Quit my job, start a new life.

0 0 0
                                    

"And I'm so sick of 17. I'm over this teenage dream? If someone tells me one more time. "Enjoy your youth." I'm gonna cry."
-Brutal | Olivia Rodrigo

Jalan Dago dilanda hujan deras malam itu. Dengan perasaan panik yang melanda Sena ketika melihat handphonenya membuat ia tidak bisa berpikir jernih, bahkan untuk 1 detik setelahnya. Sena Nujumn Wynari adalah seorang puan yang menderita gangguan kecemasan anxiety dan juga trust issue yang membuatnya sulit untuk memulai sesuatu dengan orang yang baru. Dan sialnya lagi hal itu menjadi lebih parah karena hal yang dilakukan oleh 1 1nya orang yang paling mengetahui diri Sena, yaitu kekasihnya sendiri,  Miloan memberi tanda-tanda telah menghilang dari radar Sena. Akankah Miloan mendengarkan hati Sena dan kembali untuk memeluk erat Sena, meminta maaf dan meyakinkan Sena bahwa ia akan selalu miliknya, ataukah ia akan terbang tinggi di negeri sana untuk mencapai mimpinya dan menemukan wanita yang akan selalu mendampinginya?

Sena memiliki pikiran yang kacau malam itu, rasanya seperti mabuk tetapi bukan karena minum, bukan pula karena dilanda cinta seperti yang biasa disebut-sebutkan pada lagu-lagu romansa masa kini, tetapi kesedihannyalah yang membuatnya tak waras.
"Am I rather die than facing this whole of drug I never need to be? Gaada orang yang peduli Ama gue juga kan? Hidup brengsek. if everything gonna end like this, what the reason I born into this cruel world?"

Mata Sena buram, karena tangisannya yang ia tahan tak kunjung henti telah mencapai ambang batas dan memaksa untuk keluar. Tapi sebenarnya bukan hanya matanya saja yang buram, tetapi isi kepalanya pun buram, entah apa yang ia ingat akan kebaikan yang selama ini ia telah perbuat tidak sanggup untuk menutupi banyaknya kesalahan yang membuat ia terus menerus menyalahkan diri.

Ponsel Sena mengeluarkan nada dering telepon yang tak asing di telinganya.

------------------------------------------
Fav drink (Milo) is calling...

Ignore.             Accept.
-------------------------------------------

Rasanya ini bukan saat yang tepat untuk mengangkat telepon Milo dan meneriakinya bahwa Sena merindukannya. Sena bingung sekaligus takut yang membuat anxiety-nya kembali menggeruguti badan Sena dan membuatnya bergetar kencang.
"I can't tell you, Milo. My mind running wild."

"All my demons run wild, all my demons have your smile. In the city of angels, in the city of angels. Hope New York holds you, hope it holds you like I do. While my demons stay faithful, in the city of angels."
-La la lost you | NIKI

Sena tidak dapat berpikir jernih, lalu berlari cepat melewati jalan besar dimana kendaraan berlalu lalang dengan lampu yang menyala terang di dinginnya malam kota bandung. Sena melangkah demi langkah pada deretan zebracross di bawah yang ia pikir akan aman. Tapi sepertinya kaki puan itu tidak begitu cepat dan beruntung. Ketika kaki itu melangkahi pertengahan jalan besar, tak ia duga bahwa ada mobil hitam melaju cepat di jalanan yang ia lewati.

"AHHH"
Sena terkejut melihatnya, rasanya ia sudah pasrah akan kehidupannya yang penuh kesedihan ini. Ia pun berjongkok dengan memeluk lututnya dengan dagu diatasnya, inilah waktu yang tepat untuk mati. Lampu jalanan Dago menyinarinya dengan tenang yang membuat seorang pengendara mobil tersebut cepat-cepat menghentikan mobil yang tadinya ada di kecepatan tinggi. Ia pun keluar dari mobil tersebut.

"Lo gila ya!? Perempuan sendiri tengah malem gini jongkok tengah jalan yang udah pasti bakal ada kendaraan yang lewat. Lo hampir kena tabrak lari! Untung ada lampu yang nyinarin Lo, kalo engga Lo udah mati."
Sena terisak mendengarnya, mencoba untuk memasang muka bahwa ia bukanlah orang yang sehabis dilanda kesedihan.

"Lo mabuk!? Kalo misalkan mabuk juga minimal mikir pake otak lah, Lo itu hampir mati cuma karena tingkah bego Lo sendiri, bisa-bisa kena tuntut gue cuma gara-gara nabrak orang yang ga warasnya ada di tengah jalan. Oh? Gue rasa Lo ga mabuk."
Pria berpakaian rapih, layaknya orang penting yang baru pulang kerja larut malam itu merendahkan tubuhnya agar bisa melihat wajah Sena dengan benar.

"Lo habis nangis ya? Ketebak banget. Dan gua liat Lo gemeter-gemeter gajelas gini, Lo penderita anxiety? Pantesan bisa keliatan ga waras gini. Biar Lo engga ngulangin hal yang sama, mending kita balik ke kursi di trotoar sana."
Tangan Sena digenggam oleh pria tanpa nama  dan diarahkannya ke kursi di trotoar Dago malam itu.

"Nahh duduk sini. What's your name?"
"Sena Nujumn Wynari." Jawab Sera dengan nada terbata-bata.
"Good name. Well, my name is Aaron Dixonbent. And you can share whatever that made you're mind mess to me, and I will never tell it to anyone else."

"I've been spending the last right months, thingking all love ever does is break and burn and end. But on the Wednesday in the cafe, I watched it begin again.
-Begin again | t.s

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

It'll Rain, While At This CoatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang