prolog

13 4 0
                                    

 <<<<

"  final chapter hanya diri
sendiri yang mengerti bagaimana sulitnya menahan rasa sabar,tanpa harus bercerita. "

>>>>

Aira Hansara Oleandra gadis kecil yang memiliki paras menawan dengan kulit seputih pualam,membuat Aira menjadi kriteria gadis jelita idaman.

namun memiliki hidup yang dipenuhi dengan kegelapan tanpa adanya cahaya yang menemaninya.

~~~~~

prangg...

prangg...

Tangan yang pernah membelai lembut kepala anaknya kini mencengkram leher gadis kecil itu dengan penuh amarah. Dengan satu tangan gerakan penuh kemurkaan, tangan kekar itu melemparkannya ke lantai marmer callacata yang dingin, lantai yang pernah menjadi saksi bisu kehangatan keluarga yang dirajut dengan benang penuh kasih sayang. darah dan serpihan kaca yang pecah berkeping keping  sepihan-serpihannya yang berhamburan ke segala penjuru.

"arghhh ayah sakit"lirih sang anak menatap ayahnya penuh kesakitan atas perbuatannya.

"HAHAHAAHA, sakit ya utututu kasian sini ayah obatin"ucap sang ayah sambil berjongkok dihadapan putri kecilnya. 

Lalu...                                                           
Plakk...

Dalam sekejap, udara seakan membeku. Pandangan matanya yang semula lembut bagaikan air terjun nan jauh dibalik pepohonan, kini berganti dengan kilat amarah. Tangannya melayang, membuat ujung bibir gadis itu robek dan mengeluarkan darah.

Aira merasa sakit disekujur tubuh kecilnya dan merasa kan pipi kirinya terbakar seolah disambar letupan api yang tak terlihat, jeritan yang tertahan ditenggorokan seakan lenyap, berganti dengan kesunyian yang memekakkan telinga. 

"aku benci ayah"lirihan sang anak membuat dunia berputar, meninggalkan kehampaan yang menganga lebar diantara kami berdua.

"saya tidak peduli silahkan benci saya kau sama saja seperti ibu mu yang menjadi jalang diluar sana"kata ayahnya yang bernama Grissham Oleandra sambil melangkah kearah pintu disana.

brak...

bantingan pintu yang diperbuat sang ayah membuat nafasnya tersendat-sendat mencari udara yang tak lagi manis. Matanya menatap kosong, seolah dunia telah kehilangan warna. setiap tetes adalah racun, menggores pipinya yang pucat pasi seperti poselen retak, meninggalkan bekas luka yang tak akan pernah sembuh. Aliran air mata itu bukan sungai kecil nan tenang, tapi arus deras penuh amarah dan penyesalan, menghanyutkan serpihan-serpihan dirinya yang telah hancur.

                           🐝🐝🐝

                           🐝🐝🐝

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🐝🐝🐝

FLAWSOME ~ prolog

jangan lupa,vote dan komen agar aku semangat untuk lanjutin cerita flawsome 🐾👾

(๑♡∀♡๑)

FLAWSOMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang