apa yang Alta ucapkan barusan.

"Perumahan mawar, nomor 17, rumah warna biru. " Jawab almara ikut sedikit berteriak.

Motor gede yang mereka tumpangi berhenti di alamat yang almara kasih tau tadi, almara turun dari motor dengan kesusahan dia berdiri di depan Alta sekarang.

"Makasih." Ucap almara dengan senyum yang tercetak di bibirnya, dia sedang merasakan senang.

Alta tersenyum kecil, sangat kecil sampai almara sendiri tidak mengetahui bahwa alta membalas senyumnya itu, Alta hanya mengangguk membalas ucapan almara, Alta membantu melepaskan helm yang almara kenakan.

"Gua pulang y. " Alta berpamitan kepada almara, hari sudah sore akan bahaya juga nanti jika ketahuan orang tuanya dia dianterin cowok, almara itu anak strict parent, belum ada satupun cowo yang bisa menaklukkan hati kedua orang tuanya sejauh ini.

"Hati hati Alta. " Almara melambaikan tangannya saat melihat Alta yang beranjak pergi dari sana.

"Gua harus bilang makasih si ke aul, berkat dia juga gua bisa di anterin pulang Alta. " Almara berucap dengan nada senang nya, dia memasuki rumah dengan senyuman yang tercetak di bibirnya, emina yang melihat itu heran melihat putrinya.

The Story (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang