Bab 3

1.4K 124 18
                                    

“Sakit!!,”

Leehan menjerit, berusaha mendorong tubuh Taesan. Tubuhnya berteriak antara kesakitan dan keinginan untuk dipenuhi gairahnya. Sebutir air mata menetes dari sudut matanya, sisa-sisa dari kesadarannya yang tertinggal. Taesan mendesakkan dirinya sedalam mungkin, akhirnya berhasil menembus penghalang itu, mengabaikan jeritan kesakitan Leehan.

Ketika akhirnya jeritan Leehan mereda. Taesan mengangkat kepalanya, dan mengecup lembut bibir Leehan yang terbuka dan terengah-engah.

“Setelah ini…. Aku akan mengajarkanmu bagaimana memuaskanku,” ucapan itu menggema di dalam ruangan, bagaikan janji dari sang kegelapan.

Dan Leehan, sudah benar-benar kehilangan kesadarannya, tubuhnya menggeliat merasakan kenikmatan yang menggelenyar ketika rasa sakit itu akhirnya menghilang. Berganti dengan kenikmatan panas yang membagikan gelenyar menyiksa ke seluruh tubuhnya.

Taesan merasakan gerakan pinggul Leehan, merasakan denyutannya yang menggenggam panas tubuhnya, yang tertanam jauh di dalam tubuh Leehan. Mendesak dengan berani, menarik Taesan lebih dan lebih dekat lagi.
Taesan menggertakkan gigi, menahan diri, membiarkan Leehan menggerakkan pinggulnya, mencari kenikmatannya sendiri dengan sesuka hati.

Dan tidak butuh waktu lama ketika akhirnya anak itu mencapai pemenuhan kepuasannya,
“Oh… oh … Astaga…,” Leehan memejamkan mata ketika kenikmatan itu meledak dan membanjiri tubuhnya dengan rasa panas yang tak tertahankan.

Dan walaupun Taesan bisa memperpanjang kenikmatannya sendiri, pemandangan akan orgasme Leehan dan denyutan Leehan yang meremas dirinya, jauh di dalam sana, membuatnya tidak bisa menahan diri lagi. Detik itu pula, Taesan meledakkan gairahnya bergabung dengan Leehan dalam gairah yang melemahkan.

***

Entah apa yang membuat Leehan terbangun dari tidurnya yang lelap, rasa sakit yang aneh di badannya, ataukah cahaya terang yang mendadak muncul entah dari mana. Leehan membuka matanya. Sekilas pandangannya terasa kabur, dan dia mencoba untuk memfokuskan dirinya.

Kamar itu, dengan nuansa putih yang feminim….

Kilasan-kilasan ingatan berkelebat di benaknya, dia masih di sekap di sini, di dalam kamar di rumah Taesan yang jahat.  Dengan panik Leehan terduduk dari ranjangnya, dan selimutnya melorot hampir jatuh menutupi dadanya.

Melorot? Leehan menundukkan kepalanya, dan menyadari kalau dia telanjang bulat di balik selimutnya, apa yang…..

“Selamat Pagi”

Suara maskulin itu terdengar dekat sekali dan Leehan menolehkan kepalanya kaget, Pemandangan di hadapannya membuat jantungnya bergejolak. Taesan ada di sana, di ranjangnya, mereka ada dalam selimut yang sama, dan menilik kepada selimut Taesan yang hampir saja melorot di pinggulnya, mereka sama-sama telanjang!

Leehan masih terperangah menatap pemandangan di depannya. Taesan berbaring dengan angkuhnya, jelas-jelas telanjang bulat di balik selimutnya, dan menatapnya dengan tatapan berhasrat yang memiliki. Dengan panik Leehan menarik selimutnya hampir untuk menutupi seluruh badannya, tetapi gerakannya itu malahan membuat selimut Taesan melorot dan hampir memperlihatkan kejantanannya. Dengan malu Leehan memalingkan kepalanya dan disambut dengan senyuman jahat Taesan.

Keberanian dan kemarahan Leehan langsung muncul ketika menyadari rasa pedih di antara kedua pahanya. Lelaki ini memperkosanya! Entah apa yang terjadi semalam, Leehan tidak ingat sama sekali. Tapi yang pasti, dia sudah dinodai oleh iblis berhati kejam ini.

“Kau sungguh iblis yang tidak bermoral, mengambil keuntungan dari seseorang yang sangat membencimu!,” desis Leehan menahan marah, masih tidak mau menatap Taesan.

Sleep With The Devil | Gongfourz ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang