"Nara. Aku mohon, bantu aku sekali ini aja. Aku gak bisa menahan semuanya sendiri," ucap Juna
Juna adalah laki-laki penikmat bdsm, ia sangat suka menjadi dominan. Oleh sebab itu, sekarang ini Juna ingin melakukannya kepada sang kekasih.
"Aku gak mau, Juna!" Ucap Nara sedikit berteriak." Hal itu berhasil membuat Juna naik pitam.
Pria itu mencekik leher Nara lalu membantingnya ke atas ranjang. Tangan pria itu masih setia berada dileher sang kekekasih. "Ikuti semua kemauan gue, gua memek lo bakal hancur malam ini juga!" Ancam Juna.
Nara berusaha untuk melepaskan tangan Juna yang berada dilehernya. "Gua gak sudi bersetubuh sama lo ya bangsad!" Ucap Nara kesal.
Mendengar ucap Nara yang menghina dirinya, membuat Juna tersulut emosi. Juna menarik dengan kasar tubuh Nara, pria itu menarik tali celana cargo yang digunakan oleh Nara.
Setelahnya Juna mengikat tangan Nara dengan kuat menggunakan tali itu. "Apa lo bilang? Lo gak sudi bersetubuh sama gua? Ha ha akan gua pastikan setelah ini lo mohon-mohon agar di entot sama gua." Ucap Juna.
"Juna. Lepasin tangan gua!" Teriak Nara.
Juna dengan mudah membuka celana Nara, menyisakan celana dalam berwarna putih yang membungkus vagina gadis itu. "Wah dari sini aja udah keliatan kalau memek lo berbulu," ucap Juna.
"Anjing, Juna. Jangan kurang ajar ya lo!" Ucap Nara.
Perlahan-lahan Juna membuka celana dalam itu, terlihat vagina Nara yang memiliki bulu tipis. "Kan bener, memek lo berbulu." Ucap Juna.
Juna mengambil sebuah lakban. Pria itu menempelkannya pada bulu-bulu di vagina Nara. Setelahnya ia menarik dengan kasar lakban itu sampai bulu-bulu divaginanya tercabut.
"Arghhhh! Shakithh anjing!" Teriak Nara.
Juna mengoral penisnya di depan wajah Nara. Nara benar-benar merasa sangat dilecehkan oleh perilaku Juna. Dan ya, Juna mengeluarkan air kencingnya diwajah Nara.
"Haha enak banget ngelecehin lo," ucap Juna.
"Sialan lo! Lepasin gue, Juna!" Ucap Nara memohon.
"Apa? Lepasin? Gue aja belum ngerasain memek lo yang sempit itu gimana," ucap Juna.
"Juna. Gua mohon, jangan lakukan itu," ucap Nara menangis.
Tidak peduli dengan tangisan Nara, Juna segera mengambil ancang-ancang untuk menyetubuhi Nara. Namun sebelum itu, Juna meletakan kamera di sudut ruangan, dimana kamera itu hanya menampakan wajah dan tubuh Nara yang hendak di setubuhi.
Juna meremas payudara Nara dengan lembut. Dan berhasil membuat Nara mengelinjang hebat. Juna kembali pada tujuan awalnya, yaitu menyiksa alat kelamin Nara.
Juna terdiam beberapa saat, pria itu pergi dan mengambil botol air mineral. "Siap-siap ya?" Ucap Juna.
Melihat Juna yang akan memasukan botol itu kedalam vaginanya, membuat Nara membulatkan matanya. "Juna! Tolong. Jangan lakukan itu," tangis Nara.
Nara benar-benar tidak menyangka bahwa Juna akan melakukan hal yang segila itu. "Nara, ayolah. Sakitnya cuma diawal aja kok," ucap Juna.
"Juna. Aku mohon, jangan gitu. Aku gak apa-apa kalau kamu mau nyodok memek aku pakai kontol kamu gak apa-apa. Tapi jangan pakai botol itu, aku masih perawan." Ucap Nara menangis.
Melihat Nara yang memohon itu, membuat Juna terdiam. Sampai akhirnya tangisan Nara mereda, pria itu segera membasahkan botol itu menggunakan baby oil. Setelah permukaan botol itu sedikit basah, Juna mulai menggesekannya pada vagina Nara.
"Ahhh Juna... jangan dimasukin, tolong." Ucap Nara
Juna masih setia menggesek ujung botol itu di vagina Nara. Dan...
"Arghhh! Juna!" Teriak Nara