Chapter 8

286 51 55
                                    

Junjie telah mendengar semua pengaturan dari Xia Zhiguang untuknya dan ia mengerti, sedikit rasa syukur di hatinya karena ia tidak sebajingan itu. Namun, tetap saja Zhiguang tak bisa di anggap baik juga. Intinya Huang Junjie hanya akan hidup baik untuk anak yang berada dalam kandungnya.

Pukul 10 siang semua orang tengah sibuk bekerja dan beberapa pelayan hanya sedikit yang berlalu lalang di ruang tamu dan lantai atas, itu sebabnya Junjie selalu santai dan keluar halaman pada saat itu hanya untuk sedikit berolahraga agar tubuhnya tidak terlalu lemah.

Seperti biasa Junjie akan mengambil cemilan yang sudah di sediakan kepala pelayan sebelum jalan-jalannya ke taman. Raut bahagia tercetak jelas di wajahnya bahkan tersenyum lembut sambil bersenandung lemah.

"Keluar?"

Suara berat dan magnetis yang ia kenal menghentikan langkahnya, senyum di bibirnya membeku ia mengangkat kepalanya menatap kosong sesaat pada sosok di depannya. Xia Zhiguang mendongak di bawah tangga menatap Junjie tanpa ekspresi. Di tatap oleh mata hitam miliknya Junjie langsung tersadar dan gelagapan hendak berbalik namun di hentikan oleh suara magnetis itu lagi.

".. Maafkan aku. Ku pikir kamu sudah berangkat.. Aku akan keluar nanti.. Aku tidak akan mengganggumu-"

"Diam" Zhiguang mengerut dalam di antara alisnya dengan suara tegas dan dalam "Turunlah. Aku hanya akan mengambil berkas yang tertinggal" sambungnya namun entah di sadari atau tidak nadanya berubah lebih halus dan santai

Junjie cukup tercengang namun tak ada waktu untuk mengatur ekspresinya, ia dengan cepat melangkah turun karena tidak ingin membuat Zhiguang kehilangan kesabarannya lagi padanya. Terlalu panik dan terburu-buru Junjie menginjak ujung anak tangga membuat ia tersandung dan siap meluncur ke bawah tangga dan membenturkan kepalanya. Bersiap menghadapi rasa sakit Junjie menutup matanya dengan pasrah. Namun, rasa sakit itu tidak kunjung datang malah sebuah tangan kokoh menahan perutnya lalu menariknya mendekat dan melingkari pinggangnya dengan kuat.

"Sangat ceroboh" suara itu datang dari atas kepalanya. Junjie mendongak mendapati Zhiguang memiringkan kepala menatapnya yang kini Junjie bersandar di bahunya tengah memeluk lengannya dengan erat. Wajahnya penuh ketakutan dan nafasnya memburu.

Zhiguang membantu Junjie mengatur pijakannya sebelum melepaskan tangan dari tubuhnya dan Junjie juga langsung melepaskan pelukannya pada lengan penuh otot milik Zhiguang. Merasa malu, kesal takut juga syukur di saat bersamaan menunduk dalam bersiap di ceramahi atau di maki.

"Hati-hati" tanpa menunggu tanggapan Junjie Zhiguang langsung naik ke atas meninggalkan Junjie yang kebingungan menatap punggungnya

"..."

Mendengar langkah kaki yang menjauh Zhiguang menghentikan langkahnya lalu berbalik menatap tubuh Junjie yang semakin menjauh lalu beralih ke tangannya yang masih gemetar efek keterkejutan di tangga barusan.

Dalam benaknya ia sempat memliki pikiran yang enggan dia akui. Zhiguang tersenyum mencela dirinya lalu berbalik ke arah kamarnya

Untuk sesaat Ia sangat ketakutan melihat tubuh itu akan meluncur ke bawah dan terluka

🥃🥃

Setelah kejadian di tangga Zhiguang sedikit lebih sering pulang setidaknya untuk makan malam dan tanpa sengaja di siang hari Junjie menemukan Zhiguang tengah duduk di sofa dengan laptop di pangkuannya. Merasa waktu bebasnya berkurang Junjie menghela nafas sedih tapi tak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya melangkah seringan mungkin agar tidak mengganggu Zhiguang.

Sekretaris yang setia berdiri di belakangnya melirik Junjie sekilas lalu fokusnya kembali pada bosnya. Matanya menatap bingung jemari Zhiguang yang tiba-tiba saja berhenti mengetik lalu mengintip mata sang bos secara diam-diam. Ujung bibirnya berkedut karena mendapati bos angkuh dan dingin itu ternyata dari balik kacamata beningnya ia melirik istrinya dari ekor matanya . Tampak seolah fokus pada layar laptop tapi nyatanya matanya berkeliaran di sekeliling Junjie.

我的命运 || GuangJie (Omegavers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang