Bab 14

1K 94 34
                                    

Kalo ada typo atau nama yang belum diganti mohon ditandai biar langsung dikoreksi
-
-
-
-
-





“Aku masih punya satu syarat lagi,” Leehan tanpa sadar melangkah menjauhi Taesan, “Aku ingin tinggal di kamar putih yang dulu… kau.. euhhhh bisa mengunjungiku kalau kau perlu sesuatu…”

“Cukup! Sekarang giliranku memberikan pengaturan untuk pernikahan kita!,”

kesabaran Taesan tampaknya sudah habis, lelaki itu meraih pinggang Leehan dan merapatkan di tubuhnya membuat Leehan merasakan tubuh Taesan yang mengeras di sana.

“Kau rasakan itu?,” Taesan menatap Leehan, marah sekaligus bergairah, “Aku berniat untuk menjadikanmu pasanganku yang sesungguhnya. Bukan kekasih yang kukunjungi jika aku perlu bercinta,” Jemari Taesan menuruni sisi lengan Leehan dengan sensual dan kemudian berhenti di dadanya, meremasnya lembut, “Dan jika kita melakukan itu, kita tidak akan tidur di kamar yang terpisah!”

Hening.

“Kenapa? Kau tidak suka dengan syarat dariku?,” Taesan terus menekan dada Leehan dengan posesif. Leehan adalah suaminya, sekarang dia harus menerima seluruh dirinya, tidak lagi berusaha menentangnya sekehendak hatinya. Pilihannya adalah mereka menjadi pasangan atau tidak sama sekali.

“Jika kau tidak menyukainya, lebih baik kita berhenti di sini sekarang juga,” sambil berusaha menahan keposesifannya, Taesan memperlembut tuntutannya, “Malam ini cukup sampai di sini kalau kau tidak siap”

Satu-satunya yang mendesak saat ini adalah tubuhnya yang berhasrat, tetapi Taesan masih mampu mengendalikannya jika Leehan tidak mau melanjutkan. Lelaki ini telah menunjukkan keberanian besar dengan mengemukakan persyaratannya di depan Taesan dan Taesan menghargainya, dan karena itu ia bersedia memberikan waktu sebanyak yang diinginkan Leehan.

Leehan hanya terdiam di sana, menatap Taesan dengan tatapan kosong. Astaga, apa sebenarnya yang ada di dalam kepala mungil itu? Leehan pasti sudah larut dalam persepsi dan pemikirannya sendiri. Apalagi setelah dia mengetahui kisah tentang Natasha.

Taesan sendiri tidak bisa menjelaskan perasaannya. Memang pada mulanya, dia menginginkan Leehan karena kemiripannya dengan Natasha. Tetapi sekarang, dia merasa Tuhan telah memberikannya kesempatan kedua, dalam wujud lelaki yang sangat mirip dengan Natasha. Tidak, dia tidak pernah membayangkan Natasha. Tidak lagi. Setelah malam-malam kelam yang menghancurkan hati, yang dia lalui karena kematian Natasha dulu, Natasha telah berubah menjadi bayang samar yang kadang hadir dalam bentuk kenangan masa lalu yang indah. Taesan bahkan sudah berhasil tidak memikirkan Natasha lagi sejak bertahun-tahun lalu.

Leehan terasa… berbeda… tetapi bagaimana dia menjelaskannya kepada Leehan? Lelaki itu tidak akan percaya bahwa gairah yang meluap-luap ini memang murni untuk dirinya. Taesan menyadari bahwa ia menginginkan pernikahan yang nyata, bersama Leehan.
Leehan bagaikan malaikat yang menariknya dari kegelapan. Hatinya yang kelam telah tersentuh secercah Matahari sejak kehadiran Leehan. Dan Taesan tidak ingin melepaskannya.

“Baiklah,” suara pelan terdengar dari bibir Leehan, terdengar enggan seolah-olah Leehan tidak benar-benar setuju dengan dominasi Taesan dalam hubungan ini. Dan itu membuat Taesan senang, seorang pasangan yang selalu setuju dengan pendapat pasangannya yang lain sama sekali tidak menyenangkan. Di dalam kehidupan pernikahan yang nyata, terdapat banyak ketidaksepakatan, sebanyak kasih sayang, tawa, maupun kesetiaan.

Taesan tersenyum dan menatap Leehan dengan penuh bergairah.

“Apakah kau sudah siap untukku Leehan?,” jemari Taesan mengusap ujung puting Leehan dengan lembut.

Sleep With The Devil | Gongfourz ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang