Vote dulu sebelum baca, Syg🐺
Waktu berlalu dengan cepat, kini terdengar langkah kaki dari seorang pemuda tampan yang sedang berjalan di karidor, yaitu Arkan. Lelaki itu menuju UKS, berniat menjemput pujaan hatinya a.k.a Rei. Sesampainya di tempat yang ia tuju, Arkan berjalan mendekati ranjang dengan tirai tertutup, tangannya meraih tirai lalu membukanya perlahan.
Terlihat Rei yang masih tertidur pulas, Arkan menatap lekat wajah Rei yang sangat lucu di matanya. Dengan berat hati ia membangunkannya, perlahan tangannya menggenggam tangan Adiknya itu, ibu jarinya mengelus punggung tangannya dengan lembut.
"Rei ... bangun, ayo pulang, udah sore."
Rei membuka matanya perlahan. "Hmmh ... Bang Ar? Jam berapa emangnya?" lelaki itu mengerjapkan matanya.
"Jam 5."
"Bajigur, lama juga gua tidur ...," Rei merubah posisinya menjadi duduk, sekalian ngumpulin nyawa-nyawa yang tersisa. "Aus ...," ucap Rei sambil ngelihat ke sekeliling kayak lagi nyari sesuatu.
Mendengar hal itu Arkan langsung mengambil botol minum di tasnya lalu memberikannya pada Rei, "Nih, minum, tadi sengaja gua beli buat lu."
Rei meraih botol minum yang ada di tangan Arkan. "Tumben peka, biasanya pekok."
"Pedes bener tu congor kalo ngomong."
"Apa? Gak terima?"
"Siap, salah."
Rei meminum air yang diberikan Arkan hingga tandas, selesai minum Rei ngasih sampahnya ke Arkan, si Arkan terima-terima aja dikasih sampah, lelaki itu menyimpannya kembali di tas.
"Tas gua mana?" tanya Rei pada Arkan.
"Lah ini daritadi gua pegang apa? Batu nisan?" Rei menatap tangan kiri Abangnya itu, ternyata benar itu tasnya.
"Santai aja dong anjing, orang gak liat juga."
"Siap, salah lagi."
Rei beranjak dari ranjangnya lalu meregangkan badannya ke kanan dan ke kiri, Arkan tetap diam melihat setiap pergerakan Rei, pandangannya tak lepas sedikitpun.
"Gua colok juga mata lu, ya, udah balik yok. Pengen mandi gua, nih badan rasanya remuk semua anjir." Rei berjalan mendahului Arkan, lelaki jangkung itu mengikuti langkah lelaki manis di depannya dari belakang, matanya menatap lekat pinggang ramping Rei yang tercetak jelas menerawang dari baju putihnya.
"Kurangin ngomong kasarnya, Rei."
"Bodoamat, semakin dilarang semakin gacor." Rei mengangkat sudut bibirnya, memasang wajah tengil andalannya. Sementara Arkan tetap dengan wajah lempengnya.
"Satu kali ngomong kasar, satu kali kiss." peringatnya.
"Dih, najis. Ciuman aja lu sana sama aspal."
Arkan mempercepat langkahnya menyusul Rei, dengan cepat bibir mereka berdua menempel, tidak ada lumatan, hanya ciuman sekilas. Namun hal itu mampu membuat wajah Rei merah seperti tomat.
"Belegug anying! Kita di sekolah bego, kalo ada yang ngeliat gimana?!"
"Makanya kalo gua bilangin, nurut."
"Dilarang ngatur kalo bukan donatur!"
"Nurut sekali apa susahnya?"
Rei mengangkat jari tengahnya tepat di depan wajah Arkan. "Gak mau."
Setelah mendapat jawaban itu dari Rei, Arkan berjalan pergi meninggalkan Rei. Lelaki itu pergi menuju parkiran, menaiki motor gagahnya.
"Dih, baperan. Tunggu woi!" Rei berlari ke tempat Arkan lalu naik ke jok belakang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Brother Or Boyfriend [BL]
Teen FictionSeorang Abang yang terobsesi dengan Adik laki-lakinya. Sama seperti Siscon, namun, bedanya mereka berjenis kelamin yang sama. Lika-liku yang penuh kecemburuan, ada aja yang menguji kesabaran seorang Brocon akut ini. Penasaran? Langsung baca sekarang...