2. jalan♡

27 18 1
                                    

Pada akhirnya
aku tetap mencari dirimu
di orang baru.

♡♡

Sorry for typo!!
♡Happy reading♡

****************

Malam semakin larut, namun aku masih sanggup membuka mata dan setia menunggu notif dari dia. ketika waktu mulai menunjukkan pukul 21.30 wib, akhirnya aku mendapat sebuah pesan dari seseorang yang aku tunggu-tunggu sedari tadi.

Melihat nama yang tertera pada notifikasi tersebut, membuat jantungku berdetak tidak karuan. Apakah dia akan menyatakan perasaannya? Apakah pesan itu adalah pesan yang aku inginkan selama ini? Ah, aku bener-benar tak tahu akan segila apa jika itu benar-benat terjadi. Bahkan, aku tak bisa membayangkannya.

RAFKA : kamu belum tidur? Kalau belum aku ingin bilang sesuatu.

TASYA : tentang apa??

RAFKA : kamu mau ga jdi pacar ak?

TOLONG!! Rasanya aku ingin melayang karena kegirangan, sungguh inilah yang aku tunggu-tunggun dari sebulan yang lalu. Walaupun hanya lewat chatingan karena dia sedang berada di luar pulau. Namun tak apa karna aku tetap bahagia.

TASYA : lo beneran? Gue ga suka ya bercandanya kek gini.

RAFKA : aku ga bercandaa, ini beneran aku suka sama kamu.

RAFKA : mau ga?


****************

"KYAAA!!"

"kesambet lo? Dari tadi teriak-teriak ga jelas," cibir Dara

"Ke rumah sakit jiwa yuk, mungkin lo udah gila," ucap Dara sambil menarik tangan ku.

"Apa sihh, gue masih waras kok"

"Waras?? Ga deh keknya." Dara geleng-geleng kepala melihat ku yang sedari tadi bertingkah tidak karuan karena kesenangan, untung saja sedang jamkos.

"Sopan kah bicara seperti itu kepada bini Rafka," ucapku memasang muka centil, itu sudah biasa terjadi.

"UDAH JADIAN?!!" Dara tiba-tiba teriak karena penasaran

"Ud-"

"Alahh, Rafka anak si itu? Idihh cuman kebantu harta orang tua aja bangga," ucap salah satu murid yang datang tiba-tiba entah dari mana.

"WAHH ANJING!!"

"HEH!! ortu dia kerja ya buat anaknya lah ya kali buat anak tetangga, kenapa? Ortu lo ga mampu ya? Aduhh kasian,"
Ucapku sambil memukul meja di depan orang itu.

"Minimal kalo ga ganteng mulut jangan lemes lahh, lo laki atau cewek sih? Oh iya gue lupa lo kan bencong soalnya mulut lo itu ga cocok buat seorang laki-laki."

percayalah emosiku sudah tak tertahankan lagi dan inilah akibatnya.
Saat aku emosih, aku tak memikirkan perasaan orang tersebut seperti apa, aku tau jikalau ucapanku barusan keterlaluan tapi siapa peduli? Lagian dia duluan yang mulai jadi itu bukan salahku.

"anjirr mulut Tasya kalo lagi marah emang ga ada lawan," ujar Dara sambil mengangkat jempolnya.

"HEH!! Ada apa ini ribut-ribut? Udah duduk ditempatnya masing-masing kita mau mulai belajaran" sahut ibu guru yang baru saja masuk ke kelas.


****************


KRING!!

Yes!! Itu adalah bunyi bel istirahan yang di tunggu-tunggu semua murid pastinya, aku dan Dara memutuskan untuk pergi ke kantin dari jalan belakang saja dikarenakan jalan utama dipenuhi oleh kakak-kakak kelas yang menutup akses ke arah kantin.

Setelah kami selesai membeli makanan dan hendak pergi dari kantin melewati jalan belakang. Namun, ditengah jalan aku bertemu seseorang yang amat sangat aku benci dan ku hindari walaupun dia mantanku sendiri.

Jujur saja aku menyesal pernah berpacaran dengannya, mungkin bukan aku saja yang merasa seperti itu tetapi dia juga, stupid !! Bisakah waktu di ulang? Kumohon .... tapi ya sudahlah nasi sudah menjadi bubur.

"Minggir," ucapnya dingin dengan tatapan sinis itu, tapi tak apa karna aku juga menatapnya lebih lebih lebih sinis.

"Jalan luas bangsat," jawabku santai dengan tangan yang masih setia memegangi makanan yang baru saja ku beli dengan Dara.

Dia pergi begitu saja karena tak ingin memperpanjang masalah, syukurlah dia tidak keras kepala dan aku bisa menahan emosi supaya tidak memaki-makinya.

"Sebenci itu kah lo dengan Regi?" tanya Dara, kami masih di jalan menuju kelas di lantai 2, sepanjang jalan kami hanya mengobrol ringan dan tak mengungkin kejadian beberapa menit yang lalu itu, tapi kenapa tiba-tiba Dara menanyakan pertanyaan itu? Sint!!

"BANGET!" Jawabku dengan memasang muka malas, untungnya Dara peka alhasil ia tak menanyakan persoalan itu lagi

****************

RAFKA : aku udah balik ke jakarta, mau ketemuan ga?

TASYA : beneran? Kalo gitu ayo, mau di mana?

RAFKA : aku jemput kamu aja nanti juga kamu bakalan tau

TASYA : JANGAN!!

bukan tampa alasan, hanya saja aku takut ibu dan ayahku akan marah, aku itu anak strict parents yang tentu saja selalu di kekang dan tidak boleh keluyuran sembarangan apalagi bersama laki-laki.

RAFKA : lohh, kenapa?

TASYA : nanti dimarah ortu aku

RAFKA : udah tenang aja, nanti aku minta izin baik² ok??

TASYA : walaupunn pokoknya jangan dehh, udah kamu shareloc aja alamatnya nanti kita ketemuan di sana aja.

RAFKA : ok dehh

Lebih baik seperti ini dari pada aku melihatnya di smackdown kakakku.

"Ok sekarang pikirin gimana caranya biar di izinin keluar," pikirku, selang beberapa menit aku menemukan ide yang amat sangat cermelang, akupun mengabari Dara karena ia masuk dalam rencanaku.

TASYA : DARA!!
P
P
tolongin gue pliss

DARA : apa anjayy?

TASYA : nanti lo ikut gue ke mall ya? Soalnya rafka ngajak ketemuan. supaya ga ketauan alasannya pergi bareng lo.

DARA : ok ok, apapun demi kamu cinta kyuu🥰😭

TASYA : aww😍

Setelah mengirim pesan tersebut, akupun segera bersiap-siap untuk pergi bersama Dara, maksudku Rafka.

****************

Sekarang, kami sedang berada di mall. sedang memutari mall, berbelanja, bermain wahana ku lakukan semua bersama Rafka.
Sedangkan Dara? Ia memilih untuk pergi sendiri supaya tidak mengganggu kami.

Hari ini begitu menyenangkan, pikirku sebelum aku melihatnya bersama yang lain. mata kami tak sengaja saling bertatapan, percayalah itu menyakitkan.

Mengapa aku merasa paling tersakiti? Padahal akulah yang menyakiti, entalah akupun tak paham.
Aku memperhatikan aktivitas mereka sampai aku lupa bahwa ada Rafka yang sedang bersamaku saat ini.

Pikiranku saat ini hanya berisikan tentang dua orang tersebut, betapa beruntungnya wanita itu sampai bisa memiliki hatimu yang beku, Agung.


★~BERSAMBUNG~★

AMERTA DI PROSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang