Chapter 5

600 70 49
                                    

Dering ponsel membangunkan tidur Junjie. Ia melihat pesan itu dan seketika ia terlonjak bangun melihat siapa pengirimnya.

[Ayah]
“Jika kau ingin berguna untukku. Lakukan ini”

Junjie menatap lekat pada kalimat yang terlihat fi layar. Jantungnya berdebar sedikit cemas. Apa ia mampu memenuhi keinginan ayahnya. Apa setelah ini ia akan diakui oleh ayahnya?

Junjie menutup layar ponsel dan termenung memikirkan pesan yang ayahnya kirimkan. Jam terus berdenting di tengah malam menemani Junjie di kesunyian. Ia menghela nafas lalu mengubur kepalanya diantara lipatan tanganya yang berada dibatas lutut. Kepalanya menjadi berat dan berdenyut memikirkan itu.

Apa aku bisa mengkhianati Alphaku?

(Dia menyakitimu dengan parah tapi kamu masih ragu ketika akan mengkhianatinya? Terbuat dari apa hatimu?)

Junjie terus menanyakan itu pada dirinya hingga pagi menjelang. Matanya kelelahan dan memerah karena kurangnya tidur.

Pintu di ketuk oleh kepala pelayan, itu adalah jam sarapan pagi dan seperti biasa makanan itu sangat mewah di sajikan di meja kecil dekat jendela. Perasaan ini seperti burung yang dikurung di sangkar emas. Sangat mewah namun terkekang.

"Tuan muda bagaimana memar anda?"

"Sudah lebih baik. Salep yang anda berikan sangat membantu. Dari mana anda mendapatkannya?"

"Itu di berikan oleh tuan Xia. Dia melihat memar di wajah anda dan menyuruh saya memberikannya pada anda"

"Xia Zhiguang? Anda pasti bercanda" Junjie berkata kata main menganggap itu mustahil meski hatinya sedikit tersentuh mendengar itu

"Saya bersungguh sungguh. Dan tuan Xia juga yang menyuruh anda untuk pergi ke taman"

"Itu... Bagaimana mungkin? Kenapa dia melakukan itu?" Junjie bertanya pada kepala pelayan juga pada dirinya sendiri

"Saya tidak tahu. Saya tak bisa menebak apa yang tuan pikirkan"

Junjie termenung sesaat sebelum menyuruh semua pelayan keluar. Ia ingin sendiri memikirkan hal ini.

Junjie menyentuh dadanya yang tiba tiba saja berdebar kencang karena perhatian kecil dari suaminya. Bahkan setelah semua yang terjadi ia tetap tersentuh oleh kebaikan kecil ini.  Apa hatinya memang begitu murah atau karena ini Xia Zhiguang?

Pada sore harinya Junjie membuat makan malam, ia memaksa pada kepala pelayan untuk sekali ini saja karena ia ingin mengucapkan terimakasih pada Zhiguang. Meski dengan perasaan was was, kepala pelayan tetap mengijinkan dengan syarat memasuki kamar setelah selesai dan ketika dia selesai Zhiguang baru saja memasuki rumah.

Dengan terburu buru ia melesat pergi dan untungnya rumah itu luas sehingga ia sempat melarikan diri ke kamarnya tanpa berpapasan dengan Zhiguang.

Makanan telah tersaji rapih dengan beberapa hidangan sederhana buatan tangan Junjie. Zhiguang yang turun dari kamarnya menyantap makanannya. Pada suapan pertama gerakan tangan Zhiguang terhenti membuat pelayan di sana waspada. Apa rasanya aneh atau ada yang salah dengan makanannya? Mereka ketakutan menunduk dalam.

"Siapa yang membuat ini?" Suaranya datar tanpa emosi

"Tuan, apa ada yang salah dengan makanannya?" Kepala pelayan mendekat bertanya dengan perasaan ragu juga takut.

"Tidak. Ini enak" ucapnya ringan melanjutkan acara makanannya

Semua pelayan bernafas lega, terasa seperti lepas dari maut. Begitu juga kepala pelayan yang merasa sedikit senang mendengar itu.

我的命运 || GuangJie (Omegavers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang